Sepertinya aku pernah melihat seseorang dengan gelang berwarna merah di pergelangan tangan kirinya. Oh aku ingat!
"Tama, apa itu kau?" Aku bertanya kepadanya.
"A***** kau lid, kau memukulku dengan sangat kencang seakan-akan aku ini makhluk itu. YA! Ini Tama!"
Benar dugaanku, ia teman kuliahku Tama. Aku ingat ia mengekos di daerah Cibiru sebelum hal ini terjadi, ia berasal dari Yogyakarta.
"Ah maaf ma, Saya gak sengaja. Memangnya tidak ada cara menyapa yang lebih baik selain menodongkan pistol kearahku?" Ujarku sambil mendekatinya
"Bantu aku!"
Sambil memegang lengannya aku mengangkatnya dengan perlahan. Saat itu aku melihat sayatan di kaki kirinya; oh mungkin memang sebelum aku memukulnya juga ia memang sudah cedera terlebih dahulu.
"Sialan. Sudah lama tidak bertemu, kau malah melayangkan tanganmu itu padaku." Omelnya
"Aku sudah meminta maaf kepadamu. Tidak cukupkah dengan sekali meminta maaf?"
GRRRR
"..... Ayo kita pergi dari sini! Makhluk-makhluk itu kembali bangun!"
"Oh dasar s*al*n! Ayo! Aku tidak ingin menjadi makan malam mereka!"
S*al! Hanya ada semak-semak di depan. Aku berbelok kearah kanan sambil membopong temanku ini. Ia terus memegang mata bagian kiri sambil memejamkan matanya. Aku kebingungan. Suara itu semakin lama semakin mendekat. Aku mempercepat langkahku....
Oh tidak. Saat kusibakkan rumput alang-alang di depan yang sudah meninggi, aku melihat ada beberapa makhluk; mungkin 7, yang tidak kuketahui. Bentuknya sangat aneh. Makhluk-makhluk ini terlihat sedang memakan sesuatu. Aku tidak yakin apa yang sedang dimakan oleh mereka; entah manusia, hewan atau apapun, itu tidak mengeluarkan darah seperti biasa.
"Bodoh!" Ujar Tama sambil berbisik
"Kenapa kau tidak melewati semak-semak itu?"
"Bodoh apanya? Semak-semak itu jelas hanya mengarah ke sawah atau rawa. Aku tidak mau memasukinya!" Balasku
"Bodohmu kumat! Aku suruh kesana ya kesana! Tidakkah kau berpikir aku menyembunyikan sesuatu disana?"
"Apa yang kau maks.... Oh... baiklah"
Sambil tertawa kecil, aku kembali mengambil jalan memutar dengan perlahan agar makhluk-makhluk itu tidak dapat mendengarku.
Saat aku memasuki tempat itu....
AH! Banyak sekali pejalan di tempat ini. Dengan sigap Tama melepaskan dirinya dari badanku lalu memukul hampir semua pejalan itu dengan tangannya, sebagian lagi aku yang membereskan. Aku tidak tahu tempat yang dibilang Tama dengan "menyembunyikan sesuatu".
"Kemarilah! Bantu aku membawa tubuh mereka keluar dari semak-semak tadi. Kita aman di sana!"
Aku maju ke depan mayat para pejalan. Yikes menjijikan sekali, liur terus keluar dari mulut mereka. Liur mereka mungkin memang berwarna biru, namun anehnya darah mereka tetap berwarna merah.
"ggghhhh"
*BUK*
Aku melemparkan makhluk itu kembali ke bawah, ternyata makhluk itu belum mati. Makhluk-makhluk itu hanya seperti sementara beristirahat. Aku ayunkan gagang senapan yang kubawa ke kepala dari makhluk itu.
"Hey Khalid! Jangan bunuh makhluk-makhluk itu, biarkan mereka seperti itu. Mereka tidak akan memakanmu bagaimanapun juga!" Ujar Tama
Aku terdiam. Tanpa menjawab perkataannya aku menempelkan kembali senapan yang telah kupersiapkan untuk memukul kembali ke punggungku, lalu mengangkat makhluk-makhluk yang mengeluarkan suara yang sedikit mengerikan itu dan membuangnya ke tempat pembuangan yang Tama suruh.
Begitulah kisahku. Kini aku hanya bisa menyambung hidup lewat perburuan barang yang aku dan Tama lakukan. Perburuan disini tentu saja maksudku adalah menjarah took makanan dan mencari makanan yang masih diluar tanggal kadaluarsa, kebanyakan kaleng. Makhluk-makhluk itu semakin hari semakin ganas, aku hanya dapat melihatnya tanpa menyerangnya. Itu akan menjadi resiko jika memaksakan menyerang mereka, karena mereka bergerombol.
Dapatkah kalian bayangkan hidupku saat ini? Ya, seperti yang kubilang sebelumnya; takut, sedih, sedikit senang, namun lebih banyak kesedihan yang kurasakan, terutama karena aku belum menemukan orang tuaku.
End of Chapter 4: "One Friend For Life"

KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Dark Fear Stories: Strange Behavior
Ciencia FicciónBangun di pagi hari akan terasa menyenangkan jika kita dikelilingi oleh para anggota keluarga. Namun bagiku itu adalah hal yang mustahil, semua telah berubah, anggota keluargaku pergi ke tempat yang belum pasti kutemukan, lalu... makhluk-makhluk ini...