Hay guys...ane nongol lagi nih, hihii maaf ya ane terlalu lama menghilangnya...disamping menulis pekerjaan didunia nyata sangat amat menyita waktu sehingga ane tidak bisa apdet tiap harinya. Ohoho..
Berhubung hari ini ane off kerja, jadi sebisa mungkin ane makse nulis untuk segera diposting. Uia, ane ada buat thrillernya UW tapi belum bisa nongol disini ea, soalnya blm bisa diapload di yutub tunggu ada wifi baru bisa nongol.
yaudah deh happy readingg, jangan lupa tinggalin jejaknya okeeehh...😊muaahh!
----------------Abby POV
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat bagaikan angin yang terus berhembus memberikan oksigen pada mahluk hidup yang ada di bumi. Sudah satu tahun berlalu pernikahanku dengan Azka. Pernikahan kami berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. Bedanya dari setahun lalu adalah kini aku dibolehkan lagi untuk bekerja kembali di kantornya. Itu aku yang meminta. Kalau aku tidak mengancam akan berpisah dengannya, dia mana mau mengabulkan permintaanku.
Ya, aku merasa sangat bosan harus berada di rumah setiap harinya tanpa melakukan sesuatu. Em, maksudku tanpa melakukan pekerjaan yang sedikit menguras pikiran begitu misalnya. Kalau di rumah kan kegiatannya hanya itu-itu saja bangun tidur, setelah itu menyiapkan keperluan suami seperti menyiapkan baju-bajunya yang mau dipakai, menyiapkan sarapan dan mengantarkannya pergi kerja sampai di depan pintu.
Terus siangnya nganggur sampai sore menjelang malam. Menunggunya pulang kerja sampai larut malam seperti orang bodoh. Tak tentu juga pulangnya manusia kutub utara itu, kadang jam 10 malam dan yang lebih parahnya lagi kadang sampai jam 12 malam. Busyet dah! masih muda aja aku udah harus berperilaku seperti itu terus setiap harinya. Bisa-bisa di umurku yang ke 25 nanti wajahku berubah seperti orang yang sudah berumur 35 tahun.
Aih! mana tahan?!
Ya walaupun jabatanku di kantor berubah tidak seperti sebelumnya, kini aku menjabat sebagai manager keuangan di perusahaannya menggantikan mbak Niken yang mendadak resign karena kehamilannya yang makin hari bertambah besar.
Melihat mbak Niken yang sebentar lagi akan mempunyai baby mungil, terus terang aku dilanda virus iri padanya. Bagaimana tidak iri kalau aku sendiri sampai sekarang belum juga di kasih momongan. Hati wanita mana yang tidak sedih jika dirinya menginginkan suara tangisan anak kecil hadir di dalam rumah tangganya dan hingga saat ini masih belum juga diberikan kepercayaan untuk menjaganya.
Kadang aku stres sendiri memikirkannya. Ingin rasanya aku berteriak meneriaki diri sendiri karena Tuhan belum bisa mempercayaiku. Apakah aku telah berbuat suatu kesalahan di masa lalu hingga sampai saat ini aku belum juga diberikan keturunan.
Beruntungnya aku memiliki seorang pendamping seperti Azka. Ya walaupun sikapnya masih belum bisa berubah masih sama seperti yang dulu tetapi dia sangat hangat saat bersamaku. Dialah orang yang selalu menasehatiku untuk selalu bersabar. Katanya waktu itu saat melihatku sedang menangis, 'Mungkin Tuhan masih sayang dan ingin memberikan waktu pada kami berdua untuk bersenang-senang lebih dahulu layaknya orang berpacaran ala abege. Menikmati hari-hari seperti orang yang sedang dimabuk cinta. Itulah alasan kenapa Tuhan masih menahan calon buah hatiku saat ini.'
Setelah mendengar nasehat-nasehatnya yang membuat hatiku sedikit adem kembali, dalam waktu dekat aku tidak lagi mempermasalahkannya. Tapi disaat mataku tidak sengaja melihat seorang ibu hamil tengah berjalan bersama suaminya dengan begitu kompaknya mereka berdua mengurus calon buah hatinya yang masih dikandung istrinya atau seorang wanita yang tengah tertawa bahagia dengan sang buah hatinya, Mereka seolah-olah sedang mengejekku karena aku belum bisa menjadi istri sempurna layaknya mereka.
Kesedihanku mendadak keluar saat aku melihat adegan yang penuh dengan drama kebahagiaan itu. Rasanya sesak dan ingin sekali kuku-ku merobek dadaku dan langsung mengeluarkan jantungku dari tempatnya. Tuhan... aku ingin sekali seperti mereka, tak bisa kah engkau memberiku satu kesempatan untuk menjaga titipanmu? apa bagimu aku belum pantas untuk menjaganya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Wedding
RomanceEntah ini pantas disebut sebagai kesialan atau keberuntungan bagi Abby, karena tidak ingin menanggung malu tiba-tiba saja ia disuruh orangtuanya untuk menggantikan pernikahan kakaknya yang sedang sakit kronis di rumah sakit untuk menikah dengan calo...