21: Asma

11 0 0
                                    

Gue disini, sama lo, dan gue nyata.

...

Kasur yang biasanya diisi oleh satu orang, kini terasa sesak karena dua orang sedang bertamu mempersempit kasur itu.

Apalagi tangan mereka yang tak bisa diam membuat ruangan salah satu dari mereka kini seperti kapal pecah. Dan si pemilik ruangan Anya, hanya bisa menatap mereka sambil menggeleng geleng kepala tak mengerti mengapa ia bisa berteman dengan makhluk makhluk tak tahu diri.

"Hatchim!"

"Perasaan lo bersin mulu kayak anak kucing kecebur." Ledek Valerie membuat Anya mendengus sebal dan melemparkan satu bantal yang dipakainya untuk bersandar.

"Gimana enggak! Gue lagi bengek begini lo berdua malah gangguin!" Protes Anya membuat Farah dan Valerie terkekeh.

Seharusnya mereka bertiga ada di sekolah sekarang. Mengerjakan bertumpuk tumpuk tugas dan menjalankan hari mereka seperti biasa.

Tapi entah bagi Farah, kondisi Anya yang memburuk sebuah keberuntungan atau kesialan. Karena berkat Anya yang tak bisa masuk sekolah, Farah akhirnya memutuskan pergi membolos dari sekolah dan pergi ke rumah Anya guna menghindari pertemuan dengan Farel hari ini.

Mendengar dua sahabatnya tak masuk sekolah, Valerie juga memikirkan mengenai dirinya yang enggan melakukan ulangan ekonomi di kelas. Jadi ia memutuskan untuk tak sekolah seperti kedua temannya.

"Lagian lo keujanan doang bisa bengek begini." Ejek Farah kembali melemparkan bantal pada Anya namun berhasil di tangkisnya.

Anya mengambil bantalnya dan menimpuk Valerie sebagai pembalasan karena telah menimpuknya.

Kemudian bisa dengan mudah ditebak aktivitas yang mereka lakukan selanjutnya. Mereka melakukan perang bantal dengan Valerie sebagai orang yang paling sulit ditaklukan dan Anya orang yang paling mudah ditargetkan.

Farah menjadi yang paling sulit diincar karena gesit namun ia terlalu sering terjatuh karena tergelincir dengan all this stuff in this room.

BUAGH

"ASTAGA LER! LO TEMENNYA LAGI BENGEK JUGA!" Pekik Farah kaget ketika melihat Valerie melemparkan satu bantal yang cukup keras ke muka Anya hingga ia terjatuh dari kasur.

"YA AMPUN ANYA MAAF! GUE GA SENGAJA SUMPAH!" Pekik Valerie membuat muka Anya yang sudah tampak lebih buruk dari sebelumnya makin memburuk dan menutup kedua telinganya.

Anya mengangguk tanda memaafkan Valerie namun ia masih terduduk di bawah kasur berusaha menetralisir rasa pusingnya dengan mengerjapkan mata.

Valerie menghampirinya membawa segelas air mineral dengan Farah yang mulai panik. Sungguh, kebiasaan Farah adalah panik tanpa melakukan sesuatu yang berguna.

"Nya, ke rumah sakit aja yuk. Pake mobil gue atu udah buruan." Ucap Farah mengambil jaket biru dongker untuk dirinya.

Ia juga menyambar hoodie abu abu untuk Anya dan melemparnya ke Valerie. Valerie segera menangkapnya dan memaksa Anya memakainya padahal ia terus menggelengkan kepala menolak ke rumah sakit.

Farah membantu Anya bangun, sedangkan Valerie mengambil sweater hitamnya dan segera membuka rumah Anya.

Dan jadilah mereka pergi ke rumah sakit.

...

"Apasih gue tuh cuman sakit biasa! Kenapa harus ke rumah sakit segala sih?" Protes Anya membuat Valerie yang duduk di sebelahnya terkekeh. Sedangkan Farah yang duduk di bangku kemudi mendengus sebal.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang