"Kau pikir kami akan percaya pada aksi bodoh kalian ? CIA dibayar untuk melindungi tempat ini selama bertahun-tahun." Agen pria itu mengambil pisau, menempelkannya ke leher agen perempuan sementara pistolnya diarahkan ke kepala Chrissy.
Chrissy memejamkan matanya.
"Selamat bersenang-senang di Neraka."
Dorr ! Dorr ! Dorr !
Bruk !
Dorr ! Dorr !
"Kau baik-baik saja ?" pertanyaan itu membuat Chrissy membuka matanya. Michael tersenyum tipis dan berbalik kemudian.
Dua pria yang menyeretnya sudah tergeletak dengan luka tembak yang bersarang di kepala mereka, sementara pria yang menahan agen perempuan itu mendapat tiga luka tembak.
"Ada satu temanku yang belum sadarkan diri." Lee membiarkan Harry dan Calum masuk ke ruangan dan menyandarkan Bobby ke dinding.
Agen perempuan itu mengambil dua pistol dari pria yang ditembak oleh Lee dan Michael, ia melihat kondisi Bobby, jelas sekali kalau Bobby belum mati hanya saja...
"Kalian hanya membawanya dengan oksigen tambahan, tanpa infus serum kuning, teman kalian itu akan kehilangan ingatannya." jelas agen perempuan itu yang kini berjongkok di samping Bobby, memeriksa keadaannya.
"Biar aku yang mengambil infus serum kuning itu." Harry mengambil pistol dari tumpukan senjata di sudut ruangan.
Chloe setengah berlari menyusul Harry yang kemudian keluar ruangan.
"Apa yang akan kita lakukan dengan orang-orang ini ?" tanya Michael berjalan mondar-mandir di depan orang-orang yang masih terikat, mereka terlihat memelas.
"Ku rasa, kepercayaanku pada mereka sudah hilang." sahut si agen perempuan, "namaku Luna."
"Nama yang cantik." Michael bersandar di lemari kaca sembari memainkan pistolnya.
Mereka menunggu Harry dan Chloe kembali. Chrissy memperhatikan setiap orang yang menatap mereka, seolah memohon untuk dilepaskan dan ikut bersama mereka. Andai saja Chrissy bisa percaya, mungkin mereka semua sudah bisa keluar dari gedung mengerikan ini, hanya saja, melihat apa yang sudah terjadi padanya tadi tentu saja menciutkan rasa percaya yang dipegangnya selama ini terutama pada CIA. Bahkan Bobby juga sudah berubah menjadi monster dalam beberapa jam.
Tak lama Harry dan Chloe kembali, membawa infus serum kuning - Chloe membantu Luna memasangnya pada Bobby. Chrissy memperhatikan Luna, perempuan berambut dirty blonde yang mirip dengan warna rambut Michael itu mengusik pikirannya sejak tadi. Ia belum mempercayai Luna sepenuhnya setelah melihat bagaimana agen pria pertama itu ditembak oleh Michael. Faktanya, agen-agen perempuan FBI masuk dalam kategori agen paling berbahaya dan sangat cerdas - dan CIA sudah terpecah, bisa saja Luna hanya memancing ia dan yang lainnya masuk dalam perangkap busuknya.
"Kita harus segera keluar sebelum Adam dan Profesor Flyke menghilang." Chrissy mengingatkan.
"Tidak semudah itu jika kalian ingin teman kalian ini selamat." sahut Luna yang berdiri dan berbalik menatap Chrissy.
"Kita bisa membawanya sekarang, aku bisa menggendongnya." jawab Chrissy tajam.
"Jika suhu tubuh dan kesadarannya belum normal, kau tak bisa membawanya." jelas Luna.
"Kesadarannya kau bilang ? bagaimana caramu mengukur kesadarannya ?" Chrissy meninggikan suaranya, tak mau kalah.
"Mudah saja. Jika serum dalam selangnya berubah putih, artinya kesadaran temanmu sudah normal." Luna tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
211 [BOOK ONE OF 211 SERIES]
AventureBeberapa chapter di private untuk menghindari plagiarisme. *Cerita masih dalam tahap revisi. ••• Hanya ada dua pilihan. kalian ingin tetap melanjutkan misi ini, atau berhenti dan membiarkan area itu jadi misteri ? -The X Team- ••• RAY-REBLUE PRES...