Puzzle Masa Lalu 2

133K 6.1K 15
                                    

SMA Harapan Jaya

Waktu berlalu begitu saja meninggalkan cerita-cerita bagi siswa-siswi di SMA Harapan Jaya. Kisah yang mengundang berbagai rasa, baik sedih, senang, duka, ceria, celaka dan berbagai macam rasa lagi.

Kisah-kisah anak manusia yang kelak menggenggam kehidupan dengan kepalan tangan sendiri. Kelak dengan kisah-kisah ini akan memaksa mereka membusungkan dada melewati sepak terjang badai ujian, sendiri.

Kisah yang Mereka rangkai harus seindah mungkin agar kelak bisa dijadikan sebagai dongeng ataupun motivasi untuk penerus sang ayah dan bunda. Pun, jika ada penggalan kisah yang menyayat hati, mereka harus menjadikannya sebagai pelajaran.

***

Hari ini tepat satu bulan menuju ujian Nasional, para siswa kelas 3 sibuk dengan segala aktifitas mereka. Tidak ada kata malas lagi, jam tambahan maupun les tidak boleh ada yang terlewati.
Begitu juga dengan Denis dan Sekar, mereka terpaksa menjaga jarak dulu. Kondisi ini mendukung, karena mereka memang tidak sekelas.

Walaupun jaga jarak, Denis masih sering menanyakan keadaan Sekar kepada Dina. kata Dina, Sekar masih sesekali mual, sakit kepala tapi yang ini sepertinya sudah lebih parah karena Sekar juga pernah pinsan gara-gara sakit kepala. Tapi yang membuat Dina bingung setengah mati adalah Denis hanya sekedar bertanya, jika sudah di jawab oleh Dina, dia hanya mengangguk, senyum, mengucapkan kata 'thanks Dina' lalu pergi. "Dasar manusia dingin" gumam Dina ketika suatu kali Denis menemuinya.

Jujur, Dina juga sangat heran dengan manusia bernama Denis Firmansya itu. pasalnya, Dina tidak pernah melihat raut cemburu sedikitpun di wajah Denis. Ketika melihat Sekar bersama cowok lain Denis biasa-biasa saja. bahkan sempat dia memberanikan diri bertanya kepada Yori sahabat Denis itu

"yor, itu Denis cinta nggak sih sama Sekar?"

"Yah nggak tau, emang gue emaknya harus tau segala tetek bengek si Denis"

"Yah, tapi lu kan sahabatnya"

"Yah walaupun!. Malah gue yang mau nanya sama lu, tu kekar nganggap si Denis pacar nggak sih?, gue liat dia betah bangat bermesraan sama cowok-cowok lain"

"Ya anggaplah. Sekar itu sayang bangat sama Denis tau, sahabat lu aja yang buta"

"Gue nggak percaya"

Lalu percakapan mereka berakhir begitu saja begitu mendengar bel pelajaran selanjutnya di bunyikan.

***
Min 1 Hari UN

"Bunda, Denis balik ke sekolah dulu ya, ada yang ketinggalan"
Denis meminta izin ke bundanya yang sedang mengerjakan sesuatu di ruang tamu
"Cepat balik den, nggak boleh keluyuran"

Denis sudah keluar dari pintu, dia hanya mengarkan perkataan bundanya sayup-sayup. Denis bukan anak yang penurut seperti anak-anak seumurannya yang lain. dia melakukan apa yang ingin dia lakukan, tidak peduli apa akibat dari perbuatannya terhadap orang-orang di sekitarnya. kalimat-kalimat bunda baginya hanyalah wejangan-wejangan 'terlalu khawatir dengan anak' yang baginya tidak harus dituruti. toh dia kan sudah SMA, sudah bisa jaga diri.

Denis berjalan menyusuri lorong sekolah, suara langkah kakinya sangat berisik di dalam gedung yang terlihat sangat sepi itu. Tidak ada siswa maupun pegawai sekolah kecuali Pak Haris satpam sekolah yang tadi dia temui dan beberapa tukang sapu.

para siswa memang lagi diliburkan, katanya sih untuk mensterilkan sekolah, persiapan UN besok.
Denis berjalan dengan memandang sekeliling gedung sekolah yang tinggi menjulang, dengan dinding yang diwarnai cat pucat yaitu krem di padukan dengan kaca-kaca jendela berwarna hijau toska. sekolah ini terdapat banyak koridor, setiap kiridor atau lorong mengarah ke satu jejeran kelas, kelas 1A, 1B dan seterusnya. Begitupula dengan koridor menuju ruang guru, ruang staff, dan lain-lain.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang