terik matahari bersinar menusuk hingga ke pori-pori, lalu-lalang orang-orang beraktifitas memenuhi trotoar jalan, sesekali terdengar klokson mobil dan motor saling beradu bunyi. sekar melangkah berat menuju halte bus. Hari ini dia tidak bawa mobil karena pak rahman lagi menemani kakek ke Pusat bisnis di bogor, sekar bukan tidak bisa menyetir sendiri cuman saja dia malas menyetir jika macet.Ada sekitar 5 orang duduk di halte itu, 1 wanita paruh baya, 1 anak SD, 1 anak remaja yang sepertinya masih SMP terlihat dari seragam sekolahnya dan 2 lagi laki-laki dewasa. jika di urutkan posis duduk mereka wanita paruh baya, seorang lelaki dewasa, anak SD, anak SMP dan terakhir lelaki dewasa yang lainnya. Tempat duduk itu terlihat sempit, sekar mengurungkan niatnya untuk duduk, padahal dia sudah sangat kelelah, sudah lama dia tidak melakukan aktifitas jalan kaki dari rumah menuju hatle bus, jadi jalan kaki kali ini menguras banyak tenaganya. Sekar memainkan jari-jarinya sambil sesekali berhembus kelelahan, sekar menggoyang-goyangkan kakinya, berhenti, kemudian menggoyangkan lagi. 'Bus lama bangat' dia membatin. Tiba-tiba wanita parus baya itu berdiri dan pergi setelah menerima telfon dari seseorang. Sekar menoleh melihat wanita paruh baya itu berlalu kemudian membuang wajahnya ke tempat yang tadi wanita paruh baya itu duduk. Bangku itu kosong, dia ingin sekali melompat mengisi kekosongan itu, tapi seorang lelaki dewasa yang sepertinya mahasiswa jika di lihat dari penampilannya duduk tepat di sebelah wanita paruh baya tadi. Lelaki itu terlihat alim dengan memakai celana kain, dengan sedikit anak rambut di dagunya alias jenggot, memakai kaca mata dan berwajah teduh. Bagaimana mungkin wanita berhijab duduk berseblahan dengan lelaki alim seperti itu. Sekar meringis.
Bahaya, Sekar sudah sangat kelelahan. Kakinya tidak kuat menopang tubuhnya lagi. Sudah sangat lama dia tidak berdiri selama ini, jika di ingat-ingat terakhir berdiri selama ini ketika dia masih duduk di bangku SMA, saat itu dia di hukum karena menyelamatkan denis. Ah dia lagi. Sekar mengendus kesal. Sekar lalu melirik-melirik tempat duduk itu, kemudia kembali memainkan jari-jarinya.
"Maaf, silahkan duduk di sini" sekar terkejut mendengar ucapan lelaki itu tanpa babibu dia langsung melompat kegirangan duduk . Sepersekian detik kemudian sekar sudah duduk dengan nyaman, tapi langsung menyadari tindakannya tadi sedikit memalukan. lihatlah lelaki yang kini berdiri itu, dia sedang tertawa kecil dalam tunduknya seakan tingkah sekar tadi itu sangat lucu, sekar langsung menoleh ke anak SD yang sekarang berada di sampingnya, anak itu lalu mengangkat jempolnya tersenyum menunjukan gigi ompongnya "tante tandi keren", what??? 'Keren? Apanya keren?' sekar membatin lalu memandang mereka yang lain yang ada di tempat duduk, mereka tertawa? Apa sememalukan itu?.
Sekar tertunduk malu sambil menggumam tak jelas. sekar lalu berfikir jika itu salah lelaki yang tadi, seandainya dia tidak mempersilahkannya duduk mungkin kejadiannya tidak akan se konyol ini.
Sekar mengangkat wajahnya hendak protes kepada lelaki itu tapi bus yang dari tadi di tunggu sudah tiba, dia langsung mengurungkan niatnya tapi berjanji dalam hati kalau hendak protes jika mereka bertemu lagi.***
Denis melirik jam tangan yang melingkari lengannya.
" wanita ini, dia kira cuman dia yang punya kesibukan" gumamnya kesal.
Jus Alpukat yang di pesannya sudah lenyap dari dalam gelas, habis.
Kemarin dia sudan mengirim SMS kepada wanita itu untuk ketemu hari ini, walaupun tanpa balasan tapi denis yakin jika wanita itu mengiyakan, Denis sangat mengenalnya.
Hari ini ada yang harus denis bicarakan dengan wanita itu, perihal pernikahan mereka, walaupun denis sedikit malas untuk bertemu denganya.Sudah seperkian kalinya denis melirik jam tangannya. 2 jam lagi dia ada meeting di kantor sedangkan perjalanan dari cafee ke kantornya bisa memakan waktu 1 jam itupun sesampainya di kantor dia harus mempersiapkan bahan meeting nya sebab tadi pagi dia belum selesai mempersiapkannya. denis berfikir jika wanita itu tidak tiba 5 menit lagi dia akan pergi.
Dia lalu merogoh hp dari kantong bajunya, membuka layarnya dan menekan sebuan kontak, denis mulai mengetik sms. wanita itu harus cepat tiba disini."bolek aku duduk?" suara seorang wanita. denis hanya melirik sekilas, seorang wanita berdiri di sampingnya, dia memakai rok abu-abu. Sepertinya orang salah tempat, batinya. dalam tunduk dia terus melanjutkan sms yang sedang dia ketik.
"maaf ya pak denis firmansya.... " dia tidak mendengar lagi apa lanjutan kalimat wanita itu. Kepala denis langsung mendongak, dia mengenal betul suara itu.
Wanita ini? apa dia sedang terganggu kejiwaannya? itu yang ada di kepala denis saat pertama menatap lurus wanit yang di depannya itu. Matanya menilik wanita itu dari kepala sampai kekaki, tunggu!, kaos kaki? tanya denis dalam bingunnya. lalu mengankat perlahan kembali wajahnya, rok? Jilbab? ini tidak salah?"maaf ya pak, kalau tidak bisa duduk boleh aku pulang?" wanita itu berkata kesal. denis Langsung terkaget dari pertanyaan-pertanyaannya.
"iya duduk"
wanita itu langsung mengambil posisi duduk santai di kursi tanpa perduli dengan kekagetan luar biasa denis.
"hei kamu, tidak sakit kan?"
"sekar, sekar nama ku. maksud kamu aku sakit itu apa?" wanita itu terlihat semakin kesal menjawab pernyataan denis
"cih.... Sejak kapan kamu mau mengenakan pakaian seperti itu?"
"bukan urusan kamu, sudahlah langusung saja ke inti pembicaraan. Ada apa mau bertemu dengan ku?" wanita itu menjawab ketus
"ya Tuhan, Hei kamu harus sadar setelah menjadi istriku nanti kamu akan sering bertemu denga ku, jadi tidak usah berlagak begitu" denis besua sementra wanita itu diam menatap ke arah lain, seakan tak ingin Menanggapi apapun ucapan denis.
"oke, aku langsung saja. Jadi sesuai kontrak yang sudah sah. Aku sudah membeli rumah khusus untuk mu. Jadi setelah menikah kamu lansung pindah ke rumah itu"
wanita mentap denis degan tatapan kaget bercampur Bingung.
"maksud kamu rumah untuk ku?" dia bertanya heran
hei, bukannya sudah tertulis jelas di surat yang beberapa waktu lalu denis tunjukan kepadanya. Oh iya denis hampir lupa wanita itu langsung menandatangani surat itu tanpa membaca terlebih dahulu.
"kamu lupa surat kontrak kita?"
"tidak mau!"
"maksud kamu tidak mau?" suara denis sedikit meninggi
"aku tidak mau tinggal berdua dengan mu di rumah itu, kita harus tinggal di rumah kakek. Itu sudah peraturan keluarga" wanita itu berbicara dengan posisi menoleh ke kanan tidak mau melihat denis. denis sedikit terganggu degan tingkahnya itu.
"ow. ow. siapa bilang aku akan tinggal bersama mu di rumah itu. Haha kamu sepertinya benar-benar tidak membaca surat itu" denis menahan kata-katanya sebentar menghabiskan tawa ringan penuh kemenangannya , lalu melanjutkan lagi ucapannya
"oke biar aku jelaskan. kamu akan tinggal sendiri di rumah itu, aku akan datang jika ada kunjungan kelurga. terus kamu juga akan bertanggung jawab penuh jika aku tidak ada sementara mereka datang, Terserah kamu mau kasih alasan apa. dan masalah aturan konyol keluarga kolemeret mu itu, biar aku yang urus. Siapkan saja keperluan mu. alamatnya akan ku kirim lewat sms, kamu masih punya waktu Sampai besok untuk melihat-lihat rumah itu. kamu mengerti kan?" denis mengakhiri kalimatnya dengan senyum Kemenangan.
Wanita itu masih diam, Denis yakin dia sangat kaget sampi tak bisa berkat apapun, dan itu semakin membuat denis tersenyum senang."baiklah jika tidak ada sanggahan apapun aku harus pergi. sampai ketemu lagi calon ISTRI ku" dengan menekan kata istri denis meraih kunci mobil yang berada di atas meja. kemudian beranjak.
"aku ingin membaca surat itu" posisi denis sudah berjalan sedikit melewati wanita itu tapi langkahnya tertahan dengan suara sedikit terisak wanita itu.
"lusa setelah akad, kamu bahkan boleh tidur degannya" jawab denis datar kemudian berlalu meninggalkan wanita itu. terdengar wanita itu menangis.
Lagi? sudah berapa kali wanita itu menangis setelah bertemu dengannya? tidak capek kah? akh denis tak perduli.TBC.
jika tidak puas, mohon di puas-puaskan saja. hehe
Ini untuk yang sepersekian kali, "maaf jika ada typo dan sedikit absurd" :D
Vote dan komentarnya juseyo :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta
Spiritual"apa? Menikah?" "kamu sudah gila?" teriak Denis frustasi "kamu kira aku juga mau menikah dengan mu? Ha?" "lebih baik aku benar-benar gila" balas sekar membara # Menerima mu kembali adalah aib bagi ku. Tapi melepas mu, seperti melepas separuh jiwaku...