Ugh.... Nyeri sekali leher bagian belakang dan kepalaku.
Aku melihat jam, sekarang sudah pukul 5 sore. Setelah itu aku mengambil wudhu ke kamar mandi untuk shalat Ashar. Aku menghidupkan lampu halaman, lampu kamar mandi, dan lampu ruang tamu karena stop kontaknya terdapat di tempat yang nyaris sama. Kubiarkan dapur gelap, karena memang biasanya seperti itu.
"Ma...?", aku memanggil ibuku dan berandai-andai mengapa aku bisa berakhir tidur di lantai. Namun tidak ada jawaban atas panggilanku. Aku agak heran karena tidak biasanya keluargaku pergi hingga sore. Setelah itu aku berwudhu, menuju mushalla di rumahku, lalu mencoba untuk shalat dengan tenang tanpa gangguan apapun dipikiranku.
Selesai shalat aku berjalan ke kamar.
Oh apa yang telah terjadi disini??
Kamarku sangat berantakan; engsel pintu lepas, speaker dan kursi ada di depan pintu, gitar listrik berada di lantai dan satu lagi... Celenganku hilang.. Mungkin perampok masuk ke rumahku
Aku mencoba mengingat apa yang sebelumnya terjadi dengan bertiduran di tempat tidurku. Rupanya di dalam pikiranku memang ada sesuatu yang mengganjal, namun aku tidak tahu apakah itu. Aku memejamkan mata...
Aku melihat ada bercak warna biru tua seperti tinta di bagian bawah gitarku, lalu suara itu,
"Krek..."
Suara itu memecah kebuntuanku mengingat apa yang terjadi kepadaku. Ah! Terakhir kali yang kuingat, makhluk-apapun-itu memukulku dengan sangat keras hingga aku tidak sadarkan diri. Aku berpikir, jika memang makhluk itu zombie, mengapa ia tidak memakanku?
Lalu aku bangun perlahan dari tempat tidurku sambil melihat sekeliling. Keberadaan makhluk itu adalah satu-satunya pertanyaanku saat ini. Kuambil HPku yang sedang diisi daya; terlihat 3 pesan sms dan 12 missed call disitu. Aku tahu pasti suatu hal yang penting terjadi, tetapi untuk saat ini nyawaku lebih utama. Jadi aku kantongi saja HPnya.
Aku kembali berjalan mengambil kunci motor untuk berjaga-jaga jika hal yang tidak diinginkan terjadi. Setelah itu aku memilih untuk keluar lewat ruang tamu. Sial.. Disana ada makhluk seperti Pak Burhan kemarin, namun ini bukan dia, ini orang lain.
Lebih memilih jalan aman, aku kembali ke belakang. Aku bisa keluar lewat dapur.
Memasuki dapur, aku lupa menghidupkan lampunya, namun biar lah, masih ada sedikit cahaya (remang-remang) disana. Sebelum aku melihat pintu keluar dapur, aku melihat sosok makhluk yang membuatku pingsan tadi.
Huh... semua makhluk jalang ini terus menerorku.
Aku terus berjalan mendekati pintu keluar.
Di kesunyian yang mencekam ini kakiku kembali bergetar. Lalu saat aku memegang gagang pintu dapur tiba-tiba
"Cepat keluar, cepat! Aku tidak dapat menahannya! CEPAT A*****!!"
Makhluk itu dapat berbicara! Mata sebelah kanannya normal, tetapi sebelah kiri matanya penuh dengan warna biru tua.
Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku mempercepat tanganku membuka pintu tersebut.
Sial.. Sial.. Sial.. Tidak ada kunci disana! Sekali lagi aku kembali mati langkah, kali ini aku tidak dapat berbuat apa-apa.
"SUDAH TERLAMBAT SEKARANG, AAARGH!!!!"
Ia memekik seperti itu kearahku dan mengeluarkan tampang psikopat kembali!!!
Aku mencoba mencari suatu barang yang mungkin bisa memukul atau memperlambatnya; celenganku. Aku melihatnya dibawah kursi keluarga. Dengan cekatan aku mengambilnya, lalu bersiap memukulnya.
"GRAH...GRAAAAAAH..." !!!
Makhluk itu menerjang, ia mencoba menjatuhkanku dengan dorongannya.
.
.
Namun ia sedikit terlambat, tanganku lebih dulu melayangkan celengan yang lumayan berat ke kepalanya. Oleh karena itu ia sedikit hilang keseimbangan.
Aku berlari, aku tidak peduli terhadap makhluk sama yang ada di ruang tamu tadi.
Makhluk di ruang tamu itu melihatku berlari. Namun sebelum ia sempat melakukan apapun, tangan kananku menonjok mukanya, hingga kulihat giginya patah, tetapi tidak fatal. Tetap saja tangan ku merasa sakit.
Aku meraih motorku, lalu mencoba menghidupkannya. Aku langsung mencoba menghidupkan secara manual karena kebetulan motorku diparkirkan dalam keadaan standar dua.
Setelah nyala, aku memundurkan motorku, lalu aku mengendarainya keluar perumahan.
Kenyataannya tidak semudah itu, banyak anak kecil dijalan dan aku tidak tahu mereka menjadi makhluk-makhluk itu ataupun tidak. Aku menancap gas, lalu di gang sebelah kiri ada sesuatu yang lari.
.
.
Pertamanya kukira ia adalah korban selamat sepertiku, jadi aku memelankan laju motorku. Setelah aku lihat lebih jelas..
.
.
Nyatanya tidak... Ia sama seperti mereka.
Aku kembali mengencangkan laju motorku. Namun terlambat. Ia memegang pegangan penumpang motorku.
Untungnya aku berhasil melepasnya, ia terseret beberapa meter olehku. Kupikir ia mati.
Tetapi setelah melihat spion motor, ia kembali bangun. Aku sudah tidak peduli itu; yang penting aku melewati pos satpam dengan aman lalu menemukan tempat aman untuk kutempati.
Bersambung~

KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Dark Fear Stories: Strange Behavior
Science FictionBangun di pagi hari akan terasa menyenangkan jika kita dikelilingi oleh para anggota keluarga. Namun bagiku itu adalah hal yang mustahil, semua telah berubah, anggota keluargaku pergi ke tempat yang belum pasti kutemukan, lalu... makhluk-makhluk ini...