Selasa, 5 Mei 2015
Aku berjalan menyusuri jalanan yang biasanya ramai dilalui kendaraan, walaupun sekarang sudah tidak. Aku berusaha menenangkan ketakutanku akan diserang oleh penerjang maupun pemukul, namun itu mungkin sia-sia; aku masih ketakutan saat ini. Berkali-kali aku berhenti di jalan hanya karena ada makhluk yang mengikutiku, yang ini memang seperti zombie. Tangannya tidak menjulur kedepan, tetapi jalannya hampir sama seperti zombie. Aku menamainya pejalan. Itu terdengar sama seperti julukan zombie pada the walking dead yang sering kutonton dulu, tetapi makhluk ini terlihat lebih rapi dan bodoh tetapi jika makhluknya seperti itu kunamakan sama saja.
Jika kau mengalami suasana seperti ini kau akan merasakan sedih dan takut, namun ada rasa sedikit senang yang terselubung di dalam hatiku. Aku merasa senang karena aku dapat mengambil barang secara percuma dimanapun aku mau. Seperti saat ini aku menggunakan iphone 6, lalu iPod ada di dalam tasku, lengkap dengan penyimpan daya. Kesedihan dan ketakutan tentunya disebabkan atas kesendirianku di tempat yang tidak aman ini. Mau bagaimanapun rasa senang dibayar lunas dengan kesedihan dan rasa takut yang tak karuan.
Tempat ini memang tak asing, aku bisa mengambil makanan dimanapun aku suka. Tasku kini berisi makanan kaleng dan mie instan serta makanan ringan. Aku dapat membawa barang sebanyak itu karena aku hanya membawa 4 pasang pakaian darurat. Akan kuganti 2 hari sekali jika diperlukan. Mencuci? Aku tidak perlu melakukannya. Terlalu banyak pakaian yang dapat kugunakan dari toko-toko pakaian dibandingkan dengan harus mencuci kembali.
Matahari sudah mulai tidak terlihat, jalan terlihat gelap gulita. Aku melakukan kebiasaanku mencari mushalla untuk shalat lalu mobil untuk tidur. Saat ini tujuanku adalah pergi ke daerah Cipacing untuk mendapatkan senapan angin, seperti yang kubilang, tidak mudah mendapatkan senjata di tempat ini walaupun tempatnya strategis. Kemarin aku menemukan polisi yang sudah menjadi pejalan. Ia tentunya membawa pistol. Saat kukalahkan lalu mengambil pistolnya, ternyata isinya kosong. Rupanya yang dibawa para polisi itu hanyalah pistol "pajangan".
Setelah selesai dengan keperluanku, Aku menaruh barang-barang kedalam mobil sedan civic ini, lalu mencoba untuk merelaksasi badan. Mataku terpejam beberapa menit sebelum terdengar ketukan dikaca mobilku.
"Tok..Tok..Tok.."
"Tok..Tok..Tok.."
Ketukan itu sangat teratur jedanya. Suaranya pun yang pertama sayup-sayup terdengar, kini suaranya seperti orang mengetuk pintu. Aku mulai menaruh curiga. Kubuka penutup mata dan headset yang kupasang di kepala.
"Hei bung! Tolong buka pintunya!" Perintah seorang perempuan diluar.
Aku tidak langsung membukakannya pintu. Aku harus menanyakannya beberapa pertanyaan hingga aku yakin ia bukan seorang wanita seperti di film zombieland yang diperankan amber heard yang berubah menjadi zombie ataupun emma stone yang merupakan seorang pencuri.
Kini aku yakin ia bukan wanita seperti itu. Ia menjanjikanku akan memberi informasi tentang apa yang terjadi disekitar sini.
"Oh baiklah! Cepat masuk! Aku tidak mau melawan makhluk-makhluk itu pada malam hari."
"Kau ini adalah orang yang sangat kasar! Tidak tahu sopan santun!" Balasnya. Menarik juga ini perempuan, bukannya terimakasih malah menyemprotku dengan kata seperti itu.
"Begitu ya? Sudah untung kubukakan pintu untukmu!"
"Sudah untung bagaimana? Info dariku lebih penting darip.... kalau kau tidak mau ya sudah!"
Aku tahu memang perempuan itu sulit diajak berdamai, lebih baik aku mengalah saja.
"Oke maaf 'teh' silahkan masuk."
"Nah begitu. Berikan aku minum!"
Setelah menyeruput minum dan memakan sebagian persediaan makanan, ia menceritakan info yang membuatku cukup tercengang. Aku belum pernah mendengar berita atau cerita seperti itu.
Bersambung~

KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Dark Fear Stories: Strange Behavior
Ciencia FicciónBangun di pagi hari akan terasa menyenangkan jika kita dikelilingi oleh para anggota keluarga. Namun bagiku itu adalah hal yang mustahil, semua telah berubah, anggota keluargaku pergi ke tempat yang belum pasti kutemukan, lalu... makhluk-makhluk ini...