Part 20

2.5K 222 2
                                    

Happy satnight :) buat yang cuma bermalam minggu di rumah yuks baca cerita aku ini lumayan sih partnya agak panjang.

Selamat membaca :)



**

Aldi membuka matanya secara perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk melalui iris matanya. Ia terkejut dengan kondisinya yang diikat oleh tali tambang tebal. Sementara Bryan dihadapannya berdiri melipat tangan menatap Aldi dengan senyumnya yang remeh.

"Mau lo itu apa!" Ujar Aldi meringis merasakan bibirnya yang sobek.

Bryan tersenyum sinis. "Mau gue? Lo itu harus mundur dari pertandingan besok!"

Aldi berusaha memasang senyum mengejek pada Bryan. "Ternyata Bryan yang selama ini cowok terpopuler di kampus hanya seorang pecundang!"

"Maksud lo apa!" Bryan yang tidak terima perkataan Aldi langsung mencengkram kerah baju cowok itu.

"Lo mukul gue dan jadiin (namakamu) sebagai umpan supaya gue datang kesini. Apa lagi namanya kalau itu bukan seorang pecundang Bryan wijaya."

Bryan merasa geram dengan perkataan Aldi satu tinjuan langsung melayang di wajah Aldi.

"Bangsat lo!" Teriak Bryan sementara Aldi hanya terkekeh pelan seolah mengejek Bryan.

"Gue gak akan mundur di pertandingan besok, lo gak bisa ganti posisi gue. Kenapa dari dulu lo gak latihan dengan serius supaya Coach milih lo jadi pemain inti, lo cuma mau pake cara instant buat dapatin posisi itu."

"Lo cuma bisa main keroyokan kayak gini, lo emang pecundang bener-bener seorang pecundang!"

Cukup. Bryan sudah tidak tahan menghabisi nyawa Aldi sekarang juga. Ia baru saja ingin melayangkan tinjuannya kalau saja tidak ada seseorang menahan pergelangan tangannya.

Harapan (namakamu) terkabul kini laki-laki yang dicintainya itu berdiri di belakang Bryan dengan tatapannya yang dingin sekaligus menusuk. Siapapun yang melihat tatapan Iqbaal pasti akan ketakutan.

Iqbaal datang menyelamatkannya.

"Bangsat!" Iqbaal memukul wajah Bryan dalam satu pukulan saja pria itu sudah terjatuh.

Iqbaal memang sangat pandai soal berkelahi. Mungkin hanya ini keahlian yang tidak dimiliki oleh Aldi.

"Baal, biar gue sama Kiki yang urusin preman-preman jelek ini" ejek Bastian yang sudah memasang ancang-ancang untuk menghajar preman berkepala botak.

"Yoi! Biar kita yang urus." Ujar Kiki melemaskan kedua tangannya seolah siap menantang preman yang bertato.

Jangan salah dalam sekali pukulan preman yang di pukuli Bastian langsung terkapar. Gitu-gitu Bastian jago soal bela diri.

Kiki pun tidak mau kalah dia menghajar habis-habisan preman yang menjadi lawannya hingga preman itu kabur sendiri karena kekuatan Kiki yang lebih kuat darinya. Iyalah Kiki kan dari kecil sudah ditanamkan pencak silat sama Babenya jadi siap-siap aja yang mau ngelawan Kiki bisa patah tulang.

"Yah, Kabur dasar mental kerupuk!" Kiki menyerukan si preman bertato yang sudah lari keluar gedung.

"Masih mau lagi?" Bastian melipat kedua tanggannya seolah puas dengan karyanya alias pukulannya di wajah preman botak yang sudah bonyok mampus.

"Ampun deh ampun." Preman botak itu pun sama-sama kabur menyusul temannya si preman bertato.

Bastian dan Kiki bertos ria saat berhasil membuat preman itu jera.

Bryan pun sama ia sudah tidak berdaya dengan pukulan-pukulan yang diberikan Iqbaal pada tubuhnya. Iqbaal saat ini seperti membabi buta seaakan emosinya meledak. Bastian dan Kiki langsung menarik Iqbaal tidak ingin jika Bryan benar-benar habis di tangan Iqbaal sendiri.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang