Don't leave me...

32.8K 1.3K 22
                                    

Haloo ... selamat malam menjelang dini hari semuanya... maaf ya apdetnya lama banget. hihii x_x ada yang kangen sama pasangan Abby-Azka gak?? #gakada huuuu lemes...

Gimana gak lama coba, authornya lagi galau tingkat apa ya? emm.. pokoknya galau banget deh. Kenapa? gara2 ditinggal syuami pulang kejawa terus daku gak diajak. Hiks #elap ingus pake cempal #eh

Tiap kali mau nulis bawaannya pasti galau mulu, jadi terpaksa di hold dulu tulisannya dari pada gak dapet feelnya.

Ya udah deh gitu aja edisi curhat gak pentingnya. Sekian.

Happy reading ya!
---------------

Abby Pov

Aku duduk gelisah di kursi penumpang mobil taksi yang sejak setengah jam lalu kutumpangi, mungkin kalau dihitung-hitung dengan teliti bisa lebih dari setengah jam aku duduk manis disini. Entah kenapa mobil taksi yang kutumpangi ini rasanya berjalan seperti siput melamun, lama sekali. Aku tak henti-hentinya menggerutu tidak jelas mengomeli si supir taksi yang tidak pandai dalam hal menyupir. Kalau memang dia tidak pandai ya mending tidak usah bekerja menjadi driver saja daripada membuat penumpang uring-uringan sendiri karena ketidak becusannya.

"Jalannya bisa dipercepat sedikit tidak sih Pak?! darurat ini lho," seruku tidak sabar pada si supir taksi yang duduk mengemudi didepanku. Aku duduk di kursi belakang karena kursi disamping pengemudi sudah diduduki oleh mama mertuaku.

"Maaf Bu, ini malah sudah melebihi kecepatan maksimal, saya tidak berani lebih laju lagi dari ini. Resikonya terlalu tinggi," ucapnya yang berlogat medok jawa yang membuatku emosiku naik ke ubun-ubu . Sabar Abby, sabar! batinku berseru dalam hati. Bisa-bisa kamu hipertensi gara-gara darah tinggi kamu naik. Ingat bayi kamu! teriaknya seakan memarahiku.

Lagian ini supir taksi pinter banget sih ngelesnya, gak tau lagi urgent apa! kalau sampe terjadi apa-apa sama suamiku, aku bakalan nuntut dia bila perlu aku datengin rumahnya terus aku buat rusuh disana. Bodo amat dikira gak waras a.k.a gila, salah siapa jalankan mobil aja kayak siput berjalan. Bikin emosi aja!

"Abby Sayang, udah dong kamu yang sabar dulu ya. Ini juga bentar lagi mau nyampe rumah sakit, berdoa aja semoga suami kamu baik-baik aja." ujar mama mertuaku terdengar lembut sambil tersenyum hangat berusaha meredakan kegelisahanku yang sepertinya tidak bisa dihentikan dari pikiranku. Aku jelas terlihat sekali mengkhawatirkan keselamatan suamiku. Bagaimana aku tidak gelisah kalau suamiku sendiri sedang terkapar di rumah sakit.

Tadi sore setelah aku pulang dari rumah sakit sekitar pukul 17.45 selesai cek up kandunganku yang ditemani oleh mama mertuaku, baru saja kakiku menginjak lantai depan teras rumahku tiba-tiba saja ponselku yang ada di dalam cluth kremku berbunyi nyaring menampilkan nomer tak dikenal terpampang disana. Tadinya aku ingin sekali mengabaikan panggilan nomer asing itu, tapi mama mertuaku yang melihatku hanya diam dan setengah ragu melihat layar ponselku yang menyala akhirnya beliau menyuruhku untuk mengangkatnya saja. Kali aja ada yang penting, katanya waktu itu.

Setelah menggeser tombol hijau di layar ponselku, suara khas seorang lelaki langsung menyapa indera pendengaranku. Awalnya aku bingung saat orang itu menanyakan apakah aku salah satu dari keluarga pasien. Pasien yang mana? setahuku keluargaku tidak ada yang masuk rumah sakit selain aku yang rutin cek up kandunganku? pikirku dalam hati.

Lalu orang itu memberitahukan padaku kalau pasien yang dia maksud itu bernama Azhanka Adley Althair telah mengalami kecelakaan berat di jalan bla bla bla. Saat mendengar nama suamiku disebutnya, kepalaku seperti dijatuhin bom molotov. Pecah kemana-kemana. Seketika aku luruh ke lantai, menangis sejadi-jadinya disana.
Apa benar kabar yang kudengar barusan? kumohon Tuhan ... jangan! teriakku berusaha tidak mempercayainya.

Unexpected WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang