Chapter 3: "The Truth", Part 1

128 6 0
                                    

-Waktu yang sama di Jakarta-

"Hei kemari Dok! Bawakan orang ini Morfin!". Perintah salah seorang anggota TNI

"O..o..oke sebentar pak." Balas dokter yang bertugas.

"Sabar Zul! Tahan luka ini, saya mau kembali keluar. Kalau saya terus disini bisa-bisa makhluk-makhluk sialan itu bisa masuk ke tenda pengungsian!"

"U..Ugh baiklah. Kau bisa pergi sekarang, biarkan dokter yang merawatku." Balas Zulkarnain, teman Ahmad anggota TNI tadi.

Setelah itu Ahmad berlalu keluar dengan membawa senapan SSV-nya. Keadaan diluar sangatlah kacau untuk saat ini. Bagaimana tidak, makhluk-mahluk menyeramkan yang kekuatannya hampir setara dengan manusia ini terus mencoba menerobos dan memukul.

Para personil TNI tidak diperbolehkan menembak, karena belum ada perintah langsung dari panglima ataupun presiden. Mereka hanya bisa memukul bila diserang. Ahmad berpikir jika mereka terus bertahan seperti ini mau bagaimanapun akan kalah.

Makhluk-makhluk ini hampir sama seperti para buruh atau mahasiswa yang berdemonstrasi di jalan, hanya saja yang ini semuanya bertekad untuk membunuh atau mencelakai siapapun yang menghalangi jalan mereka. Sudah banyak korban yang berjatuhan dari insiden ini. Tidak hanya anggota TNI, namun warga sipil pun ikut terlibat.

"Hei sudah adakah perintah dari presiden?" Tanya Ahmad kepada Jon, bawahannya.

"Siap! Belum pak! Sementara ini presiden sedang dievakuasi, penyebabnya belum dapat dideteksi oleh profesor manapun!"

"Kalau sempat, usulkan kepada beliau tolong mundurkan pasukan, setidaknya sampai gerbang disana!" Ujar Ahmad sambil menunjuk gerbang istana negara.

"Siap komandan!" balas Jon

Ahmad tidak ingin terlihat ketakutan disini; baik oleh bawahannya maupun temannya. Oleh karena itu ia terus maju dibarisan depan. Kemudian seseorang berteriak...

"AWAS!!! MONSTER BESAR ADA DISINI!"

Seketika itu Ahmad mencoba maju lebih depan lagi ingin melihat seperti apa "monster" yang mereka maksud.

Riuh jeritan terdengar dimana-mana. Barisan pertahanan TNI sudah mulai luntur. Ditambah lagi berita monster yang masuk itu membuat mental semakin merosot. Melihat keadaan seperti ini Ahmad tidak bisa tinggal diam.

"SEMUANYA MUNDUR!!! MUNDUR KE GERBANG! JANGAN BIARKAN ADA YANG MASUK SELAIN WARGA SIPIL DAN PERSONIL!". Begitulah teriakan Ahmad terdengar membahana, ia tidak ingin anak buah atau temannya terkena dampak yang lebih parah .

Semua orang mencoba meloloskan diri dari pegangan makhluk-makhluk ini lalu berlari masuk ke gerbang istana negara walaupun mungkin ada satu-atau-dua orang yang tertinggal dan menjadi korban makhluk tersebut.

"DUK..DUK..DUK..DUK!"

Terdengar suara orang menghentakan kaki ketanah dengan kencang seperti itu.

Di depan gerbang terlihat para "zombie" sudah mulai tenang, tidak agresif seperti tadi. Ahmad menaiki pagar untuk melihat apa yang terjadi.

Sosok yang muncul ini cukup mengagetkan semuanya. Ia melempar makhluk peninju yang tubuhnya notabene lebih kecil seperti melempar tulang ikan. Walaupun lemparannya tidak keras, namun tetap saja jika manusia yang dilempar, pasti akan mengalami minimal patah tulang.

Bersambung~



Deep Dark Fear Stories: Strange BehaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang