Part 18

2.7K 207 2
                                    

Sedari tadi hanya hening menyelimuti kedua insan berbeda usia itu. Yang laki-laki sedari tadi hanya memainkan jari-jarinya sanbil menunduk menatap ujung sepatunya seolah-olah ia akan disidang saat ini juga. Sedangkan yang perempuan malah memalingkan wajahnya memilih menatap orang-orang yang lalu lalang di hadapanya.

"Aku minta maaf." ujar Iqbaal yang akhirnya membuka suara selama bermenit-menit lamanya mereka hanya duduk di bangku taman saat matahari mulai terbenam.

(Namakamu) memandangi pacarnya itu dengan alis bertaut. "Untuk apa kamu minta maaf?" Tanyanya sehingga Iqbaal yang tadinya terus menunduk kini berahli menatap mata bulat (namakamu).

"Aku pacaran sama Salsha saat kamu masih di Amerika." ujar Iqbaal mengundang senyum (namakamu) terbit di bibir mungilnya.

Gadis itu menggenggam tangan kekasihnya dengan lembut. Hal yang paling tidak bisa Iqbaal hindari karena dibalik genggaman (namakamu) selalu ada kehangatan disana.

"Nggak apa-apa, itu wajar kan aku dulu belum tentu balik kesini lagi."

"Tapi aku-"

(Namakamu) mempererat genggamannya menatap wajah Iqbaal dengan senyumnya yang sehangat matahari. Iqbaal lagi-lagi terpesona dengan senyuman dan kecantikan gadisnya itu.

"Aku gak marah sama kamu karena udah pernah jadian sama dia, aku malah berterima kasih sama dia karena udah jaga kamu saat aku masih di Amerika."

Sungguh diluar ekspekstasi Iqbaal yang mengira (namakamu) akan marah padanya bahkan sempat melintas di kepalanya kalau (namakamu) akan memutuskan hubungannya saat ini juga.

Iqbaal benar-benar beruntung memiliki gadis seperti (namakamu). Beruntung dalam artian disini adalah (namakamu) yang selalu menyikapi sesuatu dengan tenang. Rupanya gadisnya itu sudah mulai beranjak dewasa sekarang.

"Aku tetap mau minta maaf sama kamu karena aku udah berpaling saat kamu pergi, waktu itu aku gak tahu sa-" (namakamu) membungkam bibir Iqbaal dengan kecupan kilat. Sadar apa yang tadi dilakukan (namakamu) membuat Iqbaal jadi salah tingkah.

(Namakamu) tertawa melihat ekspresi Iqbaal yang terkejut dan salah tingkah sekaligus. "Kamu gak usah jelasin semuanya lagi tadi aku udah dengar semuanya, aku gak apa-apa itu cuma masa lalu kamu kan yang terpenting kamu sudah ada disini, disamping aku."

Iqbaal tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memeluk (namakamu) sekarang juga. Ia menarik gadis itu dalam pelukannya. "Kamu memang gadis yang luar biasa, aku gak nyangka bisa mendapatkan kamu." Ujar Iqbaal memejamkan matanya menikmati aroma strawberry yang menguar dari rambut (namakamu).

"Aku cuma gadis biasa tapi cinta aku ke kamu itu tidak biasa." Ujar (namakamu) seiring tangannya melingkar di pinggamg Iqbaal.

Iqbaal tersenyum di balik punggung (namakamu). "Mau dengar aku nyanyi gak?" Tanyanya.

(Namakamu) melerai pelukannya lalu menatap Iqbaal dengan alis terangkat. "Nyanyi apa coba? Jangan bilang kalau mau nyanyiin Nina-Bobo,"

Iqbaal tertawa mendengarnya memang sewaktu (namakamu) kecil Iqbaal sering menyanyikan lagu pengantar tidur untuk anak-anak itu kalau (namakamu) pengen tidur siang.

"Kamu cukup dengar aja karena lagu ini aku ciptakan buat kamu kalau suara aku jelek tutup telinga aja ya," Iqbaal tertawa pelan.

(Namakamu) mengangguk atunsias lalu memilih menunggu Iqbaal bernyanyi untuknya. Ini pertama kalinya ia akan melihat Iqbaal bernyanyi lagi dihadapannya. Apalagi tadi laki-laki itu bilang kalau lagu itu diciptakan khusus untuknya. Cewek mana coba yang tidak melting ketika sang pujaan hati menyanyikan lagu spesial untukmu.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang