~Ken Candellar
Kulajukan mobil lamborghini-ku yang bewarna hijau ini dengan kecepatan penuh. Semua pandangan tertuju pada mobilku saat ini, aku sedang menuju ke sebuah cafe yang cukup jauh dari pusat kota. Tempat itu adalah tempat langgananku dan Aoi saat kami melakukan pertemuan dulu, dan kali ini aku akan bertemu dengannya sekali lagi.
Kenapa aku menemuinya? Apa aku sudah tidak waras?
Tentu saja aku masih memiliki pikiran yang normal, dan tidak akan peduli lagi dengannya. Aku juga tidak memiliki perasaan apapun dengannya.
Aku bertemu dengannya hari ini karena aku hanya ingin mencari bukti saja kalau wanita itu memang gila. Membuktikan bahwa janin yang ada pada kandungannya itu bukan anakku. Bukan Ken Candellar jika aku takut menghadapi wanita ular seperti dia.
Akan kubuktikan siapa yang akan terjebak dalam permainan ini!
Kuparkirkan mobil sport-ku itu di samping cafe yang cukup kecil ini. Hari ini, aku mengenakan kaos polos bewarna biru, celana jeans biru dongker serta sebuah kemeja bergaris-garis bewarna biru. Tidak luput juga sebuah kacamata hitam dan sebuah topi untuk menyamarkan wajahku dari pandangan publik. Bisa sangat berbahaya jika aku ketahuan oleh para fans atau paparazi disini. Aku bisa mendapatkan gossip tak sedap esoknya. Dan aku tidak ingin mendapatkan ceramah serta amukan dari Mrs.Yun. Membayangkan itu saja sudah membuat kejantananku berdiri. Ahh.. ralat maksutnya bulu kudukku yang berdiri.
Kubuka pintu cafe itu yang terbuat dari kaca tembus pandang. Cafe ini masih bergaya klasik tradisional yang banyak menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu dan bebatuan yang sangat indah. Cafe ini cukup sepi karena terletak di pelosok kota, dan kebanyakan yang datang kemari adalah para orang tua yang usianya sudah menginjak setengah abad.
Kenapa aku dan Aoi memilih cafe ini untuk bertemu?
Tentu saja karena tempat ini indah, nyaman, dan tidak satupun orang disini yang dapat mengenali kami berdua sebagai artis terkenal.
Di ruangan ini, aku hanya dapat melihat dua orang yang duduk cukup berjauhan disini. Satu orang wanita tua berada di tengah-tengah ruangan sembari menikmati teh hangatnya. Sedangkan satu orang lagi berada di ujung ruangan ini. Aku sangat hafal bentuk tubuhnya. Wanita muda itu mengenakan gaun hitam ketat selutut, beserta mantel berbulu yang cukup tebal melekat pada kedua pundaknya. Ia juga mengenakan kacamata hitam sama sepertiku.
Tidak salah lagi itu Aoi!
Dengan perasaan malas kuhampiri Aoi. Kutarik kursi kayu yang berada tepat dihadapannya. Dia tersenyum manis ketika melihatku.
"As usual, you're late by one hour Ken," ujarnya sembari melepas kacamata hitamnya lalu meletakkan kacamata tersebut di atas meja. Ia melipatkan kedua tangannya juga di atas meja. Aku mengedikan bahu acuh, aku memang suka terlambat jika sedang ada pertemuan. Diantara para anggota band The Titans yang lain, akulah pria yang paling malas dan paling molor jika ada pertemuan berlangsung.
"Tak perlu basa-basi. Ada apa kamu ingin bertemu denganku? I'm busy!" kataku datar, namun tegas di akhir kalimat. Jujur saja, aku muak jika harus melihat wajahnya kembali. Namun, justru ini seperti sebuah tantangan yang baru untukku. Aku tidak akan pernah kalah dengan wanita ini!
"Tidak perlu terburu-buru, dear. Kamu mau pesan sesuatu? black coffee for example?" tanya Aoi dengan nada manja khasnya. Aku mendengus kesal serta memutar kedua bola mataku dengan malas. Ternyata wanita ini masih mengingat betul minuman favorite-ku.
"Tidak perlu! Katakan saja apa maumu sekarang, atau aku akan pergi. Kamu tahu bukan, aku bukan pria yang suka membuang-buang waktuku begitu saja!" sinisku, menatapnya begitu tajam setelah melepas kacamata hitamku dan menggantungkannya pada bagian atas kaosku. Aoi tersenyum lagi, kini ia mulai menyandarkan punggungnya ke belakang kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Season (Dirty!!)
Chick-Lit( DANGER 18++ ) "Baca kontraknya dengan teliti!" Aku mulai membaca tulisan yang ada pada kertas ini. 'No.7 Sex kapan saja dimana saja jika dibutuhkan.' Keningku berkerut dalam. "Apa maksud dalam tulisan ini? Dan apa itu sex?" tanyaku polos Dia mengg...