Chapter 5

4.8K 872 13
                                    

'Guys ! Sebaiknya kalian bersiap. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, tapi sebentar lagi kita akan memasuki zona satu ! Sistem navigasi mulai kacau sekarang.'

Teriakan itu terdengar hingga ke kamar para agent. Calum perlahan membuka matanya, mendengar suara berisik yang lain dan dentingan pintu baja yang dibuka. Kepalanya berdenyut, efek karena terlalu larut berada di luar bersama Rose dan membiarkan angin laut malam menerpa tubuhnya.

'Hei, Cal ! Bangunlah ! Kita harus bersiap.'

Suara Lee membuat Calum mempertajam pendengaran dan pandangan matanya. Rupanya, teman-temannya sudah sibuk dengan senjata mereka masing-masing. Calum bangkit, kepalanya masih berdenyut sakit, cukup membuatnya sempoyongan saat berdiri.

Suara rintik hujan mulai terdengar. Michael segera berlari keluar kamar, melihat keadaan di luar. Langkahnya terhenti di tengah landasan helikopter. Ia berdiri di belakang Zayn. Ia nyaris tak percaya, melihat awan gelap menggulung di langit, rintik hujan turun semakin deras.

'Siapkan perahu ! Kita harus segera --

Dentuman baja terdengar memekakkan telinga setelah kilatan putih menghantam bagian kanan kapal. Telinga Michael berdengung. Hujan turun semakin deras, samar-samar terdengar teriakan Rose di kejauhan. Kabut abu-abu mulai menyelimuti, membuat jarak pandang mereka semakin pendek.

'Mike ! Panggil yang lain keluar ! Cari perahu karet di bagian kiri --

'Aaaaaaaah !' Teriakan Rose memotong ucapan Sam.

Michael berlari, mencari pintu masuk ke kabin kapal, menuju ke kamar para agent. Dentuman baja yang dihantam petir membuat telinganya semakin berdengung, deru suara hujan, gelombang laut dan sambaran petir bercampur jadi suara mengerikan dari luar. Kapal mulai bergoyang ke kanan dan kiri, membuat mereka semua semakin sulit berdiri menyeimbangkan tubuh.

'KELUAR SEKARANG !!!' Teriak Michael sekeras mungkin.

Chloe, Chrissy, Bobby, Harry dan Lee berlari keluar. Michael berbalik sebelum akhirnya menyadari Calum masih di dalam kamar. Ia kembali ke kamar, mendapati Calum yang berpegangan pada tiang ranjang, menyeimbangkan tubuhnya karena goncangan kapal. Michael melihat jelas wajah Calum yang pucat.

'Cepat keluar !' Teriak Michael agar Calum mendengarnya disela-sela suara hujan, gelombang dan petir yang menyambar di luar.

Tepat setelah Calum memasukkan pistolnya ke sarung pistol di pinggang kirinya, Michael menarik lengannya. Mereka berdua menyusuri lorong dan keluar dari kabin kapal. Kabut sudah menutupi semuanya, jarak pandang mereka hanya satu meter. Kapal kembali bergoncang, Michael terpeleset saat kapal tiba-tiba miring ke kanan.

'Mike !' Teriak Calum yang berpegangan pada pintu.

Buukk !

Michael meringis sakit, saat tubuhnya menghantam dinding kapal dari baja. Nafasnya sesak untuk sesaat. Kepalanya berdenyut.

Teriakan perempuan terdengar tepat setelah petir menyambar tepat di tengah landasan heli. Michael tak bisa melihat Calum atau bahkan yang lainnya. Kabut abu-abu benar-benar menghalangi pandangannya saat ini. Teriakan-teriakan kembali terdengar, kali ini tak jauh dari Michael. Kapal masih miring ke kanan, Michael berusaha berdiri dan terus terjatuh menghantam sisi kapal setiap kali berjalan.

'Mike !'

Pandangan Michael kabur, akibat kepalanya menghantam sisi kapal saat jatuh terpeleset. Ada tangan yang menyentuh kedua lengannya, membantunya berdiri. Pandangan Michael kembali normal. Bobby membantunya berjalan. Tubuh Michael terasa nyeri dan sakit.

Kilatan putih tiba-tiba jatuh di depan mereka berdua. Keduanya terpental jauh. Bobby menghantam sebuah pintu baja, Michael kembali menghantam sisi kanan kapal dan kali ini kapal benar-benar miring nyaris 90° ke kanan.

'Owh fuck.' Umpat Bobby saat tubunnya bergelantungan, dengan kedua tangan memegang pintu baja.

'Bobby !' Ia mengenali teriakan itu. Teriakan Chrissy.

Kakinya basah menyentuh air. Bobby melihat kebawah mendapati air sudah menyentuh pergelangan kakinya.

'Shit !' Ia mengayunkan tubuhnya sendiri, menggapai benda apapun yang terdekat agar tidak jatuh ke dalam air.

Teriakan perempuan kembali terdengar, tapi berulang kali tertahan. Ia tak yakin, tapi sepertinya kapal ini benar-benar akan tenggelam.

'Lompat dan menjauh dari kapal ! Semuanya !!!' Itu teriakan Lee. Dia mendengarnya sangat jelas meskipun kabut tebal abu-abu menutupi jarak pandangnya.

Tak ada pilihan lain. Kalau ia terus bergelantungan di pintu kapal, maka ia akan ikut tenggelam bersama kapal. Terkurung di bawah air. Bobby melompat bersamaan dengan suara petir yang menyambar entah di bagian mana. Dinginnya air laut menusuk tubuhnya, Bobby berenang sejauh mungkin dari kapal sebelum tangannya menyentuh seseorang.

'Hei ! Hei !' Teriak Bobby menggapai apapun yang ada di dekatnya.

Bobby menahan nafas sebelum akhirnya memasukkan kepalanya ke dalam air. Mencari siapapun yang ada di dekatnya.

Kemeja biru dongker, rambut yang terlihat agak putih di bagian poni.

Calum. Bobby berenang mendekati Calum yang tubuhnya perlahan turun ke dalam air. Benar saja, Calum tak merespon saat Bobby menarik kedua lengannya dari belakang. Berenang naik ke permukaan.

'Haaah... Cal ! Sadarlah !' Suara Bobby bergetar karena dinginnya air laut. Tubuhnya bahkan sudah mulai gemetar. Hujan masih turun dengan derasnya bersama kilatan petir yang terus menyambar ke sagala arah.

'Menjauh dari kapal !!!' Teriakan Zayn terdengar samar.

Kapal mulai terbalik. Bobby berenang menarik Calum, sejauh mungkin dari kapal. Entah kemana teman-temannya berenang, yang ada di kepalanya sekarang hanya menyelamatkan dirinya dan Calum. Michael bahkan sudah menghilang entah kemana. Bobby terus berenang, sampai gelombang besar mendorongnya semakin jauh. Tubuhnya tenggelam bersamaan dengan gelombang yang terus menggulung. Bobby berusaha menahan tubuh Calum, berusaha berenang ke permukaan. Teriakan orang-orang tak lagi terdengar. Putus asa menyerangnya sekarang. Bayangan teman-temannya yang menghilang membuat tubuhnya seolah tak kuat untuk terus berenang ke permukaan.

Inikah akhirnya ? Kami semua mati dalam gulungan ombak ?

'Guys !'

'Where... are you ?'

***

Gue paling suka part ini waktu nulis. Serasa ikut ngerasain jadi mereka. Bertahan hidup di samudera luas.
Semoga kalian suka guys.
Dan tolong jangan jadi silent readers.
VOMMENT PLEASE :))

211 [BOOK ONE OF 211 SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang