"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS. Al An'am:59).
***
"Dek Sekar kok buru-buru bangat? " tanya salah seorang wanita paruh baya yang duduk tepat di sebelah Sekar. Dia melilhat Sekar tampak buru-buru melepas jilbabnya dan memasukannya ke dalam tas.
"Iya um, aku buru-buru soalnya mau ketemu seseorang" jawabnya kepada wanita yang biasa di panggil dengan sebutan ummu fatih itu.
" iya, tapi jangan tergesa-gesa gitu dek, nggak baik. Itu sifatnya syetan" nasehat ummu fatih mencoba menenangkan Sekar yang terlihat tegang dan tergesa-gesa. entahlah mau bertemu siapa.
"Iya, syukran nasehatnya um. Insya Allah akan aku ingat"
Berkatanya lalu di susul dengan salam dan cipika-cipiki.Sekar melangkah ke luar dari masjid menuju tempat parkir. dia terus berdoa dalam hati 'semoga akan baik-baik saja'.
Hari ini memang jadwal kajian yang sudah Sekar ikuti kurang hampir dua Tahun, walaupun sering bolos. tapi kajian ini banyak memberikan perubahan pada dirinya, dan yang paling penting dia bisa sering berkumpul dengan orang-orang yang baik yang tentunya akan membawa kebaikan kepada dirinya juga.
Hari ini ustadzah banyak menyinggung masalah takdir, bagaimana kita beriman kepada takdir, baik itu takdir buruk maupun takdir baik.
"Yakinlah ananda sekalian, tidak ada yang terjadi di mukabumi ini tanpa seizin Allah SWT, Apapun itu. bahkan sehelai daun keringpun di hutan belantara sana, dia tidak akan pernah jatuh jika belum Allah kehendaki jatuh" ah sepenggal nasehat dari ustdzah itu terus mengiang-ngiang di kepala Sekar selama perjalanan menuju tempat pertemuannya dengan seseorang itu.
'Ya Allah, tancapkanlah keimanan dalam hatiku untuk meyakini takdir-Mu' doanya lirih, tanpa terasa beberapa bulir air matanya menetes.***
Sekar memarkirkan mobilnya di salah satu restoran setelah 1 jam lebih perjalanan, dia mungkin sedikit telat karena sesekali harus berhadapan dengan macet. Ah semoga orang itu mau memaklumi macetnya jakarta.
Sekar melangkah masuk kedalam restoran lalu melihat seorang laki-laki di pojok ruangan, dia duduk membelakangi pintu masuk restoran, jadi tidak menyadari orang yang dia tunggu telah tiba.
"Assalamualaikum Denis " Denis menoleh dan mendapati Sekar sudah berada di dekatnya
"Cepat, aku tidak punya waktu banyak untuk bicara dengan mu" ketus Denis tanpa menjawab salam dari Sekar, ah lebih tepatnya dia cuman menjawabnya dalam hati.
"Maaf tadi aku kena macet"
"Tidak usaha banyak alasan, duduk! "
Sekar lalu duduk di depan Denis.Setelah meneriman sms dari Sekar beberapa hari yang lalu, Denis lalu minta bertemu dengannya. Entah yang apa mau di sampaikan oleh Denis, Sekar juga sedikit terkejut saat menerima sms balasan dari Denis. Sekar takut jika nanti Denis menolak syaratnya untuk menikah, karena dia sudah tidak tau lagi bagaimana harus menghadapi kakeknya, jika Denis menolak. Itulah yang membuat dia sedikit gugup dan terus berdoa sedari tadi.
dan sekarang di sinilah mereka.
"aku tidak tau apa yang ada di kepalamu sampai SMS tidak masuk akal seperti itu" Denis memulai membuka suara setelah beberapa menit mereka hanya diam-diaman.
"Akukan sudah mengatakan, ini demi Kebahagiaan keluarga kita"
"Huh, Tau apa kamu tentang kebahagiaan" Denis dengan senyum ketusnya"Aku tentunya lebih mengerti kebahagiaan Denis, dari kamu" Sekar berhenti lalu melanjutkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta
Spiritual"apa? Menikah?" "kamu sudah gila?" teriak Denis frustasi "kamu kira aku juga mau menikah dengan mu? Ha?" "lebih baik aku benar-benar gila" balas sekar membara # Menerima mu kembali adalah aib bagi ku. Tapi melepas mu, seperti melepas separuh jiwaku...