"Jangan menangis."
Agi memberikan tisunya padaku. Aku mengambilnya dan menghapus air mataku.Kami sama-sama terdiam.
"Aku duluan. Kamu dijemput kan?"
Aku mengangguk.
"Hati-hati." Katanya dan memakai helmnya. Aku mengangguk.
Agi membuka kaca helmnya.
"Besok kamu ke perpus kan? Kutunggu."
Aku hanya bisa mengangguk karena aku masih shock, senang, bingung.
Agi pun menarik gas motornya dan menghilang di gerbang.
Aku memegangi pipiku karena malu. Agi membalas perasaanku?! Benarkah?
Aku sempat terdiam di tempatku berdiri, tapi aku segera pergi untuk melihat Pak Bagas. Ternyata Pak Bagas sudah datang. Aku segera naik ke mobil.
***
Di kamar, aku sedang memainkan handphone walau pikiranku sebenarnya ke kejadian tadi siang.
Agi suka padaku? Apakah ini mimpi?
Aku senang bukan kepalang.Padahal dia menolakku dengan begitu kejam, tapi sekarang dia menerima perasaanku.
Aku sampai berguling-guling di kasur karena terlalu senang.
Trrr... Trrr...
Kubuka handphoneku, ada SMS.
Hei
Aku bingung.
Ini siapa? Balasku di SMS.Ini Agi.
Aku langsung terbelalak melihat nama Agi terpampang di layar handphoneku.
Diyah, kalau mau bercanda jangan segitunya dong.
Aku tidak percaya kalau yang meng-SMS-ku benar-benar Agi.
Tiba-tiba handphoneku mendapat panggilan. Ini nomor orang yang mengaku sebagai Agi.
"Halo?" Akhirnya kuangkat teleponnya.
"Ini aku."
Su--suara ini... ini suara Agi!!
"Eh, jadi ini... beneran kamu ya?"
"Hmm."
"Ka... kamu tahu nomorku darimana?"
"Dari Maura."
"Oohh...."
Kami saling diam-diaman untuk beberapa saat, tapi suara Agi mulai terdengar.
"Kamu lagi apa?"
"Eh, aku lagi... tiduran."
Aku gugup karena ini pertama kalinya aku bicara dengan Agi di handphone."Kamu kenapa jadi kaku begitu?"
Tentu saja aku tegang! Karena di handphone, suara Agi jadi terdengar makin dekat!
"Eh, nggak kok. Hahaha...."
"Besok kamu ke perpus ya? Kutunggu."
"I--iya."
"Udah dulu ya, aku mau belajar."
"I--iya. Selamat belajar."
Agi pun menutup telepon.
Barusan Agi nelepon aku?! Aku shock dan senang sekarang. Tidak bisa dipercaya kalau Agi yang telepon barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH
RomanceHanya sebuah kisah fiksi cinta SMA yang sederhana--menjurus mainstream.