Chapter 11

5.6K 143 3
                                    

Aku hanya mengenakan kaos putih dan celana panjang, aku menyambar jaket coklatku di pinggir pintu. Aku bergegas turun dan melihat keadaan, tidak ada siapa-siapa. Hanya zoey yang masih sibuk menonton film, aku berjalan ke arahnya dan mengambil kunci mobil.
Zoey sempat terkejut melihatku yang tiba-tiba seperti orang ingin pergi.

"Kakak ingin kemana ? Inikan sudah malam" tanyanya ketus.
"Aku ada janji" jawabku.
"Janji ?! Janji dengan siapa. Apa harus malam - malam begini ? Kalau kak marc ada dirumah ia pasti tidak akan membiarkan kakak pergi jam segini !!" protes zoey, dia ini mungil tapi luar biasa menyebalkan.
"Aduh, zoey !! Diamlah. Aku tidak akan lama, bilang saja aku pergi ke supermarket" sahutku sedikit khawatir, jangan sampai mom tahu aku keluar rumah.

"Kakak menyuruhku berbohong !! Apa yang akan kakak berikan padaku sebagai gantinya ?!" ucapnya, ia meminta imbalan untuk upaya tutup mulutnya.
"Oh, damn !! Okay. Aku akan memberimu tiket untuk nonton konser musik di New york !!" aku hampir berteriak karena kesal dengan sikapnya yang kekanak - kanakan. Kemudian bisa ku lihat zoey tersenyum senang.
"Wow, benarkah ??!!" ia seperti orang yang hampir terkena serangan jantung. Itu reaksi yang berlebihan.
"Zoey aku sudah terlambat. Katakan saja begitu" sahutku kemudian bergegas pergi,
"Okay. Pergilah, hati-hati" jawabnya lirih.

Bar borley di ujung jalan didepan toko baju "Cherry". Aku tahu tempat toko baju itu, tapi kenapa shy menulis tempat pertemuan kita di bar borley ? Setahu ku tidak ada bar di sekitar toko baju cherry. Aku sudah keluar komplek dan menuju ke Toko baju yang dimaksud,
Aku menghentikan mobilku di pinggir jalan, dan aku sudah berada tepat didepan toko baju itu. Tapi keadaan disini sepi, tidak ada orang. Wajar, ini sudah larut malam. Kemudian ada seorang wanita mengenakan rok span yang sangat pendek, dandanan nya sangat mencolok, Ia berjalan sambil merokok.
"Bar Borley" aku langsung ingat, aku turun dari mobil dan mengikuti wanita itu.

Kami berbelok ke sebuah gang kecil yang ada di belakang toko baju cherry. Aku tidak menyangka akan ada bar di belakang toko baju yang sangat terkenal itu. Aku masih mengikuti wanita yang berada di depanku, kemudian ia masuk ke dalam pintu merah.

Tidak ada siapa-siapa disana. Wanita itu sudah masuk ke dalam, aku berhenti sejenak. Kenapa shy mengajakku bertemu disini ? Apa shy ada didalam bar ? Untuk apa ia disana ? Pikiranku langsung kemana-mana. Dan kalau aku ingin memastikan, maka aku harus masuk ke dalam sana.

Musik - musik DJ dan instrument yang berbau rock mulai menganggu ku. Bau minuman alhkohol sangat menyengat, banyak orang disini. Aku berusaha mencari Syhrena, seperti layaknya bar-bar yang lain. Banyak orang minum disini dan berciuman. Aku tidak memperdulikan, aku fokus mencari shyrena.
Aku berhenti saat melihat segerombol orang yang aku kenal. Mereka duduk disebuah ruang dengan sofa berwarna merah, ada beberapa botol wiski dan corona disana. Yang lebih mengejutkan, shyrena ada disana bersama mereka. Bersama emily, rose, ryan, bobby. Apa yang mereka lakukan ?

Aku langsung saja mendekat dan menatap shy, wajahnya sudah tidak sadar lagi. Ia pasti mabuk berat, matanya sayu dan ia tertawa seperti orang gila.
"Shy !!" bentakku.
"Ha ? Ha siapa ? Siapa yang memanggilku ?" jawabnya ia sudah tidak sanggup menoleh ke arahku.
"Shy apa yang kau lakukan disini ?!" tanyaku, aku benar-benar tidak menyangka.
"Hah, kau !! Lihat siapa yang datang kesini !!" shy tersenyum manis padaku, tapi itu tidak berpengaruh padaku.

