03: Pelabuhan dan Senja

412 27 0
                                    

Memangnya sejak kapan kepedulian dan rasa sayang harus diatas namakan sebuah status?

...

"Sebenernya lo kenapa sih? Lo itu aneh, lo kayak hujan yang bikin manusia menikmatinya tanpa sadar hujan itu semu."

Kata kata Gery sukses membuat Valerie terpaku dan tidak mampu melanjutkan langkahnya menuju mobilnya yang terparkir di pinggir jalan.

Ia tahu tak seharusnya ia berhenti dan mendengarkan jantungnya yang berdegup berkali kali lebih kencang. Tapi ia juga tahu tak seharusnya Gery berkata hal yang tidak seharusnya.

Menikmati itu mengandung arti yang positif kan?

"Look at me. Jelasin lo kenapa." Ucap Gery dengan nada dinginnya. Semua orang pasti tahu dibalik nada dingin seorang Gery Andika, terdapat perintah yang tak terbantahkan.

Valerie memutar tubuhnya pelan dan memandang Gery yang menatapnya lurus dengan mata kecoklatannya yang biasa memancarkan kehangatan kini menjadi salah satu hal yang paling ia hindari saat ini.

"Gue ga kenapa napa ger. Lo boleh pulang sekarang." Jawab Valerie hampir terbata bata. Kalau saja ia tak menelan ludahnya sebelum berbicara tadi, ia yakin suaranya akan tertahan di tenggorokan.

"Lo ngehindar dari gue kan? Kenapa sih? Lo ga suka gue sok sokan main basket? Lo ga suka gue main sama Farel sama Aldi? Lo ga suka gue ada di sekitar lo?" Tanya Gery pelan namun kata katanya seperti berbaris rapih di memori kelam Valerie yang akan ia putar setiap saat.

"Enggak. Gue ga kenapa napa." Jawab Valerie menunduk menahan rasa takutnya saat mata coklat Gery beradu dengan mata indah miliknya.

Merasa pertahanannya akan runtuh secara perlahan, Valerie berjalan cepat menuju mobilnya dan membiarkan Gery yang masih menatapnya bingung.

"Lep-"

"Gue ga akan ngelepas sebelum lo ngejelasin seenggaknya lo kenapa." Ketus Gery dingin mencekal tangan Valerie kencang yang langsung membuat tangan Valerie mati rasa dan meringis pelan.

Gery tahu ini menyakitkan untuk seorang yang memiliki tangan seperti Valerie. Namun bila ia tak melakukan ini Valerie pasti pergi dan meninggalkannya dengan seribubtanda tanya.

Terserahlah bagaimana yang akan terjadi kedepannya. Doakan saja yang ternaik untuk keduanya.

"Lepas ger lepas." Ringis Valerie mencicit seperti hamster yang hampir terjepit 2 pintu otomatis.

"Lo tau gue ga akan ngelepas lo." Kukuh Gery semakin mempererat genggamannya menghantarkan hambatan listrik yang langsung membuat jantung Valerie berdegup lebih cepat.

"Gue ga ken-"

"Berhenti bilang lo ga kenapa napa seakan lo bisa membuat diri lo terlihat ga kenapa napa bagi orang lain. Di mata gue lo gak terlihat seperti itu val." Potong Valerie saat ia hampir mengelak dengan kata gue ga kenapa napa.

Gery terlalu muak dan merasa lelah dengan semua kata bahwa dia baik baik saja. Mungkin bagi orang lain dia sangat baik, namun bagi Gery ia sangat tidak baik.

"Ger, gue mau pulang. Lagian kenapa sih lo ngurusin gue? Lo bukan siapa siapa gue. Bahkan kita ga punya status apa apa." Ucap Valerie setelah ia menegarkan hatinya agar bisa berkata sarkas hingga Gery membencinya.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang