Pertama kali apdet diawal puasa nih, semoga nanti puasanya lancar yaaa dan diterimaa...
Happy reading.
--------------------------------Abby Pov
Aku keluar dari lift untuk menemui Dr. Rama di lantai 2, lima menit yang lalu dia menghubungiku karena ingin membicarakan soal Azka di ruangannya. Berhubung saat ini tidak ada yang menggantikanku untuk menjaga suamiku di kamarnya, awalnya aku menolak untuk menemuinya di ruangannya yang berbeda lantai dengan kamar inap Azka. Kupikir aku bisa menemuinya nanti setelah mama mertuaku datang kesini dan menggantikanku berjaga. Jadi aku bisa tenang saat meninggalkan suamiku sendirian disana. Karena sudah ada mama mertuaku yang sudah pasti menjaga anak sulungnya.
Tapi Dr. Rama bilang padaku kalau nanti malam dia akan pergi ke luar kota untuk melakukan sesuatu mengenai kedokterannya. Aku agak aneh disini, kenapa perasaanku mengatakan kalau Dr. Rama seperti tengah memaksaku? ada apa sebenarnya. Karena tidak ingin berpikiran macam-macam sendiri tentangnya, akhirnya aku lebih memilih untuk mengabaikan saja pikiran ngawurku. Toh sudah jelas Dr. Rama ingin memberitahukan perkembangan kesehatan Azka, ini juga demi kebaikan suamiku. Apa sih yang ada di dalam pikiranku ini.
Tapi, apa kau tidak lagi berpikir dua kali By?! kalau memang dia ingin memberitahukan tentang perkembangan kesehatan suamimu, kenapa dia tidak langsung saja datang ke kamar inap suamimu seperti biasanya yang dia lakukan. Kenapa juga dia harus menyuruhmu datang ke ruangannya. Apa dia tidak melihat kondisimu yang tengah hamil besar. Jalan ke toilet saja kamu harus menggunakan kekuatan ekstra besar untuk dapat sampai kesana, apalagi untuk naik-turun lift dan berjalan ke ruangannya yang tempatnya ada di pojok ruang lab? apa kau tidak curiga padanya! jangan-jangan ... dia sedang merencanakan sesuatu pada suamimu, By?!- bisikkan suara hatiku mencoba menahanku agar aku segera kembali ke kamar inap Azka.
Bagaimana aku bisa kembali, kalau sekarang aku sudah terlanjur keluar dari pintu lift yang baru saja membawaku turun ke lantai ini. Sedang sibuk-sibuknya dengan pikiranku yang saling menyuruhku untuk meneruskan atau kembali, mataku tidak sengaja menangkap sosok misterius masuk ke dalam lift yang tadi kupakai.
Dilihat dari gestur tubuhnya yang tertutupi kain hitam, aku bisa menebak kalau dia seorang wanita. Aneh saja melihat cara berpakaiannya, ini di rumah sakit lho, bukan sedang di kuburan. Kenapa dia harus memakai cadar segala kalau memang dia ingin menjenguk sanak saudaranya yang sedang sakit.
Lagi-lagi aku mengabaikannya, toh itu juga bukan urusanku mau dia memakai sarung model batman sekalipun juga suka-suka hati dia. Kenapa aku harus rempong mengomentari penampilan anehnya. Kemudian aku mengendikkan bahu dan memilih meneruskan kembali niat awalku untuk menemui Dr. Rama.
Mengetuk pintu dan tak lama terdengar sahutan dari dalam yang menyuruhku untuk masuk. Setelah masuk, hal pertama yang kulihat adalah wajah Dr. Rama terlihat cemas atau lebih tepatnya seperti orang yang eng ... ketakutan begitu dia melihat wajahku. Aku mengerutkan dahi dan menatap Dr. Rama tidak mengerti, apa yang salah dengan diriku sehingga dia menatapku seperti melihat gorila di hutan amazon.
"Dokter, kenapa dokter melihat saya seperti itu?" tanyaku pada akhirnya karena Dr. Rama masih terus diam dan tidak mencoba berbicara padaku. Aneh pikirku dalam hati.
Terdengar helaan napas kasar keluar dari mulutnya, lalu dia menghirupnya lagi dan kemudian menatapku dalam-dalam, "Kenapa kau datang kesini? seharusnya anda tetap berada diruangan itu untuk menjaga suamimu dan mengindahkan permintaan saya." ujarnya pada akhirnya. Aku semakin mengerutkan dahiku berkali-kali lipat dari sebelumnya mendengar kata-katanya.
Hallo, bukannya tadi dia sendiri yang bilang padaku agar aku datang menemuinya. Kenapa sekarang malah sebaliknya, dia seperti menyalahkanku karena sudah berani datang untuk menemuinya. Aku jadi bingung sendiri dan tidak mengerti apa maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Wedding
RomansaEntah ini pantas disebut sebagai kesialan atau keberuntungan bagi Abby, karena tidak ingin menanggung malu tiba-tiba saja ia disuruh orangtuanya untuk menggantikan pernikahan kakaknya yang sedang sakit kronis di rumah sakit untuk menikah dengan calo...