20: Bunga Bangkai

8 0 0
                                    

Tidak penting seberapa sering kau menyentuh pacarmu, hal terpenting adalah seberapa sering kau membuat pacarmu bahagia.

...

Farah berjalan malas ke arah kantin yang berada di pojok sekolah. Hari ini ia tak tahu akan makan dengan siapa. Anya sibuk dengan segala praktikum spektakulernya, Valerie yang tak kunjung menyelesaikan PR Geografinya, Aldi yang terus mendekam di kelas dengan gitar dan lagu barunya, dan Farel yang entah kemana menghilang dari kelas.

Ia tak mungkin makan di meja pemandu sorak dan sok kenal dengan mereka semua. Walau ia memang benar benar mengenali mereka semua tapi pasti akan sangat canggung.

Ia juga tak mungkin makan dimeja para biang onar. Biasanya ini berisi para lelaki dengan baju dikeluarkan dan celana super ngetat dan baju yang berbau rokok. Atau bisa dikategorikan menjadi teman temannya Farel.

Pokoknya tak ada meja yang nyaman selain meja bersama orang terdekatnya di kantin. Jauh lebih baik ia sendiri daripada sok akrab dengan kelompok kelompok lainnya yang tercipta di sini.

Saat kakinya baru saja memasuki kantin ia dapat melihat satu meja kosong di area kelas sebelas dan segera berlari cepat ke sana. Ia duduk tenang dan mengeluarkan handphonenya. Kepalanya mengedarkan pandangan hingga ia menemukan sebuah kios penjual jagung manis di dekatnya.

"Mas jagungnya satu!" Teriaknya tanpa bangun karena ia tahu akan ada seribu satu orang yang mengincar bangkunya padahal ia hanya duduk sendiri.

Selesai memesan ia memainkan handphonenya namun rupanya ada kegiatan lain yang nampak lebih menarik. Dua meja di depannya ia menemukan dua sosok yang ingin rasanya ia lempari pisau milik ibu penjual ayam bakar.

Mereka adalah Farel si murid bandel yang paling bandel di Garuda Putih, dan Andin si murid baru yang sungguh keberadaannya dibenci Farah di muka bumi ini.

Farel nampak santai memakan nasi gorengnya tanpa merasa risih atau tak suka dengan keberadaan Andin. Sedangkan Andin sedang mengatakan suatu hal yang membuat Farel tiba tiba tertawa.

Mata Farah benar benar terpaku tak tau mau bagaimana. Tubuhnya seperti tertembak, terkujur kaku. Memang ini sangat terlalu berlebihan. Namun ini yang terjadi pada dirinya.

Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Tidak semenggelikan cerita cerita roman di luar sana yang melihat pacar kita selingkuh dengan berciuman atau berpelukan di depan matanya.

Ini lebih dari sekedar skinship macam itu. Farel tertawa bahagia dengan Andin. Tidak penting seberapa sering kau menyentuh pacarmu, hal terpenting adalah seberapa sering kau membuat pacarmu bahagia.

Dan sekarang orang lain berhasil melakukannya. Andin hanyalah murid pindahan dari Jerman yang memiliki muka cantik dan badan bak gitar Spanyol yang kini mampu membuat Farah minder setengah mati.

Namun ia orang baru dalam hidup makhluk keras kepala yang menggunakan topeng dimana mana bernama Farel. Dan dengan kekuatannya ia dapat membuat Farel tertawa hingga matanya menyipit.

Padahal diantara Farel dan Farah sudah jelas mereka terikat sebuah hubungan yang terasa transparan tanpa warna. Dan sekarang dia kembali dengan julukannya dan tertawa dengan Andin.

Farel si playboy kelas kakap.

"Gue duduk sini ya."

Farah menoleh cepat dan ia menyerngit tak suka menemukan Aster duduk di hadapannya dengan segelas jus jambu. Aster nampak seperti akan menyampaikan sesuatu seperti yang berbau meledek.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang