Aldi berjalan beriringan dengan Salsha didekatnya. Gadis berambut sepinggang bewarna kecoklatan itu tidak berhenti menahan tawanya ketika Aldi selesai menceritakan kejadian konyol yang menimpanya kemarin. Beberapa pasang mata sudah terbiasa melihat kedekatan Aldi dan Salsha.
Kaum Adam merasa iri karena hanya Aldi yang bisa membuat Salsha tertawa selepas itu. Aldi langsung saja memasang wajah masamnya saat Salsha terus menertawakannya. Seharusnya ia tidak kecoplosan menceritakan kejadian memalukan yang menimpanya kemarin.
Lebih tepatnya ia dikejar oleh dua ekor Anjing dari arah berlawanan ketika Aldi sedang membeli sesuatu di minimarket. Kejadian itu adalah hal terhoror yang Aldi alami. Laki-laki bermata sipit ini sangat benci yang namanya hewan berbulu termasuk anjing tentunya. Apalagi binatang itu terkenal dengan menggonggongnya yang galak. Idihh seremmmm -_-
Aldi mencibir "Puas banget ya."
"Banget" kata Salsha terkekeh pelan.
"Oh gitu, Yaudah gue duluan." Ucap Aldi melangkah cepat. Rupanya ia sedang marah. Salsha menggeleng kecil melihat Aldi seperti anak kecil saja. Dengan langkah cepat juga Salsha berusaha berjalan menyeimbangi langkah Aldi.
Happ...
Salsha mendapatkan lengan Aldi kemudian menarik-narik lengan kekar itu. "Lo marah Al? Gue minta maaf deh,"
Aldi berbalik menatap Salsha yang menunjukkan raut wajah bersalahnya. Segera ia tersenyum tipis karena menyadari sikapnya seperti anak kecil. "Gak apa-apa Sha."
"Beneran?"
"Iya."
"Gue kira lo ngambek, kalau gitu kita pulang yuk."
Aldi mengangguk membiarkan Salsha menarik lengannya hingga tidak terasa sudah sampai di parkiran kampus. Salsha masuk begitu saja ketika Aldi sudah duduk duluan di kursi pengemudi.
*
Hari masih siang Iqbaal sangat malas pulang ke rumahnya. Malas melihat saudaranya yang pasti lagi asyiknya berbincang dengan Bunda di siang hari begini. Iqbaal merasa bosan dengan suasana seperti itu. Lebih baik ia menghabiskan waktu diluar rumah daripada mendekam dirumahnya yang membuat dirinya jengah.
Mungkin kali ini Iqbaal akan beristirahat di suatu tempat yang menjadi tempat membuatnya tenang. Dimana dia bisa menjernihkan pikirannya. Tempat yang memiliki banyak kenangan dengan gadis kecil itu. Gadis kecil yang entah kapan ia akan kembali. Gadis kecil yang tidak menepati janjinya pada Iqbaal.
Mengingatnya membuat Iqbaal merasakan luka lamanya kembali terbuka lebar. Seharusnya ia sadar kalau gadis itu tidak akan kembali.
Iqbaal menaiki rumah pohon yang dibuatnya lima tahun lalu. Sesampainya diatas ia meluruskan kakinya menjuntai ke bawah seakan-akan ia sedang berada di atas awan. Pandangannya tertuju kebawah taman yang dulunya menjadi tempat untuk menghabiskan masa kecilnya. Masa yang paling indah di dalam hidupnya. Kalau ia bisa memilih waktu, ia akan memilih kembali ke sepuluh tahun yang lalu. Saat ia masih memiliki gadis kecil itu sebagai penyemangat hidupnya.
**
Malam Aldi...
Aku cuma mau ngasih tau kamu kalau aku bakal liburan di Indonesia.
Kamu pasti capek kan habis ngerjain tugas yang dikasih sama dosen kamu, Istirahat yang cukup cipit!! Jaga kesehatan ya! Jangan sampai sakit!!
Aku tidak akan pernah lupa dengan janji kita bertiga.Aku akan kembali untuk membaca impain kita.
Tapi sebelum itu aku minta maaf karena tidak tepat waktu membacakannya di tanggal 14 Februari lalu.
Eh aku juga titip salam buat Iqbaal ya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
FanfictionTuhan hanya menciptakan satu hati untukku Dan satu hati ini hanya terukir namamu saja -Iqbaal Dhiafakhri