Chapter 3

13.4K 220 1
                                    

Aku berhenti di perempatan kompleks rumahku. Aku sedang menunggu rose dan teman - temannya. Rencananya sih kami akan bersenang-senang, rose punya villa kosong di daerah New Orlands, Texas. Aku sudah pamit dengan mom, seperti biasa aku akan menginap karena tugas. Hmm, siapa yang peduli dengan barden bellas ?! Sekolah tolol itu.
Aku menuggu sambil menyemil snack yang di bawah emily, ia meminum air mineral. Aku sempat terkejut, kenapa ia membawa air mineral, Nggak seperti biasanya. Seharusnya acara hangout ini kita habiskan dengan minuman wiski,corona dan bintang atau semacam nya. Ia melirikku dengan bingung, aku mengernyitkan dahi dan juga menatapnya bingung. Kemudian aku bertanya,
"Mana wiskimu ? Kenapa air mineral yang kau bawah ? Sok sehat ?!" bentakku sengit, sambil mengigit snackku.
"Siapa bilang ini air mineral ? Ini wiski shy, coba saja !!" balasnya sengit, ia menyodorkan botol air mineral itu. Dari luar botol, baunya memang sudah beda, jadi aku menurut dan mencobanya.
"Kau keburu marah sih, lagian kalau aku membawa wiski dengan botol aslinya ibuku bisa syok !! Ia juga tidak mungkin membiarkan aku pergi" sambung emily ia tersenyum ramah padaku.

"Hmm, yummy. Maaf !! Ya aku kira itu air mineral. Kau bawa berapa botol ??" aku meneguk beberapa lalu memgembalikan botol itu padanya. Iya ini memang wiski, minuman yang sering aku minum dan mengakibatkan aku lupa segalanya. Dan terkadang juga sakit kepala yang luar biasa, alkohol yang ada di dalam wiski memang banyak jadi wajar jika efeknya seperti itu.
"Satu kardus. Ada di jok belakang mobil" katanya.
"Wahh !! Kita bakal pesta malam ini" balasku riang, siapa yang tidak nikmat menikmati wiski satu kardus. Aku akan benar-benar lupa diri nantinya. Emily juga tertawa kecil melihatku sangat senang.
"Oh jelas. Aku tidak mungkin, membiarkan tidur di malam hari" jelasnya, kemudian melihat ke luar mobil.
"Iya kau benar, tidak perlu tidur. Kitakan mahkluk malam" balasku lirih. Bisa dikatakan begitu, bayangkan saja. Meneguk bir sebanyak itu, jelas aku tidak bisa tidur semalaman. Kemudian mobil jeep berwarna putih dengan garis silver di bagian depan nya datang ke arah mobilku. Aku bisa melihat di balik kaca hitam dari mobil jeep itu, ada rose dan beberapa temannya. Aku menebak itu pasti temannya yang ada di bar, tempat ia bekerja. Oh rose kau lebih bicth dari pada aku dan emily. Pikirku sambil terkekeh.

Ahkirnya kami melaju menuju New Orlands, texas. Mobilku membuntuti di belakang mobil jeep rose. Aku membuka penutup mobilku secara otomatis sehingga angin yang berhembus menyibakkan rambutku dan emily, terkesan seperti angin alami. Kami menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam, dan kita sampai.
Kami berhenti di depan pagar besar dengan tembok putih besar seukuran dengan pagar itu. Warnanya tidak lagi putih, karena sudah tertutup lumut dan beberapa tanaman lain yang merambat disekitarnya. Terkesan horor, tapi aku tidak percaya dengan takhayul atau semacamnya. Bahkan aku tidak percaya apa itu iblis ? Apa itu malaikat ? Menurutku hidup itu di jalani dan di nikmati, jika kita mati. Ya sudah tinggal tidur dengan nyaman di peti mati, sudah selesai semuanya. Pikirku simple, tidak perlu ambil pusing.
Rose keluar dari mobil jeep dengan kaos putih tanpa lengan beserta celana merah yang diatas lutut. Rambut pirangnya terurai panjang seperti biasanya. Ia berjalan mendekati pagar itu dan seperti menekan sesuatu di bagian temboknya, mungkin menekan kata sandi supaya pagar besar itu bisa terbuka. Tak lama kemudian pagar itu terbuka secara otomatis, emily berdecak kagum di sampingku. Kemudian aku menginjak pedal gas dan kembali melaju masuk ke dalam pagar. Kami menyusuri jalanan tanah yang sedikit kasar dan sulit karena ada beberapa bebatuan. Dari sini sudah terlihat rumah yang mewah dengan balutan warna putih dan pilar - pilar yang berwarna keemasan. Kami keluar dari mobil, kemudian berdiri diluar villa.
"Rose ?!!! Lihatlah ini, ini villa atau istana ?!" pekik emily girang. Ia terperangah melihat bagian luar villa rose.
"Bagaimana ? Indah bukan ?!" kata rose ia tersenyum padaku, aku mendekatinya.
"Ini warisan nenek moyangmu ?!" tanyaku, aku sendiri juga kagum melihatnya.
"Ya begitulah kata ibukku. Di dalam akan lebih indah, ayoo masuk !!" ajak rose, kami masuk kedalam bersama 2 teman lelaki rose.

~°~°~°°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°

Andrew dan zoey mulai mengisi formulir pendaftaran mereka di ruang administrasi. Siang itu mereka sudah mempersiapkan semua keperluan untuk masuk ke SMA barden bellas. Mereka juga pergi untuk membeli seragam, sedangkan marvin tetap bekerja bersama ayahnya di bagian kepolisian FBI di pusat kota, New york. Nyonya berti semakin hari semakin akrab dengan ibu syhrena, mereka sering berbagi resep masakan.

Zoey sepanjang tinggal di australia mengikuti ekstra piano dan menyanyi, karena ia masuk barden bellas. Ia jadi begitu senang dan bahagia, ia ingin menjadi bagian dari barden bellas. Sedangkan andrew, ia bingung harus ikut ektra apa ?! Ia memutuskan untuk masuk basket. Setidaknya itu cabang ekstra yang masih wajar ia pelajari. Jadi ia putuskan untuk masuk basket.

~°~°~°~°~°~°~°°~°~°~°~°~°~°~°

Aku membakar makroni pedas dan membuka kardus berisi wiski. Kami pesta besar - besaran. Aku mengenakan sweeter hitam putihku dengan celana selutut, sedangkan rose mengenakan tank top berwarna putih dengan celana pendeknya. Emily mengenakan celana panjang seperti training dan juga tank top putihnya. Aku belum mengenal siapa 2 laki-laki yang di bawa rose. Jadi aku mulai bertanya pada rose,
"Hai rose, siapa mereka berdua !!" bisikku duduk di sofa bersamanya.
"Oh, ya aku sampai lupa. Sini aku kenalkan" ia begitu ceria, dan segera ia menarikku bangkit dan mendekati dua cowok itu. Yang bertubuh tegap dengan lengan dan dada yang di penuhi otot, mungkin ia rajin olah raga gym. Ia berdiri dan langsung merangkul rose,
"Emily ?!! Kemarilah" pinta rose. Emily keluar dari kamar dan berjalan ke arah kami.
"Ok, ini David, ia teman SMPku. Dan sekarang kami berpacaran. Iya kan sayang ?!" jelasnya, kemudian mereka berciuman. Aku langsung memalingkan wajah, aku tidak suka melihat adegan romantis seperti itu.
"Oh, kalian romantis sekali" pekik emily, itu tanggapan yang payah. Aku hanya mendengus,
"Dan ini Wildan ?! Ia teman di bar. Ia juga pecandu sama seperti kita" jelas rose, kemudian ia menjabat tangan dengan emily. Kemudian denganku, jujur saja pandangan wildan sangat tidak wajar. Ia hanya melihat bagian dadaku sampai ke bawah, aku langsung melepaskan tanganku.
"Ok. Cukup perkenalannya, kita lanjut pestanya. Syhrena aku minta rokokmu ?!" pinta rose ia masih memeluk pacarnya itu.
"Ini ?!" aku mengeluarkan batangan rokok dari saku celanaku, dan menyerahkan korek apinya. Ya kami sangat menikmati malam itu, tidak peduli apa yang terjadi.

Secret From The BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang