Lupa ingatan?

40.3K 1.9K 13
                                    

Abby POV

Aku terbangun dari tidurku yang sepertinya panjang sekali. Badanku terasa lemas dan sakit. Kupegangi kepalaku yang masih sedikit berdenyut pusing. Aroma khas rumah sakit langsung tercium oleh hidungku. Aku mengernyit, bingung dengan keberadaanku, 'Dimana aku?' pikirku dalam hati.

Bahkan entah apa yang sebenarnya terjadi denganku, aku sendiri bahkan tidak tahu. Yang kuingat, bukannya kemarin sore aku sudah pulang ke rumah ya? tapi kenapa sekarang aku malah terbangun di rumah sakit? memangnya aku sedang sakit apa?

Aku mencoba mengingat-ingatnya lagi tentang peristiwa apa yang sudah aku lupakan sampai membuatku terbaring di rumah sakit ini. Setiap kali aku ingin mengingatnya kembali, tiba-tiba kepalaku diserang rasa nyeri yang teramat sangat. Aku hanya bisa mengerang merasakan sakit yang menyerangku.

Tapi aku tidak cepat menyerah, aku masih berusaha untuk mengingatnya lagi. Semakin aku berusaha memaksakan ingatanku lagi dan lagi, rasa sakit di kepalaku malah tidak kunjung menghilang. Sakit itu malah semakin menjadi-jadi terasa menusuk-nusuk isi otakku.

Tapi aku masih bersyukur, walaupun
kepalaku serasa di aduk-aduk tapi pada akhirnya aku bisa mengingatnya walaupun itu hanya sedikit ingatkan yang berkelabat di kepalaku.

Pada saat itu aku berencana untuk pulang ke rumah usai selesai bekerja. Tiba-tiba mobilku berhenti ditengah jalan karena di cegat oleh wanita yang aku lupa siapa namanya. Dan semuanya tiba-tiba saja berubah menjadi gelap dan aku tidak ingat apa-apa lagi setelah itu.

Dan saat ini aku malah sudah terbangun di ranjang rumah sakit. Entah siapa yang membawaku kesini. Ruang rawat inap ini begitu terlihat sangat mewah, aku yakin ini pasti salah satu ruang VVIP. Apa Arzhanka yang membawaku ke sini?

"Sudah bangun?" Aku menoleh ke arah suara yang sudah tidak asing lagi di telingaku. Aku melihat lelaki itu baru saja masuk ke ruang rawat inapku sambil membawa sebuah nampan kecil yang berisi makanan.

Aku hanya menganggukyv  menjawab pertanyaannya. Kupegangi kepalaku yang kembali berdenyut lagi.

"Jangan banyak bergerak. Kondisimu belum pulih benar." Ujarnya lembut sambil membantuku untuk duduk bersandar di kepala ranjang. Dan dia duduk di kursi yang berada di sebelah ranjang sambil memperhatikanku.

"Ayo makan dulu, agar kondisimu cepat pulih..." ujarnya sambil menyuapkan sesendok bubur ke mulutku. Aku tidak menolak suapannya karena perutku juga terasa lapar.

"Apa yang terjadi? apa kamu yang membawaku ke sini Mas?" Tanyaku setelah selesai menelan suapan terakhirku. Aku bahkan merasa malu sendiri karena melihat isi mangkok yang dipegang Mas Azka sampai ludes tak bersisa. Itu semua karena ulah perutku yang tidak punya malu sama sekali. Ugh!

"Bukan aku. Tapi temanmu lah yang membawamu ke sini." Ujarnya sedikit tak acuh saat mengatakan 'temanmu' atau mungkin hanya pendengaranku saja yang sedikit gangguan karena baru saja bangun dari tidur panjangku.

"Siapa?" Tanyaku ingin tahu. Aku benar-benar lupa ingatan untuk sekarang ini. Aku harap setelah ini aku bisa mengingat semuanya tanpa terlewat sedikitpun.

"Entahlah. Aku tidak sempat berkenalan dengannya. Karena sewaktu aku datang, dia sudah tidak ada disini." gumamnya tanpa mau melihatku. Kenapa sih dia?

Aku tidak bertanya lagi padanya dan memilih untuk diam saja. Mungkin itu lebih bagus pikirku dalam hati.

"Dokter bilang kamu harus banyak beristirahat. Jadi sekarang istirahatlah..." Katanya lalu membantuku merebahkan kembali tubuhku di ranjang. Aku hanya menurut saja tanpa mau mengucapkan sepatah katapun padanya. Selesai membantuku, Azka langsung meninggalkanku begitu saja.

Unexpected WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang