And if you hurt me.
Well that's ok baby only words bleed.
Inside these pages you just hold me.
And I won't ever let you go.
-Ed Sheeran:Photograph-LUKE duduk disamping bangku ku yang kebetulan kosong. Anak murid yang lain melihatnya kini dengan tatapan yang seperti mengintimidasi. Tapi, tak lama kemudian mereka para wanita mulai melihat Luke dengan tatapan yang sangat ramah. Ralat, mereka melihat Luke seperti sangat tertarik pada Luke. Aku memutar bola mataku menatap para gadis dikelas ku seperti itu. Dia mulai bercerita bagaimana ketika ia pindah ke sini, pindah ke rumah yang tak jauh dari sekolahnya, kakak nya yang bekerja disini, hingga ibunya yang akan mengundang ku untuk ke rumah barunya.
Aku hanya mendengarkan tanpa bisa mencerna apa yang ia katakan di otak ku. Alhasil, aku hanya menganggukan kepala ku. Pikiran ku hanya tertuju pada Calum. Yang sejak daritadi belum kelihatan saat Luke mulai masuk kesini. Lalu, Luke angkat bicara soal Calum. Mungkin ia tahu aku tidak bisa fokus pada ceritanya. Maaf kan aku Luke."Kau mencari Calum bukan?" Dia tersenyum saat menanyakan hal itu.
"Tidak. Aku... Tidak aku tidak mencarinya."elakku yang tidak mau ketahuan mencari Calum.
"Kau terlalu kelihatan. Tadi aku bertemu dengannya. Dia sepertinya berada di kantin. Dia juga yang memberi tahu ku kalau kelas musik disini. Dia terlihat berbeda."
"Kau bertemu dengannya? Jadi tadi dia keluar kelas ? Padahal aku tadi melihatnya bermain gitar di meja nya."
"Ya, seperti itu lah. Bagaimana dengan kalian berdua? Kan sudah ku bilang kau dan Calum itu cocok. Kenapa tidak pacaran saja sih?"
"Kau berbicara apa sih,Luke. Aku harus berapa kali bilang Aku. Tidak. Suka. Dengan. Calum. Titik."
"Oh, jadi begitu."
Tiba-tiba terdengar suara yang sangat ku kenal di belakangku saat aku berbicara dengan Luke. Aku menoleh ke belakang. Terlihat lah Calum dengan tangan kanan nya yang sedang memegang minuman soda. Aku menatapnya kaget. Tapi ia terlihat tertawa. Aku hanya mengernyitkan dahi ku. Apanya yang lucu?
"Wajahmu terlihat lucu sekali. Saat aku menangkap basah mu tadi. Hahahaha" Kata Calum dengan nada mengejek.
"Diam kau,Cal! Aku hanya benci ketika orang menanyakan hal ini kepada ku."
Seketika Calum terdiam. Ia berhenti seketika dari tawanya. Ia menatap ku. Aku merasa bersalah dengan apa yang aku katakan. Oh, Tuhan aku salah apa lagi. Tapi, tak lama Luke membuka suara.
"Hey, aku kan hanya bercanda saja. Tidak usah dipikirkan, guys. Oh iya, Calum bagaimana nanti kalau kau kerumah ku ? Kerumah baru ku yang dekat disini. Kau dan Darcy akan ku antar ke rumah ku. Ibu ku mengundang kalian berdua. Kau mau,Cal?" Luke berbicara panjang lebar. Dan aku hanya terdiam.
"Aku... Aku seperti-" Calum seperti ingin menolak ajakan Luke tetapi, langsung dipotong oleh Luke.
"Tidak aku ingin kalian berdua pergi. Nanti sepulang sekolah aku tunggu kalian di parkiran, okay?" Dengan nada memerintah. Dasar seenaknya saja dia menyuruh orang. Ralat, memaksa.
"Baiklah kalau itu mau mu,bro."
AUTHOR's NOTE:
HELLO. Disini chapter nya dikit ya. Maaf ya. Dichapter selanjutnya nanti ga sependek ini kok :) So, PLEASE. VOTE. AND. COMMENTS. THANK YOU GUYS.
VOUS LISEZ
WE (c.h)
FanfictionKetika Darcy Collins memendam rasa kepada seorang Calum Hood yang periang namun, tertutup dalam sesuatu hal yang tidak diketahui Darcy. Semakin lama rasa yang terpendam itu semakin bertumbuh, selama itu juga Calum semakin menjauh. Apa penyebabnya? B...