"Shy, ? Emily, rose apa yang kalian lakukan disini !!" bentakku, aku tidak menyangka saat melihat rose. Ia memakai pakaian yang sangat terbuka,
"Memangnya apa ? Kami bersenang-senang ?!! Ayolah duduk dan coba" bujuknya ia meraih tanganku dan aku menepisnya.
"Tidak. Shy ayo bangun, kita harus berbicara !!" aku menarik tangan shyrena dan mengajaknya pergi keluar bar.

"Stop !! Stop. Lepaskan aku !!" rintihnya saat kami sudah berada diluar bar.
"Apa yang kau lakukan didalam sana hah ? Kau mabuk ? Apa kau waras, orangtua mu bagaimana ?!!" tanyaku emosi. Ia sudah menghancurkan dirinya sendiri, dan aku tidak tega melihatnya.

"Aahhhsssstt !! Silent !! Aku tidak peduli dengan orangtua ku. Apa mereka ada ? Mereka sudah mati !!" teriaknya lemah, ia bahkan tidak bisa membuka matanya.
"Shy ?!!" aku berbisik.
"Kau !! Kenapa kau ada disini. Pergi sana, kau itu tidak tahu apa-apa !!" bentaknya ia menujuk wajahku dengan jari telunjuknya.
"Kau menelephone ku. Kau ingin berbicara padaku ?!!" jelasku. Kemudian aku berpikir, jangan - jangan ia menelephone ku dalam keadaan mabuk. Astaga, wajar saja.
"Oh ya ? Siapa yang ingin bicara denganmu !! Kau itu pembohong, kau polisi !! Kau pasti akan menangkapku !! Kau !!" rancau nya tidak jelas dan ia menangis, ia memukul bagian dadaku.
"Shy" aku memeluknya dan ia sedikit tenang. Kemudian ia jatuh pingsan dipelukan ku.

Aku membawanya, aku menaruhnya di kursi depan. Aku segara masuk kedalam mobil dan berjalan pulang. Di tengah perjalanan shyrena mulai sadar, tangannya memegang kuat-kuat kepalanya. Aku mengawasi raut wajahnya.
"Shy ? Dimana rumahmu ?!" tanyaku lirih,
"Rumah ? Rumah apa ? Andrew kau akan membawaku kemana ?!" tanyanya bingung. Ia hanya mencengkaram lengan jaketku,
"Oh ayolah. Aku harus mengantarmu pulang, dimana rumahmu ?" aku berusaha menyadarkannya.
"Aku.. Aku tidak punya rumah, kita kembali saja ke bar" balasnya ia tersenyum lagi seperti orang gila.
"Oh my god. Dia masih belum sadar, bagaimana aku akan mengantar ia pulang ?!" pekikku dalam hati. Aku benar-benar bingung.

Aku terpaksa membawa shyrena ke motel didekat kompleks rumahku. Kami menyewa satu kamar, karena ia sedang mabuk berat jadi aku harus membopongnya. Badannya berat sekali pikirku, padahal ia seperti terlihat kurus.
Aku membaringkannya di tempat tidur, tiba - tiba saja shyrena melingkarkan kedua tangannya ke leherku.
"Oh andrew, kau tampan sekali" pujinya sambil tersenyum manis padaku. Jantungku berdetak kencang, wajah kami sangat dekat.
"Shy, lepaskan" pekikku lirih.
"Kumohon, tidurlah bersamaku" pintanya dengan manja. Aku benar-benar harus sadar, ini tidak benar.
"Shy, lepaskan" aku mencoba menarik tangannya dari leherku. Aku berhasil, kemudian ia kembali tidur.

Wajahnya masih saja terlihat cantik meskipun dalam keadaan mabuk, aku hampir saja tidak tahan. Tapi aku tidak ingin melakukan itu padanya. Aku masih waras, dan malam ini shyrena benar-benar menggodaku.

Secret From The BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang