17+
Bagi yang nggak mau baca bisa tunggu sampe chapter selanjutnya :) ;)
** ** **
Mr. Styles terus menciumi tubuhku, mulai dari leher, kemudian turun ke daerah sensitif seperti dada dan perutku. Tubuh atasku sudah tidak ditutupi apa-apa. Sesekali lidahnya bermain di kedua payudaraku, menggigitnya kecil, hingga aku benar-benar dibuat tak berdaya.
Kedua tangannya bergerak, menelusuri tubuhku dengan pola abstrak. Sesekali aku menarik rambutnya dengan kasar saat Ia menemukan daerah sensitifku.
Kini Ia bersiap-siap untuk melepaskan celana yang masih aku kenakan. Dia menatapku sebentar, barulah setelah itu ditanggalkannya celana jeans beserta dengan celana dalam milikku.
Aku sempat menutupi daerah-ku dengan kedua tangan, membuatnya justru menyeringai lebar. "Kau tidak perlu malu, Morgan." Ucapnya.
Ia pun menarik kedua tanganku. Matanya memancarkan aura yang berbeda. Tubuhku telah terekspose. Ia menjilati bibirnya sendiri.
"Aaaah!" Aku menjerit kecil saat merasakan sesuatu menjilati kemaluanku.
"Menjeritlah untukku, Morgan."
"Fuck!" Aku semakin tidak tahan saat Ia memasukkan satu jarinya ke dalamku, lalu mulai memompa. Aku menarik rambutnya, meminta lebih. "More..."
"Kau ingin lebih?"
"Ye-yeah, please..." rengekkanku terdengar seperti seorang anak kecil yang meminta sebuah mainan baru. Hal tersebut membuat Mr. Styles kembali menggodaku dengan memasukkan dua jarinya. Lagi, aku dibuatnya tak karuan. Mataku terpejam, menikmati setiap tempo yang Ia berikan.
Tiga jari. Mr. Styles berhasil meloloskan tiga jarinya ke dalamku. Jeritanku semakin tak terkendali. Aku terus merengek dan memintanya untuk tidak berhenti.
"Enough. Aku tidak ingin kau mencapai pelepasanmu hanya karena ini." Ia menarik jarinya keluar, kemudian dijilat. Aku sedikit terangsang melihatnya seperti ini, dengan rambut yang berantakan dan keringat yang bercucuran.
"Kenapa kau berhenti?" Tanyaku pelan.
Ia terkekeh, memunculkan seringaian licik itu. "Karena tadi bukanlah pertunjukkan yang sesungguhnya." Lalu Ia melepaskan skinny jeans miliknya.
Aku sempat dibuatnya tercengang lantaran Ia tidak mengenakan boxer atau apapun dibalik skinny jeans tersebut. Ereksinya sudah menegang, membuatku sedikit takut. Dia cukup besar.
"Pakai kondommu, Mr. Styles." Ujarku.
Ia mengangguk pelan, kemudian meraih bungkusan kecil di dekat meja. Ia merobek bungkusan tersebut dengan gigi, kemudian memasang kondom tersebut pada ereksinya.
"Kau siap?" Ia memberi instruksi, membuatku hanya menganggukkan kepala.
Detik berikutnya aku merasakan sesuatu menerobos lubang vaginaku. Sial, dia terlalu besar. Aku menggigit bibir bawahku sambil terus meremas kaus yang tergeletak. Mr. Styles menggoyangkan pinggulnya secara perlahan untuk melakukan penetrasi.
"Aaah!" Aku menjerit kenikmatan saat Ia mulai mempercepat tempo gerakannya. Tubuh kami berguncang cukup hebat. Suara decitan sofa beradu dengan suara erangan kami.
"Kau sangat sempit." Ocehnya.
"Aaah! Faster please!" Pekikku tak karuan.
"Memohonlah padaku, Morgan."
"Faster please! I beg you Mr. Styles! Aaah!"
Ku tatap wajah Mr. Styles yang sudah berkeringat. Tanganku bergerak untuk menelusuri setiap bagian dari wajahnya, mulai dari hidung, hingga bibir.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandal [h.s]
FanfictionA story between student, teacher and their scandal. Cover by : @mariestylesx