VII. Harry Styles

7.7K 1K 18
                                    

"CHLOE !!!"

Bruuk !

Hollyshit.
Gadis blonde itu sudah gila. Nafasku tertahan selama beberapa detik, rasanya hampir mati. Aku membuka mataku perlahan, kepalaku berdenyut sakit. Terdengar teriakan Lee dan Chrissy yang memanggil nama Bobby, Calum dan Michael. Teriakan mereka berhenti, begitu juga dengan jeritan melengking yang memecahkan telinga tadi. Chloe yang melompat dan menubrukku hingga tubuhku rasanya remuk seperti ini. Gadis itu benar-benar gila.

"Fuck." Umpatku tepat saat Chloe bangun dan mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.

Aku menepis tangan gadis blonde itu dan berdiri sendiri, meskipun kepalaku membuat semuanya jadi terasa berputar.

"Tak ada waktu lagi ! Ayo !" Seru Lee mengingatkan.

Chloe hanya menatapku dengan rasa bersalahnya dan aku tak peduli. Aku berlari paling belakang. Aku harap koper itu tidak jauh lagi. Dua agen CIA itu benar-benar cari mati ! Mereka melatih kami semua dengan latihan yang sangat tak masuk akal seperti ini. Fuck.

Kali ini suara alarm kebakaran berbunyi keras seolah ada pengeras suara raksasa yang tak kasat mata di lapangan ini. Kami semua berhenti berlari, menyapu pandangan ke sekitar dan semua bekas kekacauan, mayat-mayat mahluk aneh itu, semuanya membuat kami terdiam. Alarm kebakaran itu berhenti berbunyi.

"Cepat lari ! Kita harus menemukan koper sialan itu !" Teriak Michael mengingatkan.

Semuanya kembali berlari, tapi aku merasa ada yang janggal. Alarm kebakaran itu berbunyi pasti ada alasannya. Bukan hanya sekadar alarm. Aku berhenti berlari. Merasakan tanah ini kembali bergetar. Kali ini getarannya tidam terlalu keras, hanya saja... suara gemuruh benda yang membentur tembok membuatku berbalik.

"Owh shit !"

Aku menegang. Bola raksasa dari baja dan pecahan-pecahan kaca itu menggelinding ke arah kami semua.

"Bodoh !" Aku ikut berlari saat Chrissy menarik lenganku.

Kami semua berlari semakin kencang saat bola itu mulai mendekat. Bola baja yang penuh dengan pecahan kaca dan rantai-rantai yang entah apa itu.

"Kopernya !" Teriak Lee di depan.

Kami semua berlari semakin kencang. Lee sampai ke tempat koper itu lebih dulu, mengambil kopernya dan mengangkatnya tinggi. Bola itu tak juga berhenti. Aku merebut koper yang dipegang Lee. Aku tak yakin, tapi bola itu tidak berhenti, harusnya latihan ini selesai.

"Ada kodenya !" Seruku semakin panik saat getaran tanah karena bola baja raksasa itu terus menggelinding mendekat.

Aku mulai mengacak semua kode untuk membuka koper ini, tapi hasilnya nihil.

"Cepatlah !" Teriak Calum dan Chrissy bersamaan.

Tak bisa. Tanggal random, angka-angka sembarangan, semua sudah ku coba tapi tidak bisa. Michael tiba-tiba merebut kopernya dariku.

"Delapan angka !" Teriak Michael pada Lee.

"211 !" Teriak Chloe.

Michael memutar kode bagian kanan. Kurang satu angka untuk bagian kanan.

"Satu !" Teriak Bobby.

Tanpa ragu Michael memutar angkanya. Beralih ke bagian kanan.

"21 !" Teriak Chrissy.

Sepuluh. Jurang tadi berbentuk angka satu yang membentang panjang dan bola bajanya...

"Sepuluh !" Teriakku dan Lee bersamaan.

Terdengar bunyi klik dan koper hitam itu terbuka.

"Fuck !"

Michael dan Lee bersamaan melempar benda itu ke bola baja yang sudah dekat. Dalam hitungan detik, suara ledakan terdengar. Kami semua merunduk, menutup telinga. Bau bahan kimia mulai menyeruak. Gemuruh pintu kaca yang di awal tertutup itupun muncul lagi. Suara tepuk tangan terdengar keras. Aku memberanikan diri membuka mata, begitu juga dengan yang lain.

Mata kami membulat tak percaya. Lapangan ini, lapangan rumput ini mengecil. Sekarang luasnya hanya sebesar lapangan bola dan semuanya di lapisi dinding kaca tebal. Memperlihatkan langit yang kegelapan dengan titik-titik kecil tak beraturan. Tempat apa ini sebenarnya ?

"Selamat. Kalian berhasil melewati latihan ini." Ucap Zayn yang sudah mendekat.

"Besok, kalian akan mendapat latihan individu. Bagaimana menembak yang benar, memakai katana, pisau lipat dan bela diri. Kalian akan mendapatkannya. Ada waktu tiga jam sebelum kalian semua harus kembali ke dalam gedung." Jelas Rose yang berbalik. Berjalan ke pintu besar yang membatas gedung dengan lapangan ini. Zayn hanya diam dengan ekspresi datarnya, melangkah pergi mengikuti Rose.

Lapangan rumput ini, terlihat sangat bersih dengan rumput hijau dan tak ada lagi mayat-mayat menjijikkan, mahluk aneh sialan itu. Aku memperhatikan kaca tebal, bening, yang membatas lapangan ini dengan bagian luar yang menampakkan langit hitam bersih dengan titik-titik bintang yang tak beraturan, bersinar terang seolah menjadi lampu untuk setiap malam di bumi.

"Semuanya tidak masuk akal." Calum berbaring di sampingku.

"Aku merasa bodoh sekarang." Sahut Lee kemudian.

"Kadang, kau memang terlihat bodoh." Sahutku sambil terkekeh, pada Lee.

"Setelah menghabiskan lima hari di gedung membosankan itu, akhirnya aku bisa menghirup udara segar. Melihat indahnya malam." Ucap Chloe, dia berbaring di samping Lee yang duduk bersila melihat ke langit.

"Aku benci tempat ini." Michael ikut berbaring di samping Chrissy.

"Tak ada kata lain yang lebih indah ya, Mike ?" Sahut Chrissy sarkas. Gadis itu memang sedikit sensitif ketika Michael bicara.

"Tentu saja ada, nona Amerika. Kau seksi saat melawan monster sialan tadi." Jawab Michael mengerling pada Chrissy dan gadis itu memukul perut Michael. Aku hanya bisa terkekeh melihat tingkah mereka berdua. Tingkah Michael yang memang player.
***

Chapter 7
Gue harap kalian suka. Gue sih ga mengharapkan cerita ini punya vote atau pembaca yg banyak. Gue cm menuangkan semua ide d otak gue k cerita ini. So, enjoy this story guys.

Jangan lupa tinggalkan jejak. VOMMENT :))

211 [BOOK ONE OF 211 SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang