Harusnya aku...

33.8K 1.5K 52
                                    

Author pov

            Sudah hampir seminggu lamanya mamanya Azka, bu Sonya tinggal di rumah anaknya. Entah apa tujuannya yang jelas dia tidak ingin melihat menantunya itu hidup tenang di atas penderitaan orang lain. Sonya selalu mencari-cari kesalahan Abby agar menantunya tidak betah tinggal dengan anaknya lagi.

"Kau dengar itu! aku tidak butuh menantu mandul sepertimu?!" Ujarnya sarkas dengan senyum pongah mengembang di bibirnya yang berwarna merah.

"Maaf Ma..." lirih Abby yang hanya bisa menahan air matanya setiap kali mendengar kata-kata pedas keluar dari mulut mertuanya. Dia tidak mengerti kenapa sikap mertuanya sangat membencinya dan itu semua hanya karena dia belum diberi keturunan. Lagian Azka juga tidak pernah mempermasalahkannya kenapa berbanding terbalik dengan mama mertuanya.

"Tidak ada kalimat lain kah selain kata maaf ... maaf dan maaf! Mama bosen Abby kau selalu mengucapkan kalimat yang sama setiap kali Mama memarahimu!!" bentaknya yang membuat wanita berambut panjang itu lagi-lagi harus menekan amarahnya ke dasar relung hatinya yang paling dalam. Hanya kata 'sabar' lah yang selalu Abby ingat jika mertuanya berulah lagi.

Karena tak tahan dengan desakkan demi desakkan yang selalu di lontarkan oleh mama mertuanya yang kelewat sadis, wanita bermata bulat itu akhirnya pergi tanpa membalas ucapan terakhir mertuanya. Biarlah dibilang menantu yang tidak mempunyai sopan santun atau apa lah, yang dibutuhkan Abby saat ini adalah pergi untuk menenangkan diri. Mungkin pergi ke kantor Azka bisa membuat kepalanya stabil kembali.

Abby pergi mengendarai mobil BMW putihnya dengan kecepatan normal, ia tidak pernah berpikir akan jadi seperti ini hidupnya setelah dia menikah. Cobaan demi cobaan semuanya sudah dia lalui dengan sabar, tetapi tidak dengan kali ini.

Mama mertuanya benar-benar sudah sangat kelewatan padanya. Tidak tahukan beliau kalau dirinya juga sangat tertekan dengan desakan demi desakkan yang selalu dia berikan pada menantunya itu. Sonya pikir membuat anak itu semudah mencetak kue lapis?

Drttt drtttttt...

Saat pikirannya bercabang kemana-mana ponsel pintarnya yang dia simpan di dalam cristian louboutinnya bergetar meminta perhatiannya untuk dilihat. Nama seseorang yang selalu dia pikirkan muncul di layar IPhonenya. My lovelly husband memanggil.

"Halo Ash, ada apa?" jawabnya setelah menempelkan ponselnya di telinga kirinya.

"Sayang ... Mama bilang kamu pergi dari rumah? kamu pergi kemana?" Tanya Azka terdengar sangat khawatir diseberang sana. Abby sedikit menyunggingkan senyumnya saat mendengar suara seseorang yang sedang mengkhawatirkannya. Ah suaminya terlalu berlebihan batinnya berseru.

"Aku hanya ingin jalan-jalan saja Azka! kau pikir aku tidak bosan berada di rumahmu terus hmm..." jawab Abby sambil memutar bola matanya malas. Ia tidak ingin suaminya tahu kalau dirinya sedang galau berat karena terlalu memikirkan kata-kata mertuanya.

"Pergi kemana?" desaknya.

"Tidak tahu. Mungkin main ke kantormu sebentar bukan ide yang buruk Ash?" ujar Abby berharap suaminya akan memperbolehkannya.

"With my pleasure, dear ... ditunggu." Jawab Azka dengan suara lembutnya. Ah suaminya itu, baru tidak bertemu sebentar saja dengannya, Abby sudah sangat merindukannya saja.

Setelah panggilan teleponnya terputus, dengan bersemangat Abby segera melajukan mobil kesayangannya ke kantor suaminya. Mudah-mudahan setelah ia bertemu dengan suami tercintanya, sakit hatinya bisa terobati dengan sendirinya- doanya dalam hati.

****

Abby POV

         Entah kenapa jantungku tiba-tiba berdebar tidak karuan seperti ini. Padahal kan aku hanya ingin bertemu dengan suamiku, bukan mama mertuaku. Tapi rasa-rasanya kok tidak enak begini ya? ya allah ... mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu yang tidak kuinginkan. Aku tidak mau sesuatu terjadi pada suamiku.

Unexpected WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang