Heart Attack

155K 6.6K 286
                                    

"Sekarrr..... Apa yang kau lakukan di kamar sampai berjam-jam, hah? " teriak denis dari lt. 1 rumah mereka. Sudah hampir satu jam denis menunggu sekar sambil duduk di sofa merah, tapi ia tak kunjung muncul.

10 menit kemudian sekar tergopoh-gopoh turun dari atas mengahapiri sang suami yang sudah dongkol.

Denis menatap sebal sekar, tapi yang di tatap malah membalas nyengiran lebar.

"Maaf, jilbabnya model baru jadi cara pasangnya susah " ucap sekar polos membela diri

"Yasudah ayo, dari tadi mama sudah meneror ku, kau berniat membuat mereka semua kelaparan hanya jilbab baru mu itu" oceh denis melangkah lebar menuju pintu

"Yah maaf, " ujar manja sekar membujuk sembari berlari menyamai langkah denis.

denis yang merasa terganggu dengan suara polos nan manja sekar serta merta langsung berbalik meraih tangan sekar, menggandengnya. Sekar langsung terdiam, wajahnya pias tak menyangka hal itu akan terjadi.

"Kita naik mobil ku saja"

Sekar hanya mengagguk tak mampu mengelurkan suara lagi.

------

Denis menginjak pedal gas, mobil Toyota Crown perlahan mulai meninggalakan halaman rumah itu..

kerlap kerlip lampu jalan mengiringi laju mobil mereka, seseksli lampu itu menimpali wajah dua insan itu.

Mobil terus melaju, dengan lihai denis memainkan setri mobil, konsentrasi penuh. sekar menatap lekat ke arah denis seakan ingin menyampaikan sesuatu.

"Apalagi sekarang?" seru denis menyadari dirinya menjadi objek pandangan dari tadi.

Sekar terksiap langsung memonyongkan bibir.

"Denis, boleh minta sesuatu?"

Denis hanya menoleh sekilas pada sekar kemudian kembali konsentrasi pada laju mobil.

"Aku pengen makan jengkol"

Kebiasaan. gerut denis membatin.

"Tapi kita mau kerumah mama sekar, kamukan tau mama sangat melarang mu makan sayur aneh itu"

"Tapi aku lagi pengen bangat. Lagian Kan cuman kamu yang tau" sekar membela diri setengah merengek

"Aku lagi" gumam denis.

"Yah,yah singgah bentaaar aja, di persimpangan jalan situ ada warung yang jual. Sedikiit aja, aku mohon" bujuk sekar seraya memautkan jari telunjuk dan ibu jari saat mengatakan 'sedikit'.

Yah, satu kebiasaan lama sekar di mana hanya denis saja yang tau kalau sekar masih suka mengonsumsinya. Sekar sangat suka jengkol. Tapi, kesukaannya ini sangat di tentang oleh sang mama, pasalnya tak satupun anggota keluarga menyukai sayur aneh itu, di tambah bau sayur itu sangat menyengat. dulu waktu masih di singapur saat sekar melewati masa pemulihannya, denis yang sering memaketkan sayur kutukan -ini menurut denis- itu untuk sekar di sana tentu saja harus diam-diam. Bisa anfal hubungan mereka jika ada anggota keluarga tau denis menjadi agen rahasia jengkol-jengkolan untuk sekar.

***

-Rumah keluarga besar sekar-

"Raja, hati-hati vas oma nanti pecah" mama mira berlari panik menghampiri cucu laki-laki kelebihan tingkah itu, hampir saja dia menjatuhkan vas kesayangan pemberian sekar satu minggu yang lalu.

Keributan di ruang keluarga sudah tak terkendalikan lagi, tawa nyaring, teriakan balas-membalas, pun sesekali suara tangis terdengar dari kurcil-kurcil itu, sudah seprti taman bermain.  Bantal-bantal sofa sudah berterbangan kemana-mana, sampah cemilan berhamburan di sepanjang ruangan besar itu, Bising sekali.
Tapi orang dewasa tak ada yang terusik, seolah suasana itu sudah biasa dan normal.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang