Halo semuanya maap banget ya apdetnya lama sekali. Uhuk! sekali apdet malah udah ending aja huuuu#sorakin autornya
Ohya aku buat video trailernya UW nih, happy reading ya? semoga sukhaa...
---------------
Abby POV
"Kamu tau Honney, aku hampir gila karena ulahmu!" ujarku setengah sebal pada suamiku yang sekarang tengah tersenyum manis menatapku. Ya, setelah malam mengerikan itu aku tidak pernah meninggalkan Azka sendirian di kamarnya. Aku masih trauma pada kejadian itu. Seandainya ... seandainya dan seandainya ... oh tidaaaakkk! aku tidak bisa membayangkan jika dia...
"Karena ulahku?" tanyanya yang membuyarkan lamunanku.
Aku hanya mengangguk, "Kenapa?" tanyanya lagi
Aku makin tambah jengkel dengan pertanyaannya, "Kau masih berani bertanya kenapa? Astaga Azka! kau hampir mati gara-gara mantan kekasihmu itu!" jeritku tidak percaya. Dia yang hampir mati semalam dan sekarang dia malah bersikap biasa-biasa saja. Ya Tuhan ... kau ciptakan dari apa pria dihadapanku ini?!
"Ralat Sayang, mantan sahabat..."
"Whatever lah."
"Kau cemburu, eh?" godanya sambil menoel hidungku gemas. Aku melengos kesal menatap kearah lain, mungkin vas bunga lebih menarik ketimbang menatap wajahnya.
Masih bertanya lagi apa aku cemburu? jelas aku cemburu lah, dia kan suamiku. Kalau bukan suamiku untuk apa juga aku mencemburuinya. Bisa digorok leherku sama istrinya nanti.
"Sayang?"
Aku diam.
"Honney?"
Hm.
"Sweety?"
Dikira anak kecil kali ya, masa panggilannya sweety sih. Hallo? bentar lagi aku punya baby ini lho... aku terpaksa bertahan dengan aksi bungkamku.
"Cintaaaa?"
What? panggilan alay dari mana lagi itu, eh Cinta? kedengarannya manis. Aaaaaa ... aku menahan senyumku menoleh menatapnya dengan mata berbinar, "Coba ulangi sekali lagi, honney?" pintaku menahan malu. Berasa jadi abege labil lagi. Haha...
Azka terlihat mengerutkan dahinya bigung, barangkali. "Apanya?" tanyanya tidak mengerti.
Aku menggeplak lengannya dengan sebal, "Ish. Itu lho yang terakhir kamu ucapin ke aku, Ash! masa lupa sih," gerutuku sambil cemberut.
Beberapa detik kemudian Azka lalu tersenyum lebar menampakkan gigi-gigi putihnya yang rapi, tangannya yang bebas dari selang infus mengacak-acak rambutku dengan gemas, "Cinta?" bisiknya pelan seraya mendekatkan bibirnya mengecup puncak kepalaku.
Aku pun balas mengecup bibirnya dengan singkat, "It's sounds good, honney!"
Kemudian Azka merengkuhku kedalam pelukannya. Sedikit susah memang karena perutku yang membuncit ini tapi itu tak menghalangi niat kami untuk melepas rindu selama beberapa hari ini. Hanya berpelukan biasa, tidak ada adegan 'hot' yang biasanya aku baca di novel roman favoritku. Ini saja, bagiku sudah lebih dari cukup.
"I miss you, really-really so much!" bisiknya disela-sela pelukan kami.
"Me too, honney."
***
Setelah menjalani perawatan beberapa hari lagi di rumah sakit kondisi Azka berangsur membaik. Dan dia akhirnya diperbolehkan pulang oleh Dr. Rama. Aku bukan main senangnya mendengar Azka sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Kulihat juga kondisi Azka juga sudah pulih kembali seperti sediakala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Wedding
Storie d'amoreEntah ini pantas disebut sebagai kesialan atau keberuntungan bagi Abby, karena tidak ingin menanggung malu tiba-tiba saja ia disuruh orangtuanya untuk menggantikan pernikahan kakaknya yang sedang sakit kronis di rumah sakit untuk menikah dengan calo...