Malam Pertama

185K 6.7K 70
                                    

Sekar tertunduk di atas kasur dengan pakaian yang masih lengkap. dia betul-betul malu dengan kejadian tadi siang. Setelah aksi tiarap bak TNI  kesasar,  Sekar lalu melakukan aksi diam seribu bahasa, makan pun tak mau. Mamanya sudah bolak-balik membujuknya. Padahal tidak ada yang menyalahkan kelakuan konyolnya itu yah di kecualikan om Ferry pamannya yang ditinggal di jepang itu, beliau memang marah besar kemudian kembali menyalahkan orang tua Sekar lagi. Tapi hanya itu. Kakek dan keluarga besar lain pun tak mempermasalahkannya.

Denis melangkah masuk ke kamar tidak memperdulikan Sekar yang berantakan itu. Dia meraih handuk lalu masuk ke kamar mandi.

Sekar melirik sekilas lalu mencibir kesal "katanya nggak mau serumah, sekarang malah enteng-enteng aja sekamar" ucapnya sedikit menggumam

"Aku dengar semua, jangan khwatirkan aku. Urus saja dirimu yang berantakan itu" Denis berteriak dari balik pintu kamar mandi.

Sekar mencibir kembali.

2 hari lagi baru resepsi, keluarga memang sengaja memberi jeda sedikit panjang dengan alasan agar mereka bisa istirahat, awalnya tidak seperti ini cuman saja bunda Denis memberikan pertimbangan lagi mengingat Denis saat ini sedang dalam puncak kesibukan.

Berita buruk untuk Sekar dan Denis adalah mereka harus sekamar selama dua malam di sini. Setelah acara resepsi selesai dilaksanakan barulah mereka dibolehkan pindah ke rumah yang baru.

Tok tok tok

"Denis...  temenin Sekar turun makan. Cepat ya. Semua udah tunggu di bawah loh" suara mama Meneriaki Denis agar mengajak Sekar. Tapi yang diteriaki malah meneriaki yang lain

"Kamu dengar kan? Sana turun" teriaknya dari balik pintu kamar mandi.

30 menit kemudian Denis keluar dari kamar mandi. Hanya menggunakan handuk dan membiarkan dada bidangnya terpampang. Denis melirik Sekar yang masih dalam posisi yang sama. "Ya ampun, wanita ini, apa dia kesurupan" batinya.  Denis lalu berjalan menuju kamar ganti sekaligus lemari pakain kemudian meraih sembarang kaos oblong yang sudah di sediakan oleh keluarga barunya itu. Setelah keluar dari ruang ganti baju Denis kemudian melirik Sekar untuk kesekian kalinya. Posisi duduk yang masih sama, tempat yang masih sama. Jilbab putihnya yang tadi terlihat rapi kini sudah tak berbentuk lagi, dalam posisi tunduk seperti itu wajahnya tak terlihat lagi karena bagian depan jilbabnya sudah melorot menutupi wajahnya.

"Hei, kamu tidak lelah duduk seperti itu"

"Apa peduli mu?"

"Oh... Jadi kamu mau keluarga mu mengetahui segalanya?" Denis sudah mulai kesal dengan wanita itu. Tapi Sekar hanya diam, Posisi tunduk masih sama.
Denis maju beberapa langkah mendekati Sekar. perasaannya tidak enak, bukan apa tapi jika terjadi sesuatu dengannya itu pasti akan merepotkan Denis sementara dia sedang dalam puncak kesibukan.

"Angkat wajah mu" perintah Denis kesal

Sekar masih diam

"Hei angkat wajah mu, punya telinga kan?"

Masih  keukeh diam tak menuruti keinginan Denis. Denis lalu meraih hp sekar yang ada di meja samping tempat tidur. Hp itu Denis gunakan untuk mengangkat wajah sekar, dia tidak mungkin menyentuh sekar menggunakan tangan kosong karena itu akan melanggar kontrak mereka.

Sekar menekan dagunya pada dada membuat Denis kewalahan hanya untuk mengangkat wajahnya saja. Tapi beberapa detik kemudian sepertinya Sekar menyerah dan mau mengangkat wajahnya perlahan.

Tapi-

"Allahu Akbar!"

Hampir saja Denis melempar hp yang di tangannya ke wajah wanita di depannya ini jika dia tidak berfikir cepat kalau wanita di depannya ini adalah cucu kesayangan di rumah ini.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang