Author POV
Rasanya kayak ditimpa beribu-ribu ton besi menimpa tubuhnya. Dunia serasa berputar-putar saja ditempat. Mana yang harus Abby percayai antara lebih memilih mendengar pengakuan dari wanita simpanan suaminya atau lebih memilih untuk mempercayai suaminya sendiri yang hampir lebih dari 2 hari ini tidak ada kabarnya sama sekali.
Bagaimana Abby harus berpikir positif tentang suaminya sedangkan Azka sendiri sampai hari ini bahkan dia tidak menghubunginya sama sekali, kemana dia pergi?
"Non Abby tetep harus percaya sama den Azka non, dia tidak mungkin menghianati non dengan bermain wanita di belakang. Percaya deh sama Bibi non..." Kata Bi Sum ART-nya berusaha meyakinkan majikan mudanya agar pikirannya tidak terkontaminasi oleh perkataan wanita asing yang mencoba menghasutnya untuk membenci suaminya.
Gadis itu tampak menghela napasnya pelan, sesak di dadanya masih belum juga berkurang. Malah kesini sesaknya makin menjadi-jadi. Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya itu. Bukannya Abby tidak mempunyai rasa apapun pada suaminya? kenapa dirinya seolah sebagai orang yang paling tersakiti di dalam cerita ini?
"Tapi bagaimana caranya agar aku lebih mempercayai suamiku Bi, sedangkan dia sendiri bahkan sampai saat ini tidak mau mencoba untuk menghubungiku..." Katanya lemah sambil duduk di lantai kamarnya sambil memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya.
Sumarni hanya bisa diam seribu bahasa menatap nanar sang gadis ayu itu, dia sendiri juga bingung harus dengan cara bagaimana lagi meyakinkan sang majikan mudanya yang sedang bimbang akut gara-gara masalah yang belum tentu kebenarannya.
"Bibi tau? aku dan Azka menikah bukan karena cinta. Melainkan karena rasa tanggung jawab dan permintaan dari alm. Kak Alisha," Tuturnya pelan sambil mengusap air matanya yang jatuh berderai di pipi mulusnya tanpa harus diminta.
Abby menghela napas beratnya sekali lagi lalu mendongak dan menatap ART-nya dengan pandangan sendu. ART-nya terlihat kaget mendengar penuturan yang tak di sangkanya itu keluar dari mulut sang gadis di hadapannya dengan mulut membeo. Ini tidak mungkin.- Batin Sumarni tidak percaya.
"Aku menikah dengannya karena aku harus menggantikkan pernikahan Kakakku Bi. Bukan karena rasa cinta yang menggebu antara aku dan dia, tapi lebih ke arah tanggung jawabnya Bi." Ujarnya masih sesenggukkan menahan emosi yang bergejolak dari dalam tubuhnya.
"Ini tidak mungkin Non, den Azka yang Bibi kenal tidak mungkin begitu." Sangkalnya sambil meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang baru saja dia dengar itu tidak benar. Azka-nya tidak mungkin begitu pikirnya dalam hati.
"Tapi kenyataannya memang seperti itu Bi..." Gumamnya lirih. Abby tidak berusaha untuk menutup-nutupi kenyataan. Ia hanya ingin semua orang tahu bahwa dia tidak bahagia dalam pernikahan yang dia jalani.
"Tapi, bagaimana bisa Non,"
"Ceritanya sangat panjang Bi,"
"Cerita saja Non, Bibi masih punya banyak waktu kok untuk mendengarkannya..." Pintanya penuh harap.
Lalu mengalirlah cerita rumit tentang dirinya dan juga suami super dadakannya keluar dari mulut gadis bermata bulat terang itu.
"Kenapa non Abby tidak mencoba untuk menolak pernikahan itu jika non Abby sendiri tidak menyetujuinya.." Ujar sumarni setelah selesai mendengarkan cerita rancu yang baru saja didengarnya.
"Masalahnya tidak semudah kita membalikkan telapak tangan Bi. Aku tidak bisa menolaknya. ini benar-benar pilihan tersulit dalam hidupku." Ucapnya disela-sela isak tangisnya.
Iya. Tadinya aku merasa itu adalah pilihan tersulit dalam hidupku. Tapi, entah kenapa makin kesini pilihan itu merubah diriku menjadi seseorang yang tidak terkendali. Apa aku mulai jatuh cinta lagi? ini seperti dejavu! hal yang sama aku rasakan seperti 7 tahun yang lalu saat aku mulai jatuh cinta padanya.- Pikirnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Wedding
RomanceEntah ini pantas disebut sebagai kesialan atau keberuntungan bagi Abby, karena tidak ingin menanggung malu tiba-tiba saja ia disuruh orangtuanya untuk menggantikan pernikahan kakaknya yang sedang sakit kronis di rumah sakit untuk menikah dengan calo...