Berani jatuh cinta berani juga patah hati- Different
*
Iqbaal menatap hamburan bintang di langit sana. Banyak sekali bintang di malam ini seaakan mengambarkan suasana hatinya yang saat ini terang menderang seperti kilauan beribu bintang diatas sana. Ia hanya sendirian ditemani oleh dinginnya angin yang berhembus mengenai kulitnya.
Tadi Iqbaal menunggu (namakamu) memastikan gadis itu sudah tertidur di dalam kamarnya. Kemudian ia ke tempat ini disaat jam menunjukkan hampir pukul dua belas. Tidak tahu kenapa, Iqbaal merasa ia ingin ke rumah pohon seorang diri. Namun ia hanya duduk di tepi danau memandang air tenang di hadapannya.
(Namakamu). Hari-harinya terasa menyenangkan karena keberadaan gadis itu. Tidak seperti dulu, sepi dan penuh kegelapan. Ya, Iqbaal merasa dunianya gelap sebelum (namakamu) hadir kembali dalam kehidupannya.
Hanya (namakamu) yang meyakinkannya bahwa ia tidak sendiri di dunia ini. Hanya gadis itu ia merasa bahwa ia memiliki seseorang yang tulus menyayanginya.
Kalau kalian mau tahu sebesar apa rasa cinta Iqbaal terhadap gadis itu, Ia mencintai gadis itu seperti udara yang membuatnya terus bernafas hingga sekarang ini. Ia mencintai gadis itu seperti Matahari mencintai Bumi karena dengan sinarnya bumi selalu terang siang dan malam.
Samar-samar Iqbaal mendengar langkah seseorang dibelakangnya. Ia menoleh namun tidak ada seorang pun yang ia lihat berdiri disana. Ia pun kembali menatap langit mungkin saja tadi hanya perasaannya saja.
"Hei siapa ini!" Iqbaal terkejut kala seseorang menutup kedua matanya dengan tangan orang itu.
Iqbaal mencoba tenang lalu meraba tangan yang sedang menutupi kedua matanya. Ia tahu betul siapa pemilik tangan halus ini.
Setahunya gadis itu sudah terlelap dalam tidurnya tapi kenapa ia berada disini sekarang.
"Kenapa kamu kesini, ini udah malam aku gak mau kalau kamu sakit." Ujar Iqbaal mencoba pasrah saja saat matanya sudah ditutup oleh sebuah kain.
(Namakamu) terkikik kecil. "Aku cuma mau kasih kamu surprise, dan kamu gak boleh buka penutup mata itu sampai aku yang bukain."
"Sayang, nanti kamu sakit, ini udah larut malam."
Pipi (namakamu) merona saat Iqbaal pertama kalinya memanggilnya dengan kata itu. Kata yang sederhana namun membuat jantungnya sudah berdetak liar di dalam sana.
"Aku gak apa-apa, yang penting kamu sekarang harus ikutin aku nanti biar aku yang pegangin." Ujar (namakamu) berusaha bersikap tenang disaat jantungnya deg-degan.
"Yaudah, tapi kita mau kemana?"
"Rahasia" ujar (namakamu) kemudian menuntun Iqbaal menuju tempat dimana ia sudah menyiapkan kejutan serapi mungkin.
Setelah berjalan beberapa menit (namakamu) perlahan membuka kain yang menutupi mata Iqbaal. Pelan-pelan laki-laki itu menyesuaikan cahaya yang masuk di pupil matanya.
"Happy Birthday to you, Happy Birthday to you, Happy Birthday to you My Love" (namakamu) bernyanyi dengan suaranya yang lembut. Ia berdiri dihadapan Iqbaal dengan kue tart dan dilengkapi lilin berangka dua puluh satu diatasnya.
Iqbaal mengedarkan pandangannya ke taman yang sudah dihiasi banyak balon juga ada tulisan menggantung di antara dua pohon ditaman itu yang bertuliskan 'Happy Birthday Iqbaal My Love'.
Pandangannya terhenti melihat (namakamu) dihadapanya yang tersenyum sembari memegang kue ulang tahun dengan lilin yang menyala.
Iqbaal tidak percaya kalau gadis itu masih mengingat hari kelahirannya. Bahkan ia sendiri tidak tahu kalau hari ini tepat hari ulang tahunnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Fiksi PenggemarTuhan hanya menciptakan satu hati untukku Dan satu hati ini hanya terukir namamu saja -Iqbaal Dhiafakhri