Your touch, your skin, where do I begin?
No words, can explain, the way i'm missing you.
The night, this emptiness, this hole that i'm inside.
These tears, they tell their own story.
-Sam Smith( Lay Me Down)••••••••••••••••••••••••••••
MUSIM dingin telah tiba, itu berarti sudah memasuki bulan Desember. Aku sudah merasakan salju di sekitaran jalan. Udara dingin mulai menusuk di sekujur tubuhku. Aku mulai memasuki perkarangan rumahku dan sejenak melihat trampolin yang terletak disana. Setiap benda, setiap momen, setiap hal akan terkait dengan Calum. Batinku. Entah, setiap hal akan selalu teringat dengan Calum. Seberapa mau aku menolak, otakku akan mengingatkan memori ketika dia masih disampingku. Dan hati ini selalu ingin mencari keberadaannya. Aku memegang kenop pintu lalu, menurunkannya perlahan dan membukanya. Terlihat Ibu sedang sibuk memasak dengan celemek nya. Lalu, ia menghampiriku sambil mengeringkan tangannya dengan celemeknya itu.
"Sayang, kau mau makan? Ibu memasakkanmu Asparagus kesukaanmu. Kau suka 'kan?" Tanya Ibu dengan mata yang berbinar.
"Ya, tapi, aku harus pergi ke kamar untuk membereskan barangku," kataku.
"Baiklah, cepat ya. Jangan sampai makananmu dingin, sayang."
Aku menaiki anak tangga dengan lesu. Sebenarnya aku akan sangat senang jika, Ibu memasak makanan kesukaanku. Jarang, Ibu mau membuatkanku makanan. Tapi, kondisi ini tidak tepat. Aku merasa apa yang dulu membuatku bahagia, sekarang hanyalah keterpurukan. Aku membuka pintu kamarku. Lalu ku lihat kamarku yang berantakan, bantal guling yang tergeletak di bawah, sisa makanan semalam cemilanku yang masih tertaruh diatas ranjang, buku yang berserakan, komputer yang masih menyala. Itu semua tampak buruk sekali. Aku, tidak pernah seburuk ini. Maksud–ku, aku tidak pernah seberantakan ini karna seseorang. Aku menaruh tas–ku di kursi belajarku. Setelahnya, aku membereskan selimutku dan mengambil cemilanku semalam. Ku ambil guling yang berada di bawah, dan kumatikan komputer yang telah menyala semalaman. Buku yang ku semalam baca pun aku rapihkan kembali ke tempatnya. Saat, aku akan menaruh satu buku terakhir di tempatnya aku mendapatkan sebuah foto. Teringat sesuatu dalam benakku. Aku langsung membuka pintu dengan cepat dan menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Ibu sempat memanggilku tapi, tidak ku gubris. Aku mengharapkan semoga ini terjadi. Sebuah keajaiban, dimana ia akan berada disana. Hanya itu yang kuharapkan darinya.A/n
Ciye double updated. 😏👍
Hayohayo Darcy liat apa ya?
LET'S
VOTE ⭐️
AND
COMMENTS 💁💭
YOU ARE READING
WE (c.h)
FanfictionKetika Darcy Collins memendam rasa kepada seorang Calum Hood yang periang namun, tertutup dalam sesuatu hal yang tidak diketahui Darcy. Semakin lama rasa yang terpendam itu semakin bertumbuh, selama itu juga Calum semakin menjauh. Apa penyebabnya? B...