Chapter 3: "The Truth", Part 2

123 7 0
                                    

Ahmad melihat wujud makhluk itu seperti "orang mati yang gendut seperti di film RIPD"; lemak diperutnya bergelayutan, tangan serta kakinya menunjukan otot yang kuat, serta mukanya.. ugh sangat menyeramkan.. mulutnya sudah tidak beraturan dengan lidah menjulur seperti makhluk ini pada umumnya, Lalu matanya.. matanya berwarna biru penuh dengan tajam melihat kearah gerbang. Tangannya membawa cairan bening yang keluar dari mulut. "Yikes... Menjijikan." Gumamnya.

Pasukannya sudah menyiapkan senapan jika terjadi sesuatu, lengkap dengan granat dan RPG. Saat ini pasukan kavaleri belum memperlihatkan akan membantu disini, sehingga tank belum bisa dikerahkan. Pemberian pesanpun tergolong jadul, karena semua sinyal saat ini terputus.

"AAAAAARRRRRGGGGHHHHH!!!"

Makhluk besar itu mengerang diikuti dengan makhluk yang lain. "Mungkinkah makhluk ini yang disebutkan Profesor Asep?" Tanya Ahmad terhadap dirinya sendiri. "Cirinya hampir sama.. kalau begitu akan aku lakukan sesuatu."

"Jo! Cari Jo sekarang!" Perintahnya kepada seseorang.

"Siap! Dan!"

Lalu Ahmad turun dari pagar, dan menyiapkan dua buah granat ditangannya. Serta tidak lupa ia memasang helm dikepalanya. Ia juga menyiapkan senapan SSV.

"Siap Dan! Jo disini!"

"Jo, tolong kau bawa surat ini ke Presiden, dan tolong surat ini kau bawa dahulu dan buka sampai waktunya tepat!" Perintah Ahmad.

Awalnya Jo kebingungan ini surat untuk apa, namun ia teringat sesuatu lalu berkata...

"Siap Dan! Jasa-jasa komandan tidak akan pernah saya lupakan!"

Sambil tersenyum kecil Ahmad bergumam "Hmm.. mengerti juga ini anak."

Lalu Ahmad memberi perintah.

"PASUKAN DEPAN! TEMBAK!", "Pasukan RPG arahkan tembakan ke makhluk besar itu!" Perintah Ahmad.

Makhluk-makhluk yang mereka tembak mulai memperlihatkan kekalahan, namun secara perlahan mereka mulai bangkit kembali. Ahmad terlihat mengernyitkan dahi, heran terhadap makhluk makhluk itu; tidak menggigit, ditembak tidak mati walaupun di kepala seperti zombie pada umumnya.

Karena si Penyebar mulai mendekati tembok itu, Ia mengisyaratkan pasukan RPG. Hal yang terjadi berikutnya tidak terduga; ia keluar dari gerbang, berlari kearah "penyebar", membuka 2 granat, lalu memasukan tangannya bersama dengan granat-granat ke kerongkongan makhluk itu.

Waktu serasa diam setelahnya. Ia terlihat mencoba kembali ke gerbang, tetapi terlambat. Para penerjang dengan kaki yang lincah dan tangan yang besar terlebih dahulu menerjangnya. Ia terjatuh saat orang-orang di dalam gerbang mulai mendengar ledakan yang besar. Organ dalam makhluk penyebar tadi meloncat keluar dari tubuhnya hingga banyak yang mendarat di depan gerbang pertahanan yang dibuat TNI.

Bersambung~


Deep Dark Fear Stories: Strange BehaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang