Part 19

2.4K 211 2
                                    

(Namakamu) sedang berdiri di sisi trotoar sambil mendengarkan rekaman suara Iqbaal di ponselnya dengan menggunakan headset di kedua telinganya. Semalam (namakamu) meminjam ponsel Iqbaal yang di dalamnya ternyata banyak rekaman lagu yang ia cipatakan salah satunya berjudul 'Semesta'.

Lagu yang dinyanyikan Iqbaal saat mereka melihat senja yang indah di hari itu. Lagu yang sekarang menjadi lagu favoritenya.

Kening (namakamu) mengernyit ketika melihat mobil sport berwarna hitam berhenti disisi jalan. (Namakamu) kembali mengedarkan pandangannya siapa tahu ada taksi yang lewat lalu memasukkan ponsel dan headsetnya ke dalam tas.

Tahu-tahu pemilik mobil itu keluar kemudian menghampiri (namakamu).  Laki-laki pemilik mobil itu menatapnya penuh arti dari ujung rambut hingga ujung kakinya. (Namakamu) bergidik ngeri lalu ia membuang tatapannya kesembarang arah takut jika terus menatap pria itu.

Tunggu dulu sepertinya (namakamu) pernah melihat pria itu tapi (namakamu) tidak tahu dengan jelas pernah melihatnya dimana.

"Lo masih ingat gue kan?" Tanya laki-laki itu namun (namakamu) hanya terdiam berusaha mengingat wajah laki-laki itu.

Seketika (namakamu) tercengang ia sudah mengingatnya laki-laki itu adalah orang yang pernah dipukuli Iqbaal karena bersikap kurang ajar padanya di cafe waktu itu.

"Kalau lo masih belum ingat, gue Bryan yang kenalan sama lo di cafe waktu itu." Bryan semakin mendekat pada (namakamu) yang perlahan juga memundurkan langkahnya.

"Lo mau gak gue antar pulang?" Tawar Bryan kepada (namakamu) namun (namakamu) menggelengkan kepalanya karna jujur saja ia tak suka pulang bersama orang yang ia sendiri belum kenali apalagi orang itu adalah laki-laki yang tidak baik menurut (namakamu).

Bryan yang tidak terima penolakan (namakamu) langsung menyeret gadis itu secara paksa masuk ke dalam  mobilnya. Sedangkan (namakamu) terus memberontak tetapi ia tidak bisa mengalahkan kekuatan cengkraman Bryan yang sangat menyakitkan.

"Makanya kalau jadi cewek itu jangan sok jual mahal!" Ujar Bryan menatap sinis (namakamu) yang berada disampingnya yang kini mereka berdua sudah berada didalam mobil Bryan.

(Namakamu) mengusap lengannya yang kemerahan akibat cengkraman Bryan. "Aku gak kenal sama kamu kenapa kamu maksa aku!"  Seru (namakamu) menatap marah Bryan.

"Tapi gue kenal sama lo." Bryan menujukkan smirk yang terlihat menakutkan di mata (namakamu).

"Aku mau keluar dari sini aku gak mau pulang sama laki-laki seperti kamu." (namakamu)  ingin membuka pintu namun ternyata pintu mobil Bryan sudah terkunci otomatis. Tentu saja Bryan yang menguncinya.

"Tolong! Tolong!" Bryan malah menyunggingkan senyumnya mendengar teriakan (namakamu) yang sepertinya ia tak takut jka ada seseorang mendengarnya.

"Percuma lo teriak dengan suara toa lo itu, gak ada yang dengar jalanan ini kan lumayan sepi."

Betul juga  perkataan Bryan jalanan ini sangat sepi pantas saja tadi ia menunggu untuk mencari taksi tapi tak ada satupun taksi yang datang. Malang betul nasibnya karena tadi ia tersesat di jalan ini. Niatnya gadis itu ingin ke toko aksesoris yang pernah dilihatnya di pinggir jalan namun ternyata ia salah tempat dan kesasar di jalan ini.

Ia sebenarnya ingin menghubungi Iqbaal tadi tetapi laki-laki itu hari ini sedang ada ujian tentu saja (namakamu) tidak ingin menganggunya. Aldi juga sedang sibuk latihan basket. (Namakamu) tidak ingin merepotkan kedua laki-laki itu untuk mengatarnya pulang.

Tak kehabisan akal (namakamu) mengambil ponselnya di dalam tas. Ia mengambil kesempatan itu karna melihat Bryan yang  serius berkutat dengan Ponselnya juga. (namakamu) menghubungi Iqbaal namun ponselnya tidak aktif. Ia mencari kontak Aldi lalu menghubunginya agar ia dapat terselamatkan dari laki-laki kasar disampingnya itu.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang