Lee, Calum, Chrissy dan Michael terus berlari. Mereka hampir tak menemukan para penjaga berseragam CIA. Sampai langkah mereka berhenti di persimpangan lorong. Bunyi tembakan bersahutan terdengar samar, derap langkah kaki cepat mengikuti di belakang mereka saat ini. Gedung ini sepertinya sedang diserang. Suara tembakan itu makin jelas terdengar, Lee berbalik.
'Kita harus segera menghubungi kantor pusat untuk tahu final mission.' Calum berbicara pelan.
Lee bersandar di dinding putih. Pikirannya terpecah, menghubungi kantor pusat-mendapat final mission-menyelesaikan misi hanya bersama mereka yang tersisa.
'Kita harus temukan Harry dan Chloe dulu.' sahut Chrissy lirih.
'Chriss ! sadarlah ! kita hanya membuang waktu kalau mencari mereka berdua. Aku tak yakin mereka berdua bisa mencapai gedung ini. Aku bahkan tak yakin kalau mereka masih hidup.' sahut Calum.
'Apa misi ini lebih penting dari teman-temanmu ? kau ingin segera keluar dari tempat sialan ini, kami semua juga ingin keluar. Harry dan Chloe juga pasti ingin keluar. Dari awal kita sepakat untuk mati bersama, kecuali kau ingin ku tembak mati dan ke surga sendirian !' bentak Chrissy.
Bruuk !
'Rose !' seru Lee yang setengah berlari ke arah belakang Michael.
Calum menatap tak percaya, Michael dan Chrissy ikut berbalik. Rose dengan jubah putih yang menutupi dirinya sampai ke lutut, bagian lengan yang robek menampakkan bekas sayatan pisau, wajah yang babak belur penuh memar dan lecet, rambut yang berantakan, kedua lututnya yang berdarah, betis kirinya yang menampakkan lecet seperti bekas sabetan. Lee menyandarkan Rose ke dinding, agen CIA yang melindungi mereka selama pelatihan sampai mereka terpisah di kapal itu kini dalam keadaan setengah sadar.
'Apa yang terjadi padamu ?' tanya Lee.
Rose hanya merintih, setiap kata yang ingin ia ucapkan selalu keluar dari mulutnya dalam bentuk erangan dan rintihan sakit. sekujur tubuhnya merasakan nyeri yang hebat saat ini.
'Rose, bicaralah.' Calum mendekat.
Rose mengulurkan tangannya dengan susah payah. Jam tangan yang digenggam Rose, Lee mengambilnya. LED di sudut layar jam itu berkedip merah, sementara jarum jamnya sudah tidak bergerak lagi. Calum ingat, kalau jam itu memiliki penangkal gelombang magnetik dan alat pelacak yang tertanam. Calum merebut jamnya dari tangan Lee dan menekan semua tombol yang menempel pada jam itu dan tombol yang biasanya digunakan untuk mengatur jarum jam itu ditarik oleh Calum - LED merah yang berkedip disudut jam kini mati.
'Apa maksudnya ?' tanya Michael menatap jam tangan yang kini mati.
'Rose, aku mohon bertahan dan bicaralah.' ucap Lee.
Suara tembakan, pecahan kaca dan teriakan terdengar keras di ujung lorong. Michael dan Chrissy saling pandang, bertukar pikiran dan kemudian bersiaga dengan launcher mereka.
'Aku dan Chrissy pergi duluan, kalian berdua cari informasi dari Rose. Kami mengikuti suara bising tembakan itu, aku yakin sesuatu terjadi disana.' ucap Michael yang kemudian pergi tanpa menunggu Lee mengiyakan.
Chrissy dan Michael menghilang di persimpangan lorong. Keduanya mengambil lorong bagian kiri dan terus mempertajam pendengaran mereka. Berjalan cepat tapi hati-hati dan terus mengarahkan launcher mereka ke segala arah. Suara tembakan yang bersahutan itu makin terdengar keras, keduanya kembali sampai di persimpangan lorong dan sangat jelas kalau tembakan-tembakan itu berasal dari lorong sebelah kiri. Michael dan Chrissy berhenti sebentar.
'Tetaplah berdiri di belakangku.'
Hanya itu yang diucapkan Michael sebelum mereka berjalan ke lorong sebelah kiri. Keduanya menyipitkan mata, beberapa detik sampai akhirnya menyadari kalau pintu ruangan di ujung lorong terbuka, dua orang pria dan wanita berdiri di depan pintu, kemudian seorang pria dengan mantel abu-abu mengacungkan launcher ke arah pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
211 [BOOK ONE OF 211 SERIES]
AdventureBeberapa chapter di private untuk menghindari plagiarisme. *Cerita masih dalam tahap revisi. ••• Hanya ada dua pilihan. kalian ingin tetap melanjutkan misi ini, atau berhenti dan membiarkan area itu jadi misteri ? -The X Team- ••• RAY-REBLUE PRES...