16: Cerita Lama

10 0 0
                                    

Hidup lo berdua megah, tapi sendirian. Dan lo berdua ga butuh harta, tapi temen. Lo berdua ga butuh pembantu, tapi pendengar.

...

"Boleh gue makan?" Tanya Farel menatap tempat makan yang penuh dengan isinya ini.

Perutnya sudah berteriak lapar dan melihat makanan di depannya membuat perutnya meronta ronta seakan tak pernah makan.

"Boleh! Tapi kalau bisa jangan disini dong rel. Not convenient for me to eat in the rooms smelled of alcohol." Ucap Farah menyengir lebar agar tidak menyinggung perasaan Farel.

"Maaf, ayo ikut gue." Ucap Farel menarik tangan Farah dan berjalan menyusuri rumah Farel.

"Jangan sok sokan mimpin kalau jalan aja belom bener." Ledek Farah saat Farel meringis kesakitan dan terpaksa berjalan secara pincang. Namun Farah membantu Farel sesuai dengan arah Farel.

Farel menuntun mereka berputar putar di runahnya. Sebenarnya ini bukan berputar. Farel sudah memikirkan tempat tujuan mereka dan mereka dalam perjalanan.

Mungkin karena rumahnya kegedean jadi berasa muter muter kali ya? Batin Farah masih membantu Farel di sebelahnya.

"Kita mau kemana?" Tanya Farah menatap Farel bingung.

Farel menatapnya balik dan tersenyum miring kemudian tertawa. Bulu kuduk Farah berdiri ketika mendengar tawa Farel. Tawa aneh seperti inu mengingatkan Farah dengan joker musuh batman.

"Rel lo macem macem gue tendang loh." Ancam Farah menatap sengit Farel. Akhirnya senyum miring itu hilang digantikan dengan tawa yang terbahak bahak.

"Kalau gue macem macem kaki gue lagi sakit ini. Kaburnya susah." Ucapnya membuka sebuah pintu dan betapa terkejutnya Farah mereka berada di kolam renang.

Farah memandang takjub kolam renang dihadapannya. Lampu lampu kuning berada di sudut, di atas air mancur, dan di dalam kolam renang. Air mancur di sisi tembok dan dua bangku santai kolam renang.

"Lo punya kolam renang di rumah?" Tanya Farah yang seharusnya tidak masuk akal di telinga Farah.

"Gue suka renang." Ucap Farel duduk di tepi kolam renang dan mencelupkan aatu kakinya ke dalam kolam renang.

"Gue ga nanya lo suka berenang." Ucap Farah cuek ikut duduk di tepi kolam renang. Ia mencopot sepatunya dan merendam kakinya di dalam air.

Ia merenggangkan jari jari kakinya dan menggoyangkan kakinya maju mundur. Senyumnya merekah merasakan ketenangan memasuki diriinya.

Farah mengambik kotak makan dan membukanya. Ia memberikan pada Farel dan memakan punyanya sendiri.

Farah mengedarkan pandangannya dan matanya membelalak ketika melihat windowsill di belakang mereka.

"Di rumah lo ada windowsill? Ih dari dulu gue minta dibikinin windowsill sama mama gue ga dikabulin. Soalnya kalau ada masa iya gue liat jemuran tetangga. Lo mah enak liatnya ke kolam renang." Celoteh Farah panjang menatap ke windowsill. Ia masih menyendokan nasi goreng dan memasukannya ke dalam mulut.

"Itu kamar gue. Justru gue ga pengen punya windowsill. Gue pengennya punya balkon kayak lo." Ucap Farel memandang ke jendela kamarnya.

"Tap-"

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang