Chapter 6: "My Curiosity", Part 2

103 4 0
                                    

Si*l*n! Jadi ini yang terjadi saat semua orang tidak menyadarinya. Kegagalan eksperimen yang sangat fatal hingga membuat suatu provinsi; bahkan sebuah negara dalam bahaya. Aku mengembalikan buku pada Tama sambil melihat sekitar.

"Khalid, apa kau dengar itu?"

"Dengar apa?" Sambil ke ruang awal untuk mengambil cairan eksperimen 28 yang kutemukan.

SFX: "Dor Dor Dor!"

Aku mendengar bunyi senjata dari luar!

"Benar ma, ayo kita pergi sekarang!"

Aku mengintip lewat jendela, lalu suara letupan senjata itu kembali terdengar tetapi yang satu ini lebih dekat. Bodoh pikirku, mereka menembakkan pistolnya dengan sembarang. Apakah mereka tidak tahu suara pistol dapat memanggil makhluk-makhluk itu? Ah terserah mereka.

Tama berjalan di depanku sebagai penunjuk jalan, kami mulai memasuki bagian dalam gedung. Ruangan demi ruangan kami lewati namun belum kami temukan jalan untuk keluar. Jika saja bukan karena atap gedung yang terbuat dari kaca, kami sudah kegelapan disini.

"Hey Tama, apa kau benar-benar mencari pintu keluar? Tidakkah kita hanya berputar di tengah gedung bukannya mencari jalan ke belakang?" Ujarku.

"Tentu saja aku mencoba mencari jalan keluar! Kau diam saja!"

Ugh matahari secara perlahan mulai terbenam, kami kegelapan disini. Jika saja Tama tidak membawa senter, akan berbahaya bagi kami untuk diam di tempat yang tidak jelas seperti ini walaupun pintu utama depan tadi masih terkunci.

"Nah ini dia tempatnya Lid!" Ujar Tama sambil menunjuk pintu yang ada di lantai.

"Bodoh! Jadi kita berputar-putar hanya mencari ini, bukan pintu keluar! Kau sudah bosan hidup huh?"

"Kau terlihat seperti pengecut kau tahu?"

"Siapa yang pengecut! Kita hanya singgah kesini! Tidak ada maksud untuk mencari apapun! Lagipula kita bukannya berpetualang, tapi menuju suatu tempat!"

"Memangnya temp..."

"Coba sini kulihat apa yang ada di tanganmu!" Ujarku sambil mengambil kertas yang ada di tangannya.

Itu peta.

Jadi ia membawaku berputar dari sore hari tadi hingga maghrib hanya untuk mencari pintu ini. Apa maksud Tama? Memang di dalam peta gedung tersebut tergambar jelas adanya pintu di bawah lantai untuk turun. Namun tidak ada penjelasan ada apa saja di lantai bawah. Jika aku tahu akan begini biar aku saja yang jadi penunjuk jalannya.

"Jadi kau punya peta. TAPI MENGAPA KAU TIDAK MEMBERI TAHU AKU!"

"Bodoh Lid jangan keras-keras! Kau ingin makhluk-makhluk itu mendatangi kita?"

"Kenapa huh? Kau bertingkah seperti pengecut sekarang. Apa kau takut mat..."

Belum saja aku menyelesaikan omonganku, Tama membekap mulutku dengan tangannya. Badanku meronta agar aku dapat terlepas darinya. Aku tidak tahu apakah ia memiliki niatan buruk kepadaku..

"Begini. Jika kau terus berbicara dengan suara lantang, kita akan mati sia-sia. Namun, jika kita buka pintu itu, lalu mati, yang kau katakan, di dalam, maka kita akan mati mencoba. Mati Syahid bukan?"

Lalu secara perlahan ia mulai menurunkan tangannya dari mulutku, lalu mundur kebelakang. Dengan cepat, aku mengangkat pundaknya kearah tembok tempat ia membekapku tadi.

"Syahid dari mana? Jelas-jelas ini hanya kebodohanmu ingin masuk ke dalam pintu itu. Tetap saja akan mati sia-sia."

"Baiklah! Begini. Jika kau tidak mau ikut. Kau tunggu disini, kau bisa bersembunyi di sisa kardus-kardus itu. Kau boleh membawa tongkat bisbol ini dan senapan yang sejak tadi kau pegang. Jika 1 jam aku tidak keluar, tinggalkan aku. Bagaimana?"

Ah bodohnya Tama. Aku bahkan tidak tahu; jika aku ikut aku akan bertemu makhluk apa, begitupun jika aku tinggal disini.

Bersambung~



Deep Dark Fear Stories: Strange BehaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang