FIVE(She Look So Perfect)

121 29 4
                                    

Video: Calum Hood-Mistletoe(cover).



If I showed up with a plane ticket. And a shiny diamond ring with your name on it. Would you wanna run away too? 'Cause all I really want is you.
-She Looks So Perfect-5SOS










TAMAN itu terlihat lebih hijau dari sebelumnya. Banyak orang sekedar duduk atau bersantai di taman tersebut. Di sebelah kanan taman disana banyak anak kecil bermain dengan teman sebaya nya yang di temani oleh orang tua mereka. Karena memang itu tempat bermain anak-anak. Lalu, terlihat lah seorang perempuan kecil sedang mengejar anak laki-laki berambut hitam itu. Perempuan kecil itu dengan muka merah nya. Dan rambut panjang nya yang dikepang dua.
"Hei kau sini! Berani-berani nya kau merusak gambar ku!" Teriak gadis kecil itu ia terlihat seperti kesal dengan teman nya itu.
"Ayolah kau kan bisa menggambar nya lagi." Kata laki-laki itu dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Hei kau sedang apa?" Laki-laki itu bertanya sambil membawa ice cream di tangan kanan nya.
"Kau tidak lihat ? Aku sedang menggambar LAGI karena gambar ku DIRUSAK oleh seseorang yang TIDAK BERTANGGUNG JAWAB." Ia menekankan kata untuk Lagi,Dirusak, dan juga bertanggung jawab. Laki-laki itu tahu ia sedang menyindir dirinya. Ada rasa bersalah ketika ia melihat gadis kecil itu dengan teliti nya menggambar. Tangan kecilnya terlihat lihai memainkan pensil. Lalu, membentuk sebuah gambar yang dibilang cukup bagus. Lama sekali Calum kecil memperhatikan gadis nya itu. Oh tidak dia bukan gadis Calum. Dia.. Dia hanya teman. Teman. Dekat. Yeah. Boleh dibilang mereka cukup dekat sehingga mereka kemana-mana selalu berdua. Satu sekolah. Satu kelas.
"I'm sorry,Darcy. Aku benar tidak sengaja saat aku ingin melihat lalu kau bilang tidak boleh melihatnya lalu aku penasaran. Dan kau menariknya saat aku menarik kertas itu juga. Maaf aku tidak tahu." Kata Calum sambil menundukkan kepala nya.
"Kau tahu apa? Kau tahu aku butuh beberapa jam untuk menggambar. Lalu kau ingin melihat. Dan kenapa aku tidak membolehkan mu untuk melihat? Pasti kau akan mengejek ku lagi. Aku sebal dengan kau Calum! Aku benar-benar marah pada mu!" Gadis kecil itu masih marah dengan nya.
"Lalu apa yang harus aku lakukan? Untuk .. Untuk menebus kesalahanku?" Calum memandang Darcy dengan rasa yang tulus untuk meminta maaf.
Terjadi keheningan yang cukup lama saat itu. Lalu, tidak lama Darcy angkat bicara.
"Aku mau kau membelikan ku ice cream. Tapiiiiiii...... Kau harus beli dengan rasa strawberry,chocolate,vanilla dengan bertumpuk dalam satu cone. Bisa? Dan, jangan lupa untuk topping i want sprinkles. Jangan lupakan itu."
"Hmm susah juga ya pesanan mu yasudah akan ku turuti perintah mu Nona Darcy. Tunggu lah disini." Calum kecil pergi dengan berlari kecil. Untuk membelikan ice cream. Untuk Darcy apapun akan di lakukan sebisanya. Karena ia tidak ingin membuar Darcy kecewa. Walau sesusah apapun permintaan Darcy.

Tahu rasanya saat kau telah belajar semalaman suntuk untuk ulangan besok lalu yang keluar saat ulangan hanyalah soal yang tidak kau pelajari semalam. Beda sekali. Damn. Aku tidak tahu apa yang ada di otak guru ku itu. Dia selalu saja memberi soal yang tidak masuk akal. Maksudku, yang aku pelajari saja tidak ada. Sial sekali guru itu. Tentu saja aku hanya mengumpat dalam hati. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri berharap ada sebuah pencerahan dari teman ku atau sesuatu yang dapat membantu ku saat ini. Please aku sangat butuh jawaban.

Kantin terasa penuh untuk hari ini. Aku mencari meja yang kosong. Semoga saja ada. Ah, akhirnya terlihatlah meja kosong yang terletak di pojokan kantin itu. Lalu, saat aku ingin menduduki tempat itu ternyata seseorang dengan cepat mengambil tempat itu. Lelaki berwarna rambut merah menyala. Badan yang putih. Dengan santainya ia menduduki bangku itu dengan teman nya yang berambut keriting dan mempunyai lesung pipi itu. Aku menghampiri mereka agar mereka mau pindah dan bilang bahwa aku orang pertama yang melihat meja kosong itu.
"Hmm, permisi?" Kata ku dengan sopan.
Laki-laki berambut merah itu menengok ke belakang lalu seperti bertanya dengan alis yang menaik.
"Ya? Kenapa?"
"Maaf tapi, aku lah orang yang pertama melihat meja ini kosong lalu aku ingin menduduki nya tapi kau lebih cepat dari ku. Lagipula juga aku ingin makan. Jadi kalian boleh pindah?" Kataku dengan nada yang kujaga agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
"Oh, kalau begitu kenapa kita tidak gabung saja? Hitung-hitung tanda perkenalan." Kata si teman nya yang berambut keriting itu sambil tersenyum yang memperlihatkan lesung manis nya itu.
"Hmm... Tapi aku-" Pembicaraan ku terpotong ketika Calum memanggil ku dari arah belakang.
"DARCY!" Teriak Calum dari sebrang sana. Sambil menghampiri ku. Bagus pagi ku saat ini sudah hancur. Bagaimana nanti. Ck.

Aku menengok dengan malas karena dia selalu memanggilku dengan teriak-teriak di depan umum seperti ini.
"Apa lagi? Kenapa kau tidak memakai toa saja agar bisa memanggilku? Hah?" Kataku sedikit jengkel. Lalu, ia cengengesan di depanku.
"Maaf aku pikir daripada kau ke tempat lain makanya aku memanggil mu duluan. Hehehe" Calum masih dengan tampang tidak bersalahnya melihat makanan yang ku bawa pakai nampan pada saat mengantri makanan yang antrian nya super duper panjang.
"Tidak, kau tidak boleh makan makananku. Aku sudah lelah. Aku ingin makan." Kata ku dengan nada yang sesinis mungkin. Dan aku duduk bergabung dengan 2 laki-laki aneh itu yang sedari tadi melihat kami berdua dengan bingung. Calum juga ikut bergabung di meja makan. Jadi lah, kami berempat di meja makan ini.
"Hmm hey kita belum perkenalan? Perkenalkan nama ku Ashton. Panggil saja Ash." Laki-laki yang bernama Ashton itu tersenyum untuk kesekian kalinya.
"Dan aku Michael. Michael Clifford. Cukup panggil Mike,Mikey, sesuka mu. Kalau kalian?" Ternyata laki-laki yang ku ketahui bernama Mike ini mempunyai tindikan di alisnya. Bad boy. Aku jadi teringat Luke dengan lip ring nya.
"Aku Darcy. Darcy Collins. Panggil saja Darcy." Aku tersenyum seramah mungkin.
"I'm Calum. Calum Hood. Call me Cal." Katanya singkat. Tapi, masih tersenyum ramah. Huh. Dasar menyebalkan.

"Jadi kalian berteman dari kecil? Woah hebat sekali pertemanan kalian awet ya. Tapi, apa kalian tidak terlibat dalam perasaan? Seperti, kalian jatuh cinta? Hm?" Tanya Ashton dengan panjang lebarnya. Ya kami, maksud ku aku dan Calum menceritakan bahwa kami sudah mengenal dari kecil. Jujur, pertanyaan Ash sangat amat dalam. Tentu saja dalam hati aku mengiyakan tetapi, realita nya aku hanya diam. Suasana menjadi canggung. Awkward. Calum juga hanya diam saja. Tidak menjawab apapun.
"Mungkin mereka masih masih malu Ash. Anak remaja. Penuh drama." Katanya sambil melahap kentang goreng yang kedua kalinya. Aku baru mengetahui bahwa mereka berbeda satu tahun dengan kami. Jadi, otomatis mereka senior.
"Hmm... Aku ada kelas. Sepertinya akan dimulai sebentar lagi. Maaf ya aku duluan. Senang berkenalan dengan kalian. Bye Ashton and ... And Mike." Aku hampir lupa nama Mike karena dia hanya diam saja sedari tadi. Tepat nya dia hanya makan. Aku hanya tidak ingin membahas perasaan yang ada. Aku hanya ingin menghindari itu. Tiba-tiba Calum sudah ada di belakang ku.
"Hey , kau kenapa?"
"Aku? Aku tidak apa-apa. Memangnya kenapa?" Aku mencoba untuk tidak memperlihatkan kalau aku salah tingkah.
"Kau...., aneh. Apa saat Ash berkata seperti itu lalu kau menghindari nya?"
"Tidak, aku memang ada kelas."
"Yasudah, kalau begitu kelas apa? Bukan kah ini jam istirahat ? Masih 10 menit lagi untuk masuk ke kelas."
"Aku ingin ke perpustakaan. Itu saja."
"Kalau begitu jalannya kenapa ke arah kanan? Kan perpustakaan di arah kiri? Kau kenapa? Aneh sekali."
Sial aku bodoh. Memang bodoh. Apa yang aku lakukan. Ini jelas sekali kalau aku menghindari pertanyaan itu. Aku hanya diam saja. Aku tidak tahu harus kemana. Sungguh, aku pusing dengan keadaan seperti ini.
"Kau, menyukai ku tidak?" Tanya Calum tiba-tiba dan membuat ku berhenti berjalan menatapi mata cokelat itu lagi lebih dalam. Aku tidak bisa berbohong aku jatuh dalam pesona nya sekarang. Tapi, cepat-cepat ku tepis semua yang ada. Ini tidak boleh. Tidak boleh terjadi.
"Apa? Aku menyukaimu? Tidak kah kau bermimpi? Yang benar saja Calum. Kita ini hanya teman. Tidak lebih. Ah ya, mungkin teman dari kecil hingga sekarang. Jadi-" Omonganku terpotong saat mendengar suara bel berbunyi. Syukurlah aku hanya membalikkan badan ku dan pergi dengan sekilat mungkin agar tidak salah tingkah di depan Calum.

Calum terlihat bingung dengan apa yang terjadi sekarang. Ia hanya menundukkan kepalanya sedari tadi saat akan memasuki kelas. Ia tidak mengerti, mengapa Darcy aneh sekali hari ini. Calum memang bodoh. Kenapa juga bertanya seperti itu. Darcy benar mereka hanya teman dekat. Tidak lebih. Walaupun Calum sebenarnya ingin.. Ah tidak. Calum selalu berbicara kepada Darcy agar mereka tidak akan terlibat dalam urusan cinta. Karena jika mereka putus nanti mereka pasti akan menjadi jauh. Tapi, jika takdir Tuhan berkata lain. Calum siap. Calum siap menerima konsekuensi nya. Calum siap melindungi Darcy kapan, dan dimanapun. Tapi, pertanyaan nya adalah apa cinta harus sesakit ini ?








AUTHOR's NOTE:
HOLLA! Akhirnya Chapter lima selesai jugaaaaa. Hmm jadi dari kemarin gua liat vote untuk cerita ini kurang. Apa ga bagus ya? Nanti diperbaikin lagi deh. Atau ngebosenin? Karena ini pertama kalinya gua bikin cerita. Tolong komen yaa. Tapi,tolong vote minimal 10 gua lanjut deh. Soalnya males gitu kalo ceritanya kurang vote. Sorry ya. Hehehe.
With love,
xxonmymindxx.

04/12/2015.

WE (c.h)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant