Chapter 27

3.3K 139 1
                                    

        Aku sudah siap di depan rumahnya, menunggu dengan sabar. Entah apa yang ia lakukan rasanya lama sekali, apakah perempuan selalu begitu ?? Membuat laki-laki menunggu dengan bosan ??
        Malam ini seluruh keluargaku terlihat bahagia, terlebih saat aku melihat ibuku yang cantik. Ia mengenakan gaun berwarna hijau tosca dengan tatanan rambutnya yang elegan. Aku yakin ayahku akan terkesima melihatnya.

Tak lama kemudian, pintu di depanku mulai terbuka. Aku melihat kaki jenjang itu keluar dengan mengenakan high heels hitam, dan pandanganku mulai mengarah ke atas.

Sempurna begitu penilaianku terhadap shyrena. Ia memakai gaun selutut berwarna peach dan rambutnya di ikat ke atas dan beberapa helai terurai di wajahnya, ia membuatku terkesima dan terlebih aku menjadi berpikir yang tidak-tidak.
"Jangan menatapku seperti itu" gerutunya. Bibirnya sangat sensual dengan warna merah tipis itu.
"Ayo tuan putri, semua sudah menunggumu" hiburku.
"Andrew jangan begitu" ia mulai terlihat gugup, kemudian ia meraih lenganku.
"Hari ini kau membuatku seperti tidak bernafas. Fantasiku sangat liar" ucapku tidak bisa menutupinya.
"Nanti kau bisa salurkan setelah kita selesai di acaramu" janjinya. Aku terkejut mendengar ucapannya.
"Baiklah" balasku senang.

"Jangan berlebihan. Aku tidak bisa membuat rambutku tergerai dengan cantik, aku tidak punya apa-apa untuk mewarnainya" ia mulai mengerutu tidak jelas.
"Jangan mengubah apapun yang ada pada dirimu. Kau ciptaan tuhan yang sempurna !!" pujiku. Tapi itu memang benar dan aku tidak mengada-ada.
"Begitukah ? Tapi rose lebih cantik dan sexy dari aku"
"Aku tidak melihatmu dan membandingkannya dengan rose. Yang penting adalah hatimu, kau baik dan itu sudah membawa aura tersendiri bagi tubuhmu"
"Aku tidak sebaik itu" ia masih mengelak.
"Bukan masalah bagiku, seseorang memang perlu waktu untuk berubah" jawabku meyakinkan. Kami sudah sampai di depan rumahku.

"Andrew bisa kita berhenti sebentar" pintanya tiba-tiba, aku bahkan bisa melihat raut wajahnya yang semakin gugup dan malu.
"Baiklah, aku akan menunggu" ucapku, aku tidak bisa memaksanya.
"Apa aku benar-benar pantas datang kesini ?" ucap shyrena kedua mata coklatnya itu seperti merasa takut.
"Kau pantas untuk dicintai dan di hargai" balasku, kini aku akan berusaha.
"Baiklah, ayo kita masuk polisi mesum" bisiknya, aku hanya terkekeh mendengarnya.

Kami berjalan masuk, disana ada zoey. Ia mengenakan short dress berwarna jingga dan ia membuat rambutnya menjadi kriting. Aku ingin tertawa melihat dandanan zoey itu, kemudian zoey berlari kearah kami.
"Wow.. Wow.. Kak shyrena" teriak zoey dengan berlebihan.
"Hai" sapa shyrena di sampingku.
"Selamat malam, selamat datang" ucap zoey.
"Ya terima kasih" balas shy.
"Aku tidak setuju kalau seperti ini" hardik zoey dengan tiba-tiba ia menatapku geram.
"Kenapa memangnya ?" aku bertanya bingung.
"Kakak kenapa bisa datang bersama si judes ini !!" sahut zoey, ia melihat ke arahku dan menyebutku si judes.
"Oh, kakakmu judes kalau dirumah ?" tanya shyrena ia ikut meledekku.
"Hmm, galak seperti harimau kelaparan" zoey masih berbicara.
"Diam kau !! Dimana mom and dad ?" gertakku. Ku cubit pipinya dengan gemas.
"Mereka sudah siap di ruang makan bersama kak marc dan kak hailee" balas zoey.

Kami berjalan bersama menuju ruang makan dan mereka menyambut kami dengan semangat. Ibuku dan ayahku beranjak dan ia melihat ke arah shyrena, dan shyrena merasa malu bahkan ia berjalan di belakangku.

"Shyrena ?" sapa ibuku.
"Iya, selamat malam" balas shyrena mereka berpelukan.
"Putri dari tuan peter ?" tanya ayahku.
"Ya" shyrena menyahut lagi.
"Cantik sekali. Bagaimana kabar ibu dan ayahmu ?!" puji ibuku lagi. Aku senang mendengar respon mereka yang baik terhadap shyrena.
"Baik, mereka sangat bahagia" ucap shy.
"Ayahmu pekerja keras di kantor, aku sangat suka padanya"
"Terima kasih"
"Baiklah kita bisa melanjutkan pembicaraan nya nanti. Sekarang mari kita makan bersama" perintah ibuku. Kami duduk di kursi masing-masing dan mulai makan malam dengan tenang.

Setelah usai makan malam, kami semua berahli ke ruang keluarga dan mulai mengobrol. Ayahku duduk bersama dengan ibuku bahkan zoey berada di tengah-tengah mereka. Kak marc bersama tunangannya Hailee duduk di sisi lain dan mereka seperti berbisik tidak jelas. Aku dan shyrena hanya terdiam dan bingung akan bicara apa ?

"Aku ingin segera mengantarmu pulang saja" bisikku di telinga shyrena.
"Kenapa ?" tanya ikut berbisik.
"Aku sudah tidak tahan, mereka justru mengobrol masing-masing" ujarku, mata kami memandang kesekeliling.
"Jangan begitu, itu tidak sopan. Sudah nikmati saja" balas shy sok menikmati, tapi aku yakin ia sendiri juga mulai bosan.
"Kau hanya menghindar saja dariku" pekikku kesal.
"Sabar saja, oh ya. Siapa wanita itu ?" tanya shy ia melihat ke arah Hailee.
"Itu hailee tunangan kak marc" balasku.
"Tunangan ?"
"Ya, mereka sudah bersama selama 3 tahun ini. Hailee juga bekerja sebagai agen CIA" jelasku singkat.
"Keluargamu anggota polisi, bagaimana denganku ?" gerutu shyrena, aku tersenyum melihat perkataannya.

Aku memutuskan untuk mengantar shyrena pulang, dan kemudian acara selesai. Karena memang sekarang sudah pukul 10 malam, kami berjalan bersama namun kemudian shyrena dengan tidak sabar langsung melepas high heelsnya. Ia mengerutu kesal, aku tidak tega harus melihatnya jalan tanpa alas kaki. Aku segera membopongnya.
"Aauuww !!" teriak shyrena dengan manja.
"Kenapa ?!" tanyaku.
"Aku bisa jalan sendiri. Turunkan aku !!" bisiknya.
"Aku tisak bisa membiarkanmu melukai kakimu yang cantik ini" ucapku, kami masih berjalan ke arah rumahnya.

Kami sudah masuk ke dalam rumah, dan aku langsung duduk di sofanya. Shyrena berusaha turun dari pangkuanku tapi aku menahannya,
"Andrew ?!" pekiknya kesal.
"Tepati janjimu sayang" ucapku, aku mengingat janjinya.
"Shit !!" ucap shyrena ia tertawa sebelum ahkirnya ia menarik rambutku dan menciumku.

Aku menerima ciuman darinya, lidah kami saling bertemu dan bertaut. Aku menekan kuat-kuat bagian leher shyrena supaya ia menciumku lebih dalam lagi, aku benar-benar di buat melayang oleh ciumannya. Ia ahli sekali berciuman, lidahnya turun ke leherku dan tanganya mulai bergerak-gerak di kemejaku. Mencoba mencopoti setiap kancing bajuku, aku semakin erat memeluknya hingga aku bisa mencium aroma tubuhnya.

Ia sudah menelanjangi dadaku, aku bisa melihatnya saat ia terdiam dan memandangi dadaku. Ciumannya kembali mendarat di setiap tubuhku, aku hanya mendesah kenikmatan. She my perfect bitch !! Pikirku.
Aku segera menciumi kedua bahunya dan tanganku tidak diam di punggungnya, aku mengusap lembut kulit pahanya dan ia tidak menolak. Aku mencium kembali bibirnya, kami saling mengigit dan ciuman ini menjadi sangat liar dari biasanya..

Kami berhenti sejenak, kemudian mengambil nafas sebanyak-banyak nya. Aku melihat wajah shyrena dan ia begitu dalam menatapku, rasanya kami ingin melanjutkan lebih dari ini. Meskipun gairahnya selalu membuatku tidak bisa menahan sesuatu di bawah sana yang mulai mengeras, aku tidak ingin mmelakukan itu sampai benar-benar shyrena yang memintanya. Kemudian ia membenamkan wajahnya ke pelukanku, nafasnya berderu kencang di leherku. Aku juga berusaha menenangkan gairahku.

Secret From The BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang