Secret From The Bitch

33K 495 6
                                    

Aku merelakan semua yang aku punya, semua yang ada pada diriku, dan masa depanku demi mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Aku tidak lagi mencintai keluargaku yang berantakan, aku tidak peduli tentang sekolahku yang membosankan. Aku hanya ingin bahagia bersama teman - teman seperjuanganku.

Pagi yang cerah, matahari bersinar dengan hangat menyentuh kulitku. Jalanan di LA tampak begitu ramai, makhlum ini jam - jam kerja. Aku focus menyetir menuju sekolah SMA ku di barden bells, LA. Amerika serikat, hanya butuh beberapa menit lalu aku sudah bisa melihat parkiran sekolahku. Aku memarkir mobil mercedesku di bagian kiri gedung SMAku,
Aku keluar dari mobil sambil memasang earphone dan menyalakan musik favoriteku. Tak kusangka teman - temanku sudah nongkrong di mobilnya dan langsung menyapaku,
"Hai Syhrena !!" sapa bob, ia mengenakan kemeja putih dengan garis biru di bagian leher dan kancing, dan memakan cenala hitam panjang itu adalah seragam sekolahku dan juga kaca mata hitamnya. Aku rasa ia belum mandi pagi ini, penampilan nya sangat kucel dan bau.
"Hai Bob, Hai Ryan" balasku, ku sunggingkan senyum manisku dan berhenti di hadapannya.
"Kau cantik sekali pagi ini" puji Ryan, matanya jelalatan melihat tubuhku. Aku hanya pura-pura tidak tahu,
"Terima kasih"
"Bisakah nanti malam kita berkencan ?" pinta Bob, ia meraih tanganku.
"Hmm, tentu. Nanti ku kabari" dustaku lalu aku melanjutkan berjalan menuju kelas. Aku tidak mudah menerima tawaran kencan, kalau orangnya tidak sesuai. Ini maret pertengahan bulan, semua siswa mulai bingung menyusun acara prom untuk kelulusan. Dan aku sama sekali tidak peduli, tidak perlu ikut campur hal - hal yang nantinya hanya akan menghabiskan uang saja.

Aku masuk ke dalam kelas, suasana sepi hanya ada beberapa orang termasuk aku. Udara AC yang dingin langsung menyengat kulitku, aku tidak suka dingin. Itu sangat mengganggu, di bangku depan ada Rose dan Emily. Mereka temanku, Rose duduk di atas meja sambil memoles kukunya dengan tinta, sedangkan emily sibuk dengan handphone nya.
"Hai" sapaku lalu duduk di samping emily,
"Oh, hai" balas keduanya.
"Kenapa kau datang terlambat ?" tanya emily lalu menaruh handphone nya,
"Apa ini terlambat ? Mana dosennya ? Anak-anak juga tidak ada di dalam kelas" bantahku, sambil memasang wajah yang tidak peduli.
"Mereka sibuk di ruang seni, pesta prom kan tinggal 3 hari lagi" jelas rose sambil memyerahkan tinta kuku pada emily.

"Kau datang ?!" sahut rose padaku, aku hanya menghela nafas panjang.
"Aku ? datang ke prom ?! Tidak bisa aku banyak pekerjaan" jawabku tegas, aku tidak suka pesta.
"Bos pasti memberi kita waktu, kita datang saja. Sekedar minum lalu pulang" sahut emily sambil mengecat kukunya.
"Kau saja, aku tetap tidak ingin datang" sergahku, aku mengalihkan pendangan ke luar jendela. Beberapa anak basket bermain di lapangan, beberapa ada yang mengerjakan PR.
"Baiklah bukan masalah, semoga malammu indah" saran rose ia sedikit kecewa saat aku menolak ajakkan nya.
"Malamku selalu indah" sahutku. Lalu bermain pensil yang ada di atas meja,
"Kau dapat berapa tadi malam ?!" tanya emily setelah selesai memoles kukunya.
"Lebih dari 10 juta, ternyata pekerjaan ini menyenangkan" jawabku, itu benar. Pekerjaan ku sangat mudah dan aku menikmatinya.
"Aku rasa itu masih kurang, mungkin kalau aku sudah berumur 20 tahun. Aku akan berahli profesi" sahut rose berkomentar.
"Ini saja sudah cukup untukku. Memang kau akan pindah kerja jadi apa ?!" sahutku, aku mengangkat satu alisku dan menunggu jawaban rose.
"Penari di club. Itu lebih banyak uang, tubuhku kan indah" jawabnya lalu turun dari meja dan berpose di depanku, Aku hanya menatap.
"Oh, terserah kau saja" sahut emily, ia dan aku masih mensyukuri pekerjaan kami. Dan tidak ingin pindah, itu terlalu beresiko.

Manjadi pengeder narkoba saja sudah banyak resiko, apalagi jadi pelacur ? Setidaknya aku tidak bodoh. Aku masih bisa berpikir yang wajar dan yang tidak, aku juga masih menjaga kehormatan ku. Maka dari itu aku memilih menjadi pengedar, aku sesekali juga mencoba. Jadi aku sudah cukup buruk dan jahat, hidupku perlahan mulai hancur dan runtuh. Dan aku tidak perlu menjadi pelacur untuk lebih buruk lagi,

Secret From The BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang