Part 14

2.6K 252 5
                                    

Salsha terisak dengan wajahnya yang ia tutup dengan kedua tangannya. Sekarang ia sendirian di pinggir jalan setelah Iqbaal beberapa menit yang lalu langsung pergi meninggalkannya. Bahkan laki-laki itu tidak mau melihat wajahnya. Sungguh membuat hati Salsha sakit saat orang yang sangat ia cintai malah mengabaikannya.

Beberapa menit yang lalu...

"Aku mohon bisa kita memulainya dari awal? Aku cinta sama kamu bahkan hati aku cuma ada nama kamu." Ujar Salsha dibelakang Iqbaal.

"Lo tahu kan gue gak suka kasih orang kesempatan kedua." Ucap Iqbaal dingin lalu pergi meninggalkan Salsha yang kini terisak menatap kepergiannya.

Saat ini Salsha menyadari kalau ia sudah kehilangan kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Hal yang sangat Salsha takutkan terjadi untuk hari ini, yaitu Iqbaal pergi meninggalkannya.

**

Lagi-lagi Aldi tertawa karena (namakamu) kalah permainan sederhana yang dibuat oleh Aldi. Jadi, mereka berdua bermain tebak judul lagu siapa yang salah menebak judul lagunya maka ia akan dihukum dan diberi bedak bayi di wajahnya.

(Namakamu) mengerucutkan bibirnya karena kalah lagi dalam permainan ini. Masih terkekeh pelan, Aldi menaruh bedak di telapak tangannya. Ia tersenyum jail lalu mencolek bedak itu dan secara berkali-kali Aldi mengoles bedak itu di wajah (namakamu).

"Ih!! Jangan banyak-banyak, Di! Muka aku penuh bedak nih." Gerutu (namakamu).

"Siapa suruh kamu kalah." Ledek Aldi lalu tertawa kecil.

"Liat aja kali ini aku yang menang" ujar (namakamu) menjulurkan lidahnya pada Aldi.

"Dari tadi kamu ngomong itu terus, tapi kamu gak pernah menang tuh." Lagi-lagi Aldi meledek.

"Ihhh! Aldi kok gitu." (Namakamu) tambah memanyunkan bibirnya namun itu terlihat menggemaskan di mata Aldi.

"Kayak bebek aja tuh bibirnya." Aldi malah mencubit kedua pipi (namakamu) sehingga gadis itu memukul-mukul kecil tangan Aldi yang mencubitnya terus.

"Nanti pipi aku bi-"

(Namakamu) tersenyum kecil langsung bangkit dari duduknya saat mendengar suara decitan pintu utama yang terbuka. Ia sangat meyakini kalau itu adalah Iqbaal. Dan keyakinannya terbukti saat melihat Iqbaal yang sudah menutup kembali pintunya.

Iqbaal baru saja ingin menemui (namakamu) dikamarnya, tapi gadis itu sudah berdiri di dekat tembok pembatas ruang tamu menuju ruang tengah. Dan jangan lupakan dengan wajah (namakamu) yang dipenuhi bedak.

"Habis ngapain sampai muka kamu kayak gini?" Iqbaal kini sudah berdri di hadapan (namakamu). Ia menghapus sisa-sia bedak yang berantakan di wajah (namakamu) dengan jemarinya.

(Namakamu) melebarkan senyumnya. "Aku tadi habis main sama Aldi."

Iqbaal mengernyitkan keningnya ia tidak salah dengar kan? Tadi (namakamu) menyebut nama Aldi. Jadi laki-laki itu sudah pulang rupanya. Namun ia tidak ingin berbicara apapun mengenai Aldi saat ini.

"Kamu bawa eskrim?" Tanya (namakamu) saat matanya melihat kantung plastik bening yang ditenteng oleh Iqbaal dan ia sangat mengenalinya karena terdapat logo kedai es krim favoritenya.

Iqbaal mengangguk lalu membuka plastik itu dan memberikan (namakamu) sekotak es krim vanila. "Jangan lupa kalau habis makan eskrim minum air putih juga." Ujar Iqbaal lembut.

(Namakamu) tersenyum sumringah mendapatkan eskrim di siang bolong seperti ini. Apalagi Iqbaal memberikan es krim favoritnya. Saking senangnya ia langsung mengecup kedua pipi Iqbaal.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang