VII - Hari Panas

95.8K 1.8K 53
                                    

[Mature Contents]

_________________

~Stella Haruno

Gugup? Iya itu yang aku rasakan sekarang. Aku kini berada di dalam long car mewah bewarna hitam, yang biasanya digunakan oleh band The Titans jika sedang berpergian ke suatu acara penting. Di sampingku ada paman Ken, dan satu orang sopir berada di depan. Kami sekarang sedang menuju ke gedung yang akan diadakan konfrensi pers saat ini.

Sehari yang lalu, aku sudah menghafal skenario yang diberikan Mrs.Yun padaku, tentang apa saja yang boleh aku ucapkan dan tidak boleh diucapkan jika wartawan sedang melayangkan banyak pertanyaan kepada kami berdua, terutama pada diriku.

Sebetulnya ini mudah. Aku hanya harus berakting menjadi tokoh utama di dalam sebuah drama, namun karna di masa sekolah dulu aku hanya memainkan peran tak lebih dari seorang pembantu, sekarang membuatku sedikit kuwalahan untuk memerankan sang putri di dalam drama. Terlebih lagi jika ditonton oleh ribuan orang yang sama sekali tak kukenal dan segala pernak pernik tentang kamera dan microphone yang dibawa mereka, pasti akan semakin membuatku gugup dan ketakutan.

Hari ini aku mengenakan gaun warna merah maroon panjang yang cukup ketat, ada belahan nyata yang memanjang dari lutut hingga bawah pergelangan kakiku. Bagian atasnya tertutup rapat berlengan panjang namun di balik punggungku terbuka, sehingga mengekspos kulit putih belakangku dengan sempurna. Untuk tatanan rambut, rambut sebahuku dibiarkan tergerai bebas. Lalu tak luput juga memoleskan make-up yang sedikit tebal di wajahku dan sebagai pelengkap high heels bewarna senada dengan gaunku.

Tampilanku memang terlalu terbuka, namun Mrs.Yun mengatakan jika semua ini dilakukan untuk menutupi usiaku yang sebenarnya.

Aku yang biasanya seperti seekor itik buruk rupa sekarang berubah, menjelma sebagai seorang putri di kisah dongeng yang selalu kubaca waktu kecil dulu.

Dunia entertainment memang sungguh hebat. Pantas saja artis-artis diluaran sana seolah tak menua seperti boneka barbie.

Kulirik dengan hati-hati paras paman Ken yang duduknya hanya berjarak beberapa jengkal denganku. Aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas, karna ia terlalu fokus menatap kearah luar kaca mobil.

Dia mengenakan kemeja bewarna senada dengan gaunku, tanpa ada jas ataupun dasi di kerahnya, dan celana kain hitam untuk kakinya. Rambutnya masih terlihat acak-acakan, kancing di kemejanya juga tidak ia kancingkan dengan rapi. Dan setelah beberapa minggu tinggal bersama paman Ken, akhirnya aku mengerti jika dia bukan type pria yang suka memakai pakaian yang serba rapi, ia lebih suka berpakaian yang terkesan berantakan dan terlihat lebih liar.

Namun, pakaian apa saja yang dikenakannya seakan pas dan terlihat hot jika dia yang memakainya. Mungkin inilah salah satu keajaiban Tuhan ketika ia menciptakan betapa indahnya hambanya.

"Apa?"

Mendengar suara di sebelahku, sontak aku langsung mengedipkan mataku berkali-kali. Tentu saja aku terkejut ketika orang yang sedari kuamati sekarang berbalik memandangku dengan tatapan aneh.

Segera kutundukkan kepalaku, menahan perasaan malu.

Apa yang kau lakukan Stella? Ketahuan mengagumi kesempurnaan paman Ken sungguh membuatku seperti manusia paling tolol di dunia.

Entah kenapa, akibat insiden panas beberapa hari yang lalu bersama paman Ken, membuatku malu luar biasa jika aku tak sengaja bertatapan mata dengannya. Sungguh, aku sangat menyesal telah bertanya pada paman Ken tentang apa itu sex.

*****

"Ja.. jadi itu yang namanya sex?" tanyaku dengan masih nafas terengah-engah.

Rasanya benar-benar aneh, aku seperti dibawa terbang tinggi ke langit tujuh yang indah dan nyaman.

Marriage Season (Dirty!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang