Chapter 2: "Much Talk, Ends Hard", Part 3

129 7 0
                                    

Lampu terlihat berkedip tanda akan menyala. Aku kembali mengambil barangku dan siap untuk pergi. Kini aku berbalik...

YA AMPUN!!! Ini sangat mengerikan! Ada makhluk berbentuk seperti belut yang sangat besar! Apakah mereka bermutasi menjadi seperti itu?

Aku mengayunkan tongkatku ke kepalanya. Ia sedikit mundur. Axel pun datang membantu dan langsung memukul-mukul makhluk itu oleh tongkat dengan kedua tangannya. Namun celaka tak dapat dihindar, Axel terjatuh! Dengan sigap aku terus memukul kepalanya dengan tongkat sampai makhluk itu jatuh tak sadarkan diri, mungkin mati.

Sekarang tidak ada cukup waktu mengobrol dengannya. Setelah aku membangunkannya, aku kembali mengangkat keranjang seraya mengajaknya untuk berlari kecil.

Aku memikirkan dimana Sebastian saat ini. Mungkinkah dia mati?

Tidak mungkin seperti itu, dia terlalu kuat untuk mati. Aku terus berlari sampai-sampai aku kaget saat penerjang melompat kearahku...

BUK!

Axel menonjok makhluk itu dengan tangannya. Tongkat terlalu lambat jika digunakan untuk memukul sedekat itu.

"Sudah ketiga kalinya kau ceroboh seperti ini. Kau mau mati?"

"Maaf Kak, tentu tidak."

Obrolan kami seketika berakhir saat penerjang itu kembali bangun. Rupanya ia belum kapok di tinju oleh Axel. Ia kembali berlari dan...

BUK!

Aku menghantam kepalanya seperti bola baseball. Tidak mungkin jika tidak ada gigi yang rontok setelah kupukul barusan. Makhluk itu meludah, meludahkan beberapa gigi dari mulutnya. Namun ada sesuatu yang aneh; Gigi manusia penerjang atau makhluk apalah itu tumbuh kembali!

Agak ngilu melihatnya seperti itu. Dengan sekuat tenaga aku menendang badannya untuk menjatuhkannya kembali. Kali ini dia terlalu kuat, dia hanya mundur beberapa langkah dan kemudian mulai berjalan lagi.

Kali ini Axel yang menjinjing barang bawaan. Ia membiarkanku membawa tongkatnya sambil melawan makhluk itu.

"Hey Khalid! Pukul terus makhluk itu! Jangan biarkan makhluk itu bangun lagi!"

"Oke, saya ngerti kak!"

Kami mendengar raungan di lantai atas sementara aku terus mencoba menjatuhkan si sial** ini. Setelah kupikir makhluk itu sudah tidak dapat bangun lagi, aku langsung mengambil keranjang satunya yang tidak dibawa Axel dan langsung pergi menyusulnya.

"AAAAAHHHHH!!!!!"

Jeritan Axel mengagetkanku yang sedang berlari ini. Aku mendekati suaranya dan.... Ya ampun!

Tangan kirinya dicengkram sangat kuat oleh penerjang yang lain!

Ia sudah mencoba meninju makhluk itu namun tetap saja tidak goyah. Aku menjatuhkan keranjangku lalu aku datang dengan melayangkan tongkat baseballku seperti orang yang sedang tawuran. Kali ini makhluk itu terpental, bersama dengan Axel! Pasti kalian berpikir aku memukul keduanya, tetapi salah, Aku yakin seribu persen hanya memukul penerjang itu.

Axel masih mengerang kesakitan. Rupanya tangan si makhluk ini tidak mau lepas dari Axel. Aku terus memukul makhluk itu dengan tongkat baseballku hingga makhluk itu terkapar lemas, tetapi sekali lagi; tangannya masih mencengkram tangan Axel dengan sangat kuat.

Aku sudah mencoba melepaskan jarinya satu persatu, namun percuma... jari makhluk itu begitu keras hingga tidak dapat digerakkan.

"Sudah... kamu ambil pisau di supermarket bagian dapur-dapur. Kita potong tangan ini." Suruh Axel.

"Oke baiklah, tapi.. bagaimana jika makhluk ini bangun?"

"Makanya cepat! Jangan banyak nanya!"

Tanpa menjawab perkataan Axel aku bergegas pergi kembali ke supermarket itu. Oh sial... Penerjang tadi sudah bangun! Kini ia melihatku seolah-olah aku memegang bola lonjong American football. Ia kembali berlari kearahku dan... hasilnya sudah diketahui bukan? Aku kembali memukulinya dengan tongkat baseball. Aku kembali berjalan perlahan ke daerah peralatan dapur.

"AAAAAAHHHHH! TOLONG AKU KHALID!"

Ah Axel kembali berteriak! Aku berlarisekencang-kencangnya lalu melihat sesuatu yang menjijikan; jika kau pernahmenonton ending Evil Dead, berarti kau tahu saat ini pergelangan tangan Axelsaat ini sedang ditarik hingga hampir lepas dari tangannya!    

Bersambung~


Deep Dark Fear Stories: Strange BehaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang