ELEVEN(A.M.)

44 9 2
                                    

Won't you stay till the A.M?
All my favourites conversation.
Always made in the A.M
- A.M-One Direction.





PAGI terasa begitu hangatnya. Memang benar kata orang, kasur akan lebih nyaman ketika kita terbangun di pagi hari. Dan aku merasakan hal itu. Seakan masih tidak mau terpisah dengan kasur ku yang empuk. Jam menunjukkan pukul lima pagi.

Oh aku benci ini. Bisakah waktu berjalan lambat? Batin Darcy.

Semua terasa begitu cepat dilalui hari ini. Darcy belum melihat batang hidung lelaki itu. Lelaki yang ada di pikiran–nya semalam. Yang sukses membuatnya tidak tidur dengan nyenyak. Yang membuatnya berpikir akan kekhawatiran.

Kelas masih sepi, pantas saja. Ini baru jam enam pagi. Kelas akan dimulai setengah jam lagi. Pagi, ini terasa lebih dingin apalagi Darcy masih sendirian dikelas. Hanya ada sekelompok anak kutu buku yang sudah membaca buku tebal itu pagi-pagi. Cukup, Darcy muak melihatnya.

Satu–persatu anak mulai memasuki kelas. Hingga kelas tidak sesunyi tadi. Sepuluh menit lagi kelas akan dimulai. Yang Darcy khawatirkan mungkin saja terjadi. Ia, menunggu lelaki yang semalam mengantarnya pulang lalu, mengucapkan sesuatu yang aneh. Seakan-akan ia tidak akan menemui Darcy lagi. Senyuman itu. Darcy masih bisa mengingatnya dengan jelas. Terekam di otak Darcy yang selama ini mereka lakukan. Yang selama ini selalu Darcy khawatirkan. Yaitu, Calum mungkin saja meninggalkannya. Tidak terasa waktu melamun Darcy memakan waktu sepuluh menit.

"Hey!" Tepuk seseorang dari bagian samping.

"What?!" Darcy tersentak akan tepukan itu.

"Calm down, baby," yang menepuk malah tersenyum tidak jelas. Siapa lagi kalau bukan Luke.

"Bagaimana kencan mu? Lancar? Hm?" Oh ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan soal kencan kemarin. Batin Darcy.

"Baik, berjalan lancar. Seperti kencan pada umumnya. Aku dan Calum memakan ice cream ditaman bermain sewaktu kami kecil dulu."

"Itu saja? Tidak ada yang lain,?"

"Tidak,"

"Ck, dia tidak romantis sekali. Lalu? Kau bagaimana? Perasaanmu sekarang ? Kau senang,? Pasti lah kau senang. Ini momen yang kau tunggu-tunggu bukan? Hm? Hm?" Dia menanyakan serentetan kata lalu menaik-turunkan alisnya. Luke idiot.

"Biasa saja, tidak berubah."

"Maksudmu? Tidak berubah apa nya?"

"Tidak berubah aku ma-" Kata itu terpotong karena suara bel yang berbunyi.

Dan laki-laki yang Darcy harapkan masih belum muncul. Seakan Darcy tahu bahwa selama ini yang dia takut-kan akan terjadi.

WE (c.h)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang