Chapter 7 : "Dilemma", Part 1

149 8 0
                                    

"Jika itu yang kau mau pergilah! Aku akan menunggu di sini! Bawalah senter itu ma!"

"Bodoh, Siapa juga yang ingin memberikannya kepadamu?" Ujarnya, lalu berlalu memasuki pintu tersebut.

"Hati-hati!"

Beberapa menit kemudian, aku menyadari itu adalah keputusan yang bodoh untuk menunggunya di sini. Jujur, aku takut pada kegelapan. Lebih baik aku masuk ke tempat itu dan mengalahkan beberapa makhluk jalang itu daripada aku kegelapan. Kini aku berdiam diri di tumpukan kardus ini sambil mengawasi sekitar. Kupikir aku akan aman disini karena bau tubuhku tertutupi oleh bau kardus-kardus ini.

Selama beberapa saat aku tidak mendengarkan suara apapun; selain suara jangkrik dan angin yang berhembus di sela-sela jendela yang bertralis. Berkali-kali bulu kudukku merinding karena aku tidak tahu apa yang ada di sekitarku; aku juga takut hantu. Mungkin hampir semua orang yang memiliki phobia tempat gelap akan memiliki ketakutan yang sama denganku. Menurutku akan lebih baik jika makhluk-makhluk jalang itu menyerang namun lampu menyala sehingga aku dapat melihat muka busuknya.

*Blip*

Muncul bercak lampu 5 watt dari arah pintu!

Sejenak aku berpikir apakah itu Tama atau bukan. Namun, Tama menggunakan senter dengan lampu berwarna putih, hampir seperti bola, bukannya berwarna kuning.

Pintu mulai membuka sedikit demi sedikit. Ternyata itu memang bukan Tama, tetapi seorang pria yang tentu saja tidak kukenal. Ia mengenakan kemeja dengan rompi berwarna krem sambil membawa petromax kantong entah isinya apa. Lalu ia berjalan ke arah depan pintu lalu berlalu melewati lorong yang tadi kulewati.

Aku penasaran apa yang dikerjakan pria itu dibawah. Apakah sebenernya eksperimen tersebut masih berlangsung? atau apakah mereka adalah korban yang selamat seperti aku dan Tama?

Aku mulai mengangkat kardus-kardus yang berada diatasku lalu keluar dari gundukan kardus tersebut. Pada kegelapan malam yang pekat seperti itu kau pasti akan merasakan bulu kudukmu terus-menerus berdiri, lalu kau tidak akan menyadari betapa dinginnya malam itu karena kau terus mengeluarkan keringat.

Dengan perlahan aku menuju pintu tempat Tama tadi masuk. Aku masih ragu akankah aku masuk atau tidak. Jika ya, dan ada keadaan darurat di dalam, terbuang percuma semua usahaku; aku tidak dapat bertemu kedua orangtuaku kembali. Lebih baik aku gugur saja sejak awal.

Ah... Aku tidak berani masuk kedalam! Lebih baik aku kembali ke tempat asalku bersembunyi tadi.

*Klek!*

Rupanya pria yang barusan keluar dari pintu ini akan kembali!

Dengan terkaget aku membuka pintu itu, masuk kedalamnya lalu berjalan cepat sambil mencari tempat bersembunyi. Rupanya ruangan ini cukup terang karena adanya lampu petromax yang menggantung di atap. Sejenak aku merasakan akhirnya aku dapat melihat sekitar dengan jelas. Namun...

*Drap...Drap...Drap...*

Aku mendengar langkah kaki!

Aku mempercepat langkahku sambil melihat sekitar, lalu berniat memasuki sebuah ruangan yang tidak jelas karena tidak ada keterangan dipintunya. Setelah kubuka pintunya.... ah rupanya kosong. Ruangan ini kupikir berukuran sekitar 4x4 meter, dengan sebuah tempat tidur, wastafel dan kamar mandi yang ditutupi triplek. Aku juga melihat ada sebuah buku yang tidak tertata rapi diatas tempat tidurnya. Disitu tertulis "How to Become a Succesful Entrepreneur". Kuduga ruangan ini dulunya adalah asrama para karyawan yang bekerja di laboratorium ini.

Ruangannya sangat pengap karena tidak adanya ventilasi atau exhaust fan, aku tidak tidak kuat berlama-lama disini. Aku duduk diatas tempat tidur ini sambil membaca buku yang kutemukan diatas tempat tidur ini, lalu membacanya.

ah! Muncul secarik kertas dari buku tersebut dengan tulisan "Obyek 23. Terkontaminasi.". Aku tidak tahu harus berbuat apa, bulu kudukku mulai berdiri.

Tiba-tiba sesuatu menyentuh kakiku!

AAAAHHHH!!!!  

Bersambung~





Deep Dark Fear Stories: Strange BehaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang