Chapter 26

3.5K 124 0
                                    

"Sudut pandang Andrew"

Aku datang ke kantor dan menuju ke ruang kerjaku. Seperti biasa semua masih terlihat normal, para pegawai yang lain sedang sibuk dengan pekerjaan mereka begitu pula aku.
Aku duduk di tempatku dan mulai menyalakan laptop. Semua berkas-berkas mulai aku review ulang dan beberapa lainnya masih dalam proses keaslian. Aku memiliki asisten yang sangat setia, ia bekerja dengan sangat loyal dan penuh dengan lelucon. Turner.. Begitulah aku menyebut namanya.

Aku mondar mandir sendirian di ruang kerjaku sambil memgamati kasus kejahatan Michael. Sebenarnya aku sudah menduga bahwa ia yang dengan sengaja membuat barang bukti ini palsu, ini untuk melindungi shyrena dari kejaran para polisi. Tapi kenapa hanya shyrena ??

Ia memiliki rose, yang tak kalah cantik dengan body nya yang aduhai. Dan emily, gadis berkaca mata itu juga memiliki keahlian lebih. Ia bisa mengotak atik kecanggihan teknologi, seharusnya Michael juga melindungi rose dan emily !!

Seseorang masuk dengan terburu-buru ke kantorku. Ia marc, kakakku. Ia masuk dengan memasang wajah yang lebih bersahabat denganku dan beberapa map, aku menebak itu pasti beberapa tugas baru.
"Pagi andrew !!" sapa kakakku.
"Pagi" balasku, aku menaruh berkasku di meja kerjaku.
"Kau telat hari ini, habis dari mana ?" ucapnya sambil duduk di sofa yang berada di ruang kerjaku.
"Aku mampir ke rumah temanku dan menginap di rumahnya semalam" ucapku, lagi pula kakakku tidak mungkin tahu kalau aku menginap dirumah shyrena.
"Teman, baiklah. Ini tugas barumu !!" ia terlihat tersenyum, kemudian wajahnya berahli serius.

"Apa lagi ?" tanyaku sambil duduk di sofa sebelahnya.
"Anggota Intel (mata-mata) kita sudah mendapat beberapa tempat baru, mereka sudah memastikan dimana si bajingan tua Michael bersembunyi !! Kau pelajari tempat itu dan tentukan kapan kau akan menyerang mereka lalu membawa si tikus tua itu kehadapan ayah !!" jelasnya panjang lebar, ia menunjukkan berbagai gambar tempat. Beberapa di antaranya berlokasi di LA, dan tempat itu sering di datangi shyrena.
"Aku akan berusaha" balasku.
"Ingat andrew kali ini kau tidak boleh gagal !! Kumohon sekali saja buktikan kalau kau berhak berada di antara kami" kakakku terlihat memohon untuk pertama kalinya.
"Aku tidak berniat menetap menjadi CIA kak" aku menjelaskan, dan itu memang benar. Aku hanya bekerja sementara disini.
"Terserah, Nanti malam jangan lupa. Ibu mengadakan acara makan malam untuk perayaan ulang tahun ayah" ia berahli topik dan aku langsung mengingat hari bahagia ayahku.
"Ya aku tahu" balasku.
"Baiklah. Jangan lupa datang dan ajak temanmu yang cantik itu" ucap marc sambil tersenyum dan ia berkedip padaku. Aku sempat terkejut, ia menyebut temanku yang cantik. Hah ??
"Apa maksudmu ?" aku buru-buru menyahut kesal.
"Jangan begitu, tidak baik menyembunyikan temanmu itu. Kami keluargamu andrew !! Ajak dia dan kenalkan pada kami" perintahnya, ia menepuk pundakku dengan lembut lalu pergi keluar dari ruanganku.
"Akan kuusahakan" bisikku muram.

Tapi itu terdengar menarik. Aku memang harus mengajak shyrena ke rumah, kami sudah bersama-sama selama ini. Dan tidak ada salahnya jika sekarang aku akan mengajaknya berkenalan dengan keluargaku.
Aku buru-buru duduk dan memanggil turner untuk segera datang ke ruanganku. Aku yakin ia bisa membantuku dalam urusan ini, aku akan menjadikan nya mata-mata dan akan mengawasi apa saja yang terjadi.

15 menit kemudian.
Turner berjalan ke arah ruanganku dan ia duduk manis di sofaku. Ia terlihat sangat bahagia hari ini ketara sekali dari wajahnya yang senyam senyum sendiri.
"Kau bahagia sekali" ucapku.
"Tentu" ia kembali tersenyum.
"Kenapa ?" aku bertanya sambil berjalan ke arahnya.
"Aku baru saja bulan madu bersama istriku di hawai. Kami menginap di hotel berbintang yang memiliki fasilitas elit dan mewah, kami makan bersama di restoran dan pergi ke pantai. Lalu setiap malam kami ber.." ia mulai menghayal yang tidak-tidak. Aku risih mendengarnya.
"Stop.. Stop.. Turner cukup. Aku sudah tahu, aku ingin bertanya denganmu ?" potongku.
"Ya silahkan" ia mulai serius.
"Kau lihat berbagai tempat ini, kau selidiki dan kau datangi setiap hari" perintahku, kini aku berdiri di depannya. Aku menaruh berbagai foto tempat Michael Paymoon dan beberapa keterangan yang ada.
"Ya, lalu ??" ia mulai mengamati.
"Kemudian kau perhatikan foto gadis ini, kau harus mengawasinya. Apapun itu, kau harus hafal kapan ia berada di tempat-tempat ini dan jam berapa ia akan ada di sana ?!!" perintahku. Aku menunjukkan foto shyrena.
"Wow, man.. Damn, she beautiful !!" ia meraih foto itu dan terlihat antusias mengamatinya.
"Yes, I know" aku sependapat. Ya shyrena memang cantik, tapi ia lebih dari itu.. Sempurna begitu aku menilainya.
"Ini pacarmu ?!" tanya turner.
"Bukan" dustaku.
"Oh, benarkah ?? Kau akan sangat rugi. Lihatlah. Cantik, sensual dan menarik" gerutu turner.
"Ingat turner. Tugasmu hanya mengamatinya selama seminggu kedepan. Dan kau harus bawa buktinya padaku, apapun itu" perintahku tegas tanpa nada bercanda.
"Okay. Segera laksanakan" ia serius dan kemudian membawa semua berkas-berkas ku itu. Sekarang kau dalam pengawasan ku shy.. Pekikku dalam hati.

~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°

Aku menunggu shyrena pulang dari sekolahnya. Rumahnya sudah terbiasa tidak di kunci dan selalu kosong. Ia tidak pernah berpikir rumahnya akan dirampok seseoranng, dasar gadis ceroboh.
Sudah hampir setengah jam aku menunggunya di sofa ruang tengah nya. Kemudian seseorang masuk melalui pintu depan, ia pulang dengan wajah yang cemberut.
"Hai.." sapaku.
"Hai" balasnya muram.
"Kenapa ?" aku mengamati wajahnya, ia jatuh di sampingku dan menyandarkan kepalanya di bahuku.
"Tidak papa. Aku hanya kesal" ucapnya singkat.
"Karena ?"
"Minggu depan ada ujian, dan aku. Aku tidak pernah belajar selama ini, bagaimana ??"
"Kau mulai peduli dengan hasil ujianmu ?" tanyaku terkejut, biasanya shyrena tidak akan ambil pusing dengan urusan sekolahnya.

"Sebenarnya tidak. Tapi masalahnya, ibuku akan menemaniku selama ujian" jelasnya lagi bertambah sedih, ia menutup kedua matanya.
"Baguslah" pujiku, ahkirnya. Ia tidak sendirian lagi, aku tahu pasti orangtua nya akan peduli padanya.
"Nanti kau tidak bisa menemaniku seperti biasanya" gerutunya sambil mencengkram lenganku kuat-kuat. Astaga, ia mengkhawatirkan hal sekonyol ini ? Aku tersenyum.
"Jadi itu yang kau khawatir kan ? Kau takut kalau aku tidak akan menemuimu lagi ?" tanyaku, ia menganggukkan kepalanya.
"Sudahlah. Pasti ada caranya nanti, percayalah padaku" hiburku.
"Kau pasti akan masuk diam-diam ke rumahku seperti hantu di tengah malam ? Iya kan, dasar polisi mesum" tebaknya dengan riang. Kemudian mencubit ujung hidungku.
"Tapi kau menyukainya kan ?" balasku sambil berkedip padanya. Ia tertawa melihatku.

"Nanti malam ada acara makan malam dirumahku, aku akan mengajakmu ke rumah" ucapku saat ia mulai tenang.
"Apa ?" reaksinya sangat berlebihan. Ia melongo dengan lebar,
"Kenapa ? Ini hanya acara makan malam. Ayolah" pintaku.
"Kau akan memperkenalkan aku kepada keluargamu ? Andrew aku tidak bisa.." ia menggeser tempat duduknya menjauh dariku dan wajahnya sangat marah.
"Apa yang kau khawatirkan. Tenanglah, mereka tidak tahu tentangmu" aku masih membujuknya.
"Bukan itu" tukasnya.
"Lalu ?" aku menunggu.
"Bagaimana kalau mereka tidak suka padaku ? Aku kan tidak merasa di undang !! Lalu bagaimana jika porsi makanannya sudah pas untuk keluargamu ? Aku tidak.." gerutunya panjang lebar, lalu aku menutup mulutnya dengan jari telunjukku.
"Shhhttt.. Cukup jangan mencari-cari alasan gadis nakal. Aku sudah berjanji akan membawamu ke rumahku, jadi apapun caranya kau akan tetap hadir nanti malam" aku memaksa. Dan ia mulai mengeram kesal, wajahnya sangat mengemaskan saat sedang kesal.
"Oh god !! Aku tidak punya gaun" cetusnya lagi.
"Oh, jangan khawatir aku sudah membelikannya" ucapku, aku menyerahkan paperbag berisi beberapa gaun. Aku sudah tahu ia pasti akan mencari-cari alasan, tapi aku sudah mencari solusinya.
"Damn you !! Aku tidak yakin semua akan berjalan lancar" hardiknya, ia membuka paperbag itu dan kemudian menutupnya lagi.
"Aku akan menjemputmu, nanti pukul 7 bye" sapaku sambil beranjak pergi. Ku kecup ujung kepalanya sebelum pergi.
"Bye" bisiknya. Kemudian ia mengantarkan aku sampai di luar rumah.

Secret From The BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang