Denis PovSetelah melaksankan kewajiban sholat subuh di mushola kompleks aku kembali kerumah dan mendapati istriku sedang terhuyung-huyung jalan menuju dapur. Pintu rumah terbuka sejak aku tinggal tadi jadi pas kembali aku tak mengetok lagi akhirnya dia tidak sadar kedatanganku.
"Sekar" panggil ku
"Astagfirullah" teriaknya terlonjak menghadapa ku
"Ikhhh.... Kamu ngagetin tahu" keluhnya dengan mimik kesal
"Lah, aku cuman memanggil saja tidak berniat mengagetkan" bela ku
"Tau ah!" dia lalu ngeloyor ke dapur
--------
Suasana pagi ini terasa begitu menenangkan, melihat istri yang cantik serta masakan yang yah.... Cukup aku sajalah yang tau rasanya.
"Nasi goreng spesial " ujarnya berjalan menuju tempat ku duduk sambil mengayun-ayunkan sepiring nasi goreng bak koki-koki profesional.
Nasi goreng sepesial dia bilang? Hh! . tiap hari memang spesial, Spesial membuatku mual sepanjang jalan.Dengan cantik sekar lalu menyodorkan ku dengan masakan andalan -satu-satunya- itu.
"Nanti, kamu pulang jam berapa?" tanyanya menongka ke dua telapak tangan pada dagu sembari mengawasiku makan.
" Sore, mungkin" balas ku menikamati nasi goreng 'spesial' istriku itu. Kali ini rasanya.... Hm... Kadar keasinannya sudah sedikit berkurang, good job! Sepertinya kemampuan memasak istriku naik 0,001%.
" hari ini yori kembali dari amerika dia memintaku untuk menjemputnya tapi aku nggk bisa, soalnya jam 10 nanti aku harus isi seminar " sambung ku lagi
"Loh, kok bisa samaan yah den"
"Maksud kamu?"
"Itu, harista, dia juga tiba dari paris hari ini jam 10 juga. Tapi bedanya bukan aku yang jemput tapi sopirnya"
Aku hanya membalas dengan ber "oh"
lalu
diam
Kami saling menabrak pandangan
"Aku pikir pikaran kita sama deh" sahutku kemudian. Sekar tersenyum mengiyakan.
"Oke, nanti aku sms harista kamu juga kasi tahu yori"
Aku mengagguk
"Nanti kita undang mereka makan malam yah" sambungnya lagi, girang.
"Boleh, tapi makanannya kita pesan dari restorant,oke"
"Loh kok pesan. Kan aku bisa masak"
Aku terdiam.
Mati aku.
Sepertinya aku salah berucap.
"Kenapa? Makanan ku tidak lezat ya?" rengeknya dengan tatapan menghakimi
"Bukan, bukan"
"Terus?. Denis aku bisa masak. Mau menu apa? India, arab, eropa, korea semua aku bisa" jawabnya menyebut semua makanan yang tertera di buku resep pemberianku kemarin. Mukanya sudah merah, matanya membulat, ada gumpalan air di pelupuk matanya.
Anfal aku.
"Maksud aku itu sekar, kan kita mau dinner. nah, kamu kan harus tampil cantik jadi makanannya di pesan saja. Nanti kalau kamu masak, siapa yang mau menjamu mereka? Masa aku" ucapku penuh kehati-hatian jangan sampai ada kata yang terpeleset, bisa amblas segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta
Spiritual"apa? Menikah?" "kamu sudah gila?" teriak Denis frustasi "kamu kira aku juga mau menikah dengan mu? Ha?" "lebih baik aku benar-benar gila" balas sekar membara # Menerima mu kembali adalah aib bagi ku. Tapi melepas mu, seperti melepas separuh jiwaku...