Tuhan hanya menciptakan satu hati untukku
Dan satu hati ini hanya terukir namamu saja...**
"(Nam) aku ke kampus dulu, kamu gak apa-apa kan aku tinggal?" Tanya Aldi.
Mereka berdua langsung pulang setelah menikmati udara pagi tadi karena Aldi punya jadwal kuliah satu jam lagi. Ayah dan Bunda sedang tidak ada di rumah sekarang. Mereka mendadak keluar kota karena Ayah Bunda Rike dirawat dirumah sakit.
(Namakamu) tersenyum "Gak apa-apa, lagian aku gak sendiri juga masih ada Iqbaal kan?"
Aldi mengangguk kecil dan menatap (namakamu) nanar. Gadis itu masih belum menyadari kalau Iqbaal sudah bukan yang dulu lagi. Iqbaal bukan lagi orang yang bisa tersenyum seperti dulu. Laki-laki itu sudah berubah drastis semenjak (namakamu) pergi.
"Yaudah, kamu jangan lupa makan." Aldi mengelus puncak kepala (namakamu) sebelum meninggalkan gadis itu. (namakamu) mengangguk melambaikan tanganya pada Aldi, lalu masuk ke dalam rumah setelah mobil Aldi sudah menghilang dari pandangannya.
(Namakamu) merasa tenggorokannya kering saat ini. Ia melangkahkan kakinya menuju dapur berniat mencari minum. Langkahnya terhenti ketika melihat Iqbaal berdiri di depan kulkas sambil memasukkan Sebotol Orange Juice.
"Morning Baal." Sapa (namakamu) ramah.
Seperti tidak ada orang yang bersuara, Iqbaal berjalan melewati (namakamu) yang masih memasang senyum diwajahnya. Gadis itu makin mengernyit bingung melihat tingkah Iqbaal. Ia menyusul Iqbaal dibelakangnya mengikuti langkah laki-laki itu hingga mereka berdua sudah sampai di taman belakang yang sudutnya terdapat kolam renang dilengkapi bunga-bunga angrek yang mengantung di dindingnya.
"Ngapain lo ngikutin gue." Kata Iqbaal tanpa mau melihat (namakamu). Dia langsung duduk di pinggiran kolam kebiasaannya kalau ia ingin bersantai terutama kalau tidak ada orang-orang dirumahnya.
(Namakamu) ikut duduk disampingnya memasukkan kakinya juga ke dalam kolam. "Aku cuma mau duduk disini juga."
Tak mau memperpanjang obrolannya dengan (namakamu), Iqbaal memilih diam. Kakinya terasa dingin dan menyejukkan menyentuh air kolam. Sudah lama sekali ia tidak pernah lagi merendam kakinya. Karena biasanya ia pergi pagi-pagi dan pulang malam sekali hingga larut malam. Kalau lagi bertengkar dengan Ayah, Iqbaal bisa tidak pulang ke rumahnya.
(Namakamu) sedari tadi memperhatikan Iqbaal yang terus menghela nafasnya. Sepertinya laki-laki itu mempunyai masalah. (namakamu) bisa melihat dari matanya. (namakamu) tidak tahu kenapa Iqbaal bisa menjadi orang yang seperti ini. Sangat dingin cuek dan irit bicara. Padahal dulunya Iqbaal tidak seperti itu.
"Baal kalau kamu mau cerita, aku siap jadi pendengar kamu."
"Jangan sok tahu." Kilah Iqbaal cepat.
"Aku tahu kamu pasti lagi ada masalah kan?"
"Gue bilang jangan sok tahu!" Kata Iqbaal dingin.
"Mulut kamu bisa ngomong kayak gitu tapi tatapan kamu enggak, aku tahu kamu Iqbaal."
Iqbaal bungkam kini ia membalikkan tubuhnya menatap wajah (namakamu) yang saat ini juga tengah menatapnya..Kedua mata mereka saling menatap satu sama lain. Sama-sama menyalurkan kerinduan yang mereka rasakan. Sama-sama meluapkan perasaan mereka lewat tatapan mata. Mengagumi kedua bola mata Iqbaal berwarna cokelat madu dan bola mata (namakamu) bewarna hitam pekat.
Iqbaal menghakhiri tatapan itu tidak mau terlalu dalam dan luluh akan mata (namakamu) yang membuat perasaannya menghangat seketika.
"Lo gak pernah tahu apapun tentang gue!" Kata Iqbaal setegas mungkin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different
FanfictionTuhan hanya menciptakan satu hati untukku Dan satu hati ini hanya terukir namamu saja -Iqbaal Dhiafakhri