Sisa Kepingan Masa Lalu (3)

132K 6K 167
                                    

Ketahuilah manusia hanya berharap dan merencanakan. Tapi, Allah yang menentukan segalanya.
Fatawakkal 'alallah wakafabillahi syahidah

-----
Sekar POV

Setelah berterimakasih pada reina aku langsung mengajak affand ke salah satu cafe paling dekat dengan kami. Dua kantongan besar belanjaan ku tenteng, tidak ada rasa berat samasekali lagi ku rasa. Affand yang mungkin tak sampai hati melihat ku menenteng kantongan yang berat menawarkan diri ingin menolong ku, tapi aku menolak. Rasa penasaran ku sangat menyesakan dadaku, membutaku tak sabar mendapat jawaban, jadi tidak boleh ada jeda sedikitpun, walau hanya berhenti untuk meringankan beban bawaan.

Saat di tiba di cafe aku mulai menodong affand dengan sejuta pertanyaan.

"Sabar mbak, satu-satu" seru affand melihat wajah tak sabaran ku

Cerita di mulai dari pribadi reina dulu. Yang harus memaksa ku menganguk-angguk takjub.

Kepribadian reina memang luar biasa, itu semua bisa terlihat dari sorot matanya tadi, tutur ucapnya, tingkah hingga perlakuannya. Akhlak mulia yang terpancar dari hati.

Lalu affand berlanjut menceritakan bagaimana ia dan suamiku mulai bersahabat. denis awalnya adalah murid dari pakde wahyu paman dari affand yang juga ayah gadis tadi, hanifa. Dari situlah affand dan denis mulai bersahabat, berlanjut hingga denis mulai belajar alquran dari affand dan abahnya, kemudian pertemuannya dengan reina, ta'aruf dan rencana khitbah, sampai pembatalannya. Affand juga menceritakan sakit dan proses penyembuhan reina kepadaku.

aku mendengar dengan saksama, mencatat dengan baik dalam memori fikiran dan batinku.

"Tapi mbak sekar tidak usah khwatir. Kakak saya sudah mengikhlaskan bang denis, yah walaupun tidak bisa di pungkiri jika masih ada rasa di hati kakak saya, mbak pasti mengerti karna mbak juga wanita. tapi, insya Allah kakak saya wanita yang kuat, dia pasti bisa melewati ujian ini dengan baik" tutup affand takjub

Aku menatap affand nanar. Cerita-cerita mengalir tadi, walaupun ada perih di hati, tapi aku menyadari satu hal. Suami ku itu special. Bagaimana mungkin seorang reina wanita luar biasa itu bisa jatuh hati kepadanya jika denis bukan lelaki luar biasa juga. Iya kan?

Trrdd trrdd

Getaran halus muncul dari saku rok A line ku. Aku memasukan tangan meraih hp ku.

2 pesan 1 panggilan tak terjawab, satu dari bunda, satu dari suamiku. Panggilan tak terjawab dari bunda.
Ada rasa teramat kesal melihat nama denis terpampang di layah hp. Dengan berat hati ku geser pesan darinya

<suamiku>

Assalamualaikum.

Sayang kamu sudah di rumah?
Kamu nggk ketemu bunda?
Tadi bunda kerumah tapi katanya kamu nggk ada, terus kamu di telfon nggk di jawab. Aku bilang mungkin kamu masih di jalan. katanya, beliau nitip sesuatu di pos satpam kompleks. Kamu ambil yah sayang.

Jariku beralih pada pesan kudua dari bunda

<bunda>

Sekar, bunda tadi singgah di rumah kamu, tapi nggk ada orang. Kata denis kamu lagi dalam perjalanan pulang. Oh iya, bunda nitip oseng-oseng pepaya untuk denis di pak satpam, dan ada juga jamu untuk kamu, kamu sehat-sehat ya nak, cepat kasi bunda cucu. Bunda sama ayah satu pekan ini lagi ke surabay. Kamu mau oleh-oleh?

Aku menghebuskan nafas, sedikit sesak. Akhir Pesan bunda ini membuat mood ku tambah memburuk.

"Mbak baik-baik saja?" tanya affand padaku, mungkin menyadari perubahan parasku.
Aku tersenyum kaku melihatnya. Lalu menggeleng .

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